Friday, September 28, 2007

Electro Engineering


Nama : I Gede Suputra Widharma, ST, MT
Alamat : Banjar Serongga Kelod, Desa Serongga, Gianyar, Bali
: Lingkungan Kertha Bhayangkara, Jl Bhayangkara 15, Amlapura, Bali
: Lingkungan Banjar Seseh, Jl Tukad Buaji Gg। Lotus 21, Denpasar Bali
Kantor : Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bali, Bukit Jimbaran, Badung, Bali
: LBB Widya Gama, Jl. Tukad Buaji
: Jurusan Elektro Biomedik, STITNA, Jembrana, Bali

Sunday, January 21, 2007

Mikroprosesor

Anda tidak sendirian atau tidak berdaya. Kekuatan yang mengatur bintang dilangit, bersama anda juga. (Shrii Shrii Anandamurti) 

 BAB I PENDAHULUAN 

 I.1. Latar Belakang 
 Mikroprosesor mulai berkembang sejak ditemukannya teknologi rangkaian terpadu (integrated circuit) sekitar tahun 1960. Mikroprosesor pertama (mikroprosesor 4-bit) mulai diperkenalkan sekitar tahun 1971, kemudian disusul oleh generasi-generasi berikutnya yang semakin hari semakin kompleks saja. Komputer pribadi yang kita kenal sekarang ini merupakan suatu sistem berbasis mikroprosesor, yaitu suatu sistem yang dikembangkan berdasar pada mikroprosesor. Dewasa ini, mikroprosesor semakin mendapat tempat dalam kehidupan kita. Mikroprosesor di dalam sistem komputer digunakan untuk mengerjakan berbagai hal, mulai dari keperluan mengetik, mengolah data, membuat desain (rancangan), dan lain-lain. Selain itu, mikroprosesor juga dapat digunakan pada rangkaian kontrol elektronik untuk mengendalikan berbagai peralatan. Hidup matinya pompa air, gerakan lift pada bangunan bertingkat, sistem keamanan suatu gedung, sampai alat-alat produksi di industri-industri dapat dikendalikan dengan memanfaatkan mikroprosesor. Mikroprosesor, sebagai ”otak” dari sebuah komputer, mengorganisasikan semua operasi yang terjadi di dalam komputer. Operasi-operasi perpindahan data, operasi aritmatika dan logika, dan pengendalian seluruh sumber daya dikendalikan oleh mikroprosesor. Operasi-operasi internal komputer dapat disusun sedemikian rupa untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu. Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut, perlu dilakukan pemrograman terhadap mikroprosesor. 
Selengkapnya dapat diperoleh pada http://igedesuputrawidharma.s5.com/microprocessor_general. A. Pengertian Mikroprosesor (mP) Apa itu rangkaian terpadu (IC) ? Sebuah alat yang memadukan rangkaian beberapa komponen elektronik dalam satu kemasan. Jumlah komponen logika, khususnya transistor, bisa berkisar antara 2 sampai lebih dari 100.000 buah. Pemaduan skala besar (= large scale integration, LSI) menunjukkan teknologi baru yang memadukan ribuan transistor pada satu rangkaian terpadu. Apa yang dimaksud serpih atau chip ? Kepingan silikon kecil berbentuk persegiempat pada mana hampir semua rangkaian terpadu diimplementasikan. Apa yang dimaksud CPU (Central Processing Unit) ? 
Unit pemroses pusat (CPU) terdiri dari dua unit yaitu : 
1. Unit pengendali (CU), berfungsi mengambil, mendekode dan melaksanakan urutan instruksi sebuah program yang tersimpan dalam memori. Unit ini mengatur urutan operasi seluruh sistem. 
2. Unit aritmatika dan logika (ALU), memiliki fungsi melaksanakan operasi aritmatika dan logika untuk data yang melaluinya. Fungsi aritmatika : penjumlahan dan pengurangan. Operasi logika : AND, OR dan pergeseran. 
Jadi, mikroprosesor dapat didefinisikan : 
sebuah komponen LSI yang mengimplementasikan fungsi-fungsi sebuah unit aritmatika dan logika ditambah unit pengendalinya pada satu serpih. Disamping itu, di dalam mikroprosesor juga terdapat sejumlah register. Enam teknologi utama yang digunakan untuk membuat peralatan MSI dan LSI : 
1. Teknologi PMOS Digunakan dalam beberapa pemakaian industri dan militer untuk mencapai kerapatan yang sangat tinggi. 
2. Teknologi NMOS Umumnya dipakai untuk mikroprosesor standar. 
3. Teknologi CMOS Digunakan pada pemakaian yang membutuhkan portabilitas. 
4. Teknologi Bipolar (TTL, ECL, IIL) Digunakan untuk peralatan berkecepatan tinggi. 
5. Teknologi CCD (charge-coupled devices) 
6. Teknologi-teknologi lainnya : - memori gelembung (bubble memories) - MNOS (metal nitride oxide semiconductor) - DMOS (double-diffused MOS) - VMOS B. Jenis-jenis mP dan Perkembangannya 
1. Mikroprosesor 4-bit Tahun 1971, Intel memperkenalkan mikroprosesor pertama, mikroprosesor 4-bit, bernama Mikroprosesor 4004. Pada masa sekarang, mikroprosesor ini sangat primitif, karena hanya memiliki 4096 alamat, masing-masing 4-bit memori. Mikroprosesor ini memiliki 45 buah instruksi yang berbeda. 
 2. Mikroprosesor 8-bit Pada akhir tahun 1971, Intel memperkenalkan mikroprosesor 8-bit pertama yaitu mikroprosesor 8008. Memori yang lebih besar (16 K x 8-bit) dan jumlah instruksi yang lebih banyak (48 instruksi). Pada tahun 1973, Intel memperkenalkan mikroprosesor 8080, mikroprosesor 8-bit modern yang pertama. Versi yang lebih baru dari 8080 yaitu 8085, yang diperkenalkan Intel pada tahu 1977. Pada masa ini, perusahaan mikroprosesor Zylog memperkenalkan Z-80 sebagai mikroprosesor 8-bit. 
 3. Mikroprosesor 16-bit Pada tahun 1978, Intel melepas mikroprosesor 8086-nya dan kira-kira setahun kemudian melepas 8088 ke pasaran. Kedua mikroprosesor ini adalah mikroprosesor 16-bit, kapasitas alamatnya 1M x 8-bit Versi dari 8086 yang lebih canggih yaitu 80186. Versi terakhir dari 8086 adalah 80286, yang memiliki alamat memori sebesar 16 MB. 
4. Mikroprosesor 32-bit Dua versi mikroprosesor 32-bit yaitu 80386 dan 80486. Kecepatan clock yang lebih tinggi menjadi kelebihan mikroprosesor ini. Ruang memorinya 4GB. Untuk selanjutnya mikroprosesor selalu mengalami perkembangan yang begitu pesat, hingga sekarang sudah umum kita menggunakan Pentium IV dengan kecepatan clock-nya yang begitu tinggi. 

C. Keuntungan-keuntungan mikroprosesor 
Mikroprosesor sedang menggantikan elektronika lama dalam hampir tiap bidang yang menyangkut program atau pengendalian otomatis. Tiga keuntungan pokok menggunakan mikroprosesor adalah : Lebih sedikit komponen Sejumlah kecil komponen yang diperlukan oleh sistem mikroprosesor mengakibatkan beberapa keuntungan : - volume fisik menyusut dan miniaturisasi sistem, sering mengakibatkan kemudahan dibawa-bawa, portabilitas. - konsumsi catu daya menurun - pembuangan daya berkurang - keandalan bertambah sebab jumlah komponen lebih sedikit Biaya lebih rendah Kemampuan diprogram Keuntungan pokok pemrograman adalah penyederhanaan desain, mempersingkat waktu pengembangan dan memungkinkan perubahan yang mudah. Singkatnya, keyboard mengambil alih alat patri dan perlengkapan pengembangan pemrograman yang tangguh dipakai sebagai ganti perangkat keras pembantu meneliti jalannya program (debuging) yang rumit. D. Sistem bilangan Dalam mempelajari mikroprosesor, sistem bilangan harus dipahami sebab proses dalam mikroprosesor dilakukan dalam biner dan instruksi yang diberikan pada mikroprosesor dalam heksadesimal sedangkan kebiasaan kita sehari-hari adalah sistem desimal. Operasi-operasi mengenai sistem bilangan sudah banyak dibahas pada mata kuliah teknik digital semester sebelumnya. 

I.2. Sistem Minimum 

Pada umumnya sistem minimum mikroprosessor terdiri atas perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) · Perangkat keras : - CPU - ROM - RAM - Input dan Output unit - Perangkat penunjang seperti decoder, clock, buffer, latch, tranceiver · Perangkat lunak (materi ini akan dibahas lebih lanjut pada Handout Sistem Mikroprosessor II) 

1.3. Soal dan Pertanyaan 
1. Apa yang dimaksud dengan mikroprosessor? 
2. Apa yang dimasud dengan istilah: Mikroprosesor sebagai mikrokomputer? 
3. Apa yang dimasud dengan istilah: Mikroprosesor sebagai minimum sistem? 
4. Jelaskan sejarah perkembangan mikroprosesor dan lengkapi dengan kapasitas kemampuannya? 

Waktu yang terlewati dengan tetesan keringat, tidak akan berlalu dengan sia-sia 
(Hj.Megawati Soekarnoputri) 

 BAB II CENTRAL PROCESSING UNIT 

 A. Arsitektur mikroprosesor Mikroprosesor generasi ketiga yang pertama adalah Z-80 dan 8085, diperkenalkan pada April 1976. Dengan mempergunakan proses pembuatan CMOS saluran-N, beban modus pengosongan, hanya catu daya + 5 volt yang diperlukan mikroprosesor tersebut. Hanya satu pewaktu + 5 volt di luar mikroprosesor yang diperlukan dikemas dalam DIP dengan 40-penyemat. Z-80 dan 8085 mempunyai saluran-saluran alamat 16 buah sehingga mampu berhubungan dengan memori sebesar 64KB. Z-80 dan 8085 juga mempunyai bus data dua arah 8-bit. 
 Di dalam mikroprosesor terdapat register-register, adapun fungsinya sebagai berikut : ¨ Program Counter Program counter adalah register yang berfungsi untuk menahan lokasi atau alamat (address) untuk instruksi berikutnya. ¨ Instruction register Instruction register bertugas manahan instruksi untuk didecode. Proses decode ini sesuai dengan kata-kata kode instruksi yang dimengerti oleh mikroprosesor, sedemikian rupa sehingga mikroprosesor dapat melakukan instruksi tersebut. ¨ Accumulator Accumulator adalah register temporer yang berfungsi untuk melakukan operasi-operasi aritmatika dan logika, misalnya penjumlahan. ¨ Index Register Index register merupakan register pembantu accumulator. Register ini digunakan untuk menyimpan hasil sementara accumulator. ¨ Status Register (Flag) Digunakan untuk mengetahui kondisi mikroprosesor. ¨ Arithmetic and Logic Unit Suatu unit di dalam mikroprosesor untuk mengadakan perhitungan dan manipulasi data. 

SISTEM BUS NOISE IMMUNITY 
Dalam suatu sistem mikroprosesor terdapat 3 type bus, yaitu : Type Description Example 1 One transmitter, many receivers Address bus 2 One receiver, many transmitter CPU control line (WAIT, INT, etc.) 3 Many transmitters and receivers Data bus Supaya suatu sistem bus dapat bekerja, harus memenuhi syarat-syarat : VOH > VIH dan VOL < VIL Selisihnya disebut sebagai noise immunity. Tabel Logic level TTL, LSTTL dan CMOS Description TTL LSTTL CMOS VOH Tegangan output logic 1 2,4 volt 2,7 volt 4,6 volt VOL Tegangan output logic 0 0,4 volt 0,5 volt 0,4 volt VIL Tegangan input logic 0 0,8 volt 0,8 volt 1,5 volt VIH Tegangan input logic 1 2,0 volt 2,0 volt 3,5 volt IIL Arus input logic 0 - 1,6 mA - 0,4 mA - 1 mA IIH Arus input logic 1 40 mA 20 mA 1 mA IOH Arus output logic 1 - 400 mA - 400 mA - 360 mA IOL Arus output logic 0 16 mA 8 mA 0,36 mA 

Contoh 
1 : Asumsikan suatu gerbang TTL 7400 men-drive suatu line dengan sebuah gerbang 74LS04. Hitung noise immunitynya? 
Jawab : VOH 7400 = 2,4 volt VIH 74LS04 = 2,0 volt Jadi logic 1 level noise immunitynya = 2,4 – 2,0 = 0,4 volt Contoh 
2 : Hitung jumlah gerbang 74LS04 sebagai receiver yang dapat di-drive oleh transmitter 7400 
Jawab : 
Untuk logic 1, 74LS04 memerlukan arus 20 mA per input sedangkan 7400 mampu men-supplay arus 400 mA Jadi 7400 dapat men-drive 400/20 = 20 74LS04 receiver
Untuk logic 0, 74LS04 memerlukan arus 0,4 mA per input sedangkan 7400 mampu men-supplay arus 16 Ma Jadi 7400 dapat men-drive 16/0,4 = 40 74LS04 receiver Sehingga batas maksimum gerbang 74LS04 yang dapat di-drive oleh 7400 = 20 gerbang. 

Terdapat 3 tipe bus, yaitu : Ø Type 1 Bus Bus type ini bersifat satu arah yang berfungsi untuk menambah fan-out. Karakteristik dari bus type 1 ini adalah terdiri dari satu pengirim dan beberapa penerima. Bus type 1 ini contohnya digunakan pada bus alamat sistem mikroprosesor. IOH Z-80 = 250 uA IOL Z-80 = 1,8 mA Apakah rangkaian berikut perlu buffer? Ø Type 2 Bus Bus type 2 ini mempunyai beberapa pengirim tetapi memiliki hanya satu penerima. Contoh pemakaian bus type 2 ini adalah pada CPU control line (WAIT, INT, dll) Ø Type 3 Bus Bus type ini bersifat dua arah (bidirectional) dimana terdapat beberapa pengirim dan beberapa penerima. Pada bus data terdapat type bus seperti ini. Fungsi masing-masing bus dalam mikroprosesor 
 1. BUS DATA Bus data dimanfaatkan oleh mikroprosesor untuk menerima data dari luar dan untuk mengeluarkan data ke perangkat-perangkat di luarnya (bus untuk lalu lintas data dari dan ke mikroprosesor). Kebanyakan mikroprosesor memiliki sifat bus data dua arah (bidirectional). 
 2. BUS KONTROL Digunakan untuk mengontrol perangkat-perangkat di luar mikroprosesor seperti memori (RAM dan ROM), dan peralatan input/output. 
 3. BUS ALAMAT Address bus merupakan jalur untuk menggapai alamat komponen di luar mikroprosesor, misalnya menggapai suatu chip memori sehingga memori tersebut dapat ditulisi atau dibaca datanya oleh mikroprosesor tersebut. Jumlah jalur pada address bus menentukan jumlah alamat yang berbeda yang dapat dihubungi oleh mikroprosesor. Arah aliran data address bus adalah satu arah (unidirectional), yaitu dari mikroprosesor menuju komponen di luar mikroprosesor. Dalam menghasilkan ke tiga fungsi BUS tersebut, mikroprosessor membutuhkan Buffer, Transceiver, dan Latch. 

BUFFER & TRANCEIVER 
 Buffer adalah suatu penguat yang dapat digunakan untuk menaikkan kemampuan menggerakkan saluran sinyal mikroprosesor. Buffer dengan keluaran tri-keadaan dapat pula digunakan untuk melakukan isolasi secara listrik antara bagian-bagian dari sistem mikroprosesor. Suatu pemakain yang penting dari buffer adalah dalam pintu masukan (input port). Dalam pemakaian ini, buffer bekerja untuk mengisolasikan data masukan dari bus data dari mikroprosesor, sampai data masukan diminta oleh mikroprosesor. Gerbang-gerbang logika dapat digunakan untuk mengetahui suatu permintaan untuk masukan dari suatu pintu tertentu dan untuk menjalankan sinyal strobe masukan. Untuk mikroprosesor Z-80, sinyal IORQ dan sinyal RD keduanya menjadi logika nol digunakan untuk menunjukkan suatu permintaan masukan. Saluran-saluran mikroprosesor dua arah dapat di-buffer dengan pengerak dua arah (bidirectional drivers = tranceiver). Suatu pengerak dua arah dapat dibentuk dari dua buffer tri-keadaan yang dihubungkan masukan dan keluarannya dan dengan satu inverter yang dihubungkan di antara kedua saluran enable yang akan menjamin bahwa pada setiap saat hanya satu enable yang bekerja. Buffer (penyangga) merupakan rangkaian logika yang digunakan untuk memperkuat sinyal. Buffer diaplikasikan pada berbagai bus satu arah sehingga bus dapat disalurkan ke berbagai rangkaian. Beberapa buffer yang ada antara lain: 74 240, 74 241, 74 244, dan masih banyak banyak lagi. Salah satu IC penyangga adalah 74LS244. IC ini dilengkapi dengan masukan dan keluaran 8 bit. Sinyal masukan antara lain: 1A1 – 1A4, 2A1 –2A4. Sinyal keluaran antara lain: 1Y1 – 1Y4, 2Y1 – 2Y4. Sedangkan masukan 1G dan 2G merupakan masukan enable. Untuk mengaktifkan buffer 74LS244, masukan enable 1G dan 2G harus diberi logika rendah. Pemberian logika tinggi pada masukan enable ini akan menaruh keluaran pada impedansi tinggi. Transceiver merupakan piranti untuk mengirim / menerima sinyal dan memperkuat sinyal. Transceiver diaplikasikan pada berbagai bus dua arah sehingga bus dapat disalurkan ke berbagai rangkaian. Beberapa transceiver yang ada antara lain: 74 242, 74 243, 74 245, dan masih banyak lagi. Salah satu IC transceiver adalah 74LS245. IC ini mampu mengirimkan dan menerima 8 bit sinyal, sesuai dengan logika yang diberikan pada masukan DIR dan . Bila berlogika rendah, maka transceiver akan menyalurkan data sesuai dengan keadaan logika DIR. Bila DIR berlogika tinggi, maka data pada sisi A akan menuju sisi B. Sebaliknya bila DIR berlogika rendah, maka data pada sisi B akan menuju sisi A. Kedua sisi A dan B akan diisolasi bila berlogika tinggi. 
LATCH 
Seringkali dalam sistem-sistem mikroprosesor, informasi dapat muncul dalam bus mikroprosesor yang harus disimpan untuk digunakan oleh sistem kemudian. Informasi dikirimkan ke suatu pintu keluaran misalnya, mungkin perlu disimpan untuk beberapa saat setelah dialihkan ke bus mikroprosesor. Dalam keadaan seperti itu suatu penahan (latch) dapat digunakan. Latch merupakan piranti yang mampu menyimpan keadaan logika. Pada prinsipnya latch dibentuk dari sekumpulan flip-flop. Latch atau gerendel memiliki sekumpulan penyemat masukan, penyemat keluaran dan serta penyemat kendali. Latch banyak digunakan pada bus searah yang menyalurkan sinyal sesuai dengan kondisi sinyal kendali. Berbagai tipe Latch yang ada antara lain : 74 373, 74 374, 74 377, 74 364 dan masih banyak lagi. IC 74LS373 merupakan salah satu latch 8 bit transparan yang berarti bila penyemat kendali enable (G) sedang tinggi, maka keluaran – keluaran Q akan mengikuti masukan – masukan D. Bila enable (G) rendah, maka logika pada keluaran – keluaran Q akan tergerendel / terkunci sesuai dengan logika terakhir sebelum enable(G) diubah menjadi rendah. Penyemat OC (Output Control) digunakan untuk mengendalikan kerja latch sesuai dengan tabel berikut. 

E. SISTEM CLOCK mP Sinyal-sinyal pewaktu dalam sistem mikroprosesor berupa gelombang-gelombang yang digunakan utuk menyerempakkan operasi seluruh sistem. Beberapa mikroprosesor mempunyai osilator di dalamnya untuk membangkitkan sinyal pewaktu, mikroprosesor ini hanya memerlukan satu komponen pewaktu di luar. Mikroprosesor-mikroprosesor yang lain tidak mempunyai osilator di dalamnya, dan memerlukan rangkaian osilator yang rumit di luarnya untuk menghasilan bentuk gelombang pewaktu. 

F. SISTEM RESET mP Sinyal reset diperlukan supaya mikroprosesor mengerjakan programnya dari awal, seperti pada awal mula mikroprosesor diberikan catu daya. 

Ilmu tanpa agama adalah buta, Agama tanpa ilmu tidak akan kemana-mana (Albert Einstein) 

BAB III MEMORI UNIT 

Semua sistem mikroprosesor memerlukan memori supaya dapat berfungsi. Program mikroprosesor disimpan dalam memori ini, demikian pula setiap data yang diperlukan. Dalam beberapa kasus, semua memori yang diperlukan berada dalam serpihan itu sendiri. Akan tetapi seringkali tambahan memori yang diperlukan berada di luar mikroprosesor. Dua jenis memori yang berbeda dapat digunakan dalam suatu sistem mikroprosesor, yaitu : (1) volatil (mudah “menguap”) dan (2) nonvolatil (tak mudah “menguap”). Memori volatil mempunyai ciri bahwa sekali daya diambil daripadanya, informasi yang disimpan di dalamnya akan hilang. Sebaliknya isi dari memori nonvolatil tidak hilang apabila daya diambil darinya. Read-only Memori (ROM) adalah suatu contoh dari memori non-volatil yang mengandung informasi tetap yang tidak berubah atau susah untuk diubah. Random-access Memory (RAM) merupakan jenis memori yang volatil. Lengkapnya pada http://igedesuputrawidharma.s5.com/microprocessor_memory. 
A. ROM (Read Only Memory) Read Only Memori (memori hanya untuk dibaca) adalah suatu jenis memori yang paling sederhana. Memori ini ekivalen dengan sekelompok register, dan masing-masing register dapat menyimpan sebuah kata secara permanen. Dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat membaca suatu kata dari lokasi memori yang mana saja. (membaca berarti membuat isi lokasi memori muncul pada terminal-terminal keluaran ROM). Dengan sebuah ROM, kita harus mengirimkan kepada pabrik daftar data yang akan disimpan dalam lokasi memori berbeda dalam ROM. Atas dasar ini pabrik membuat masker yang akan dipakai dalam produksi ROM secara besar-besaran. PROM Programmable ROM memberi keleluasaan kepada pemakai untuk menyimpan data. Sebuah PROM dapat melakukan penyimpanan dengan pembakaran. Dengan pemrograman PROM, seorang pemakai dapat memasukkan program dan data melalui pembakaran tersebut. Sekali hal ini dilakukan, pemrograman tersebut akan bersifat permanen. Dengan kata lain, isi yang tersimpan tidak dapat dihapuskan. EPROM Erasable PROM menggunakan MOSFET sebagai komponen-komponennya. Data disimpan dengan memakai pemrogram PROM. Selanjutnya data dapat dhapus dengan sinar ultraviolet. Sinar itu dilewatkan melalui jendela kemasan IC menuju ke serpih. Dengan ini akan terjadi pembebasan muatan-muatan tersimpan pada MOSFET. Efek yang ditimbulkan berupa penghapusan isi yang tersimpan. Dengan kata lain, EPROM adalah ROM yang dapat dihapus dengan sinar ultraviolet dan dapat diprogram kembali secara listrik. EPROM sangat membantu dalam desain dan pengembangan. Ini memungkinkan pemakai untuk menghapus dan menyimpan sesuatu sampai akhirnya dihasilkan program dan data yang telah disempurnakan. Ada 2 jenis EPROM yang biasa dipakai yaitu UVEPROM (Ultra Violet EPROM) dan EEPROM (Electricity EPROM). 

B. RAM (Random Access Memory) RAM digolongkan sebagai memori statik atau memori dinamik. Dalam memori dinamik, informasi disimpan sebagai muatan dan memori ini menghilang apabila tidak “disegarkan lagi” (refreshed). Suatu rangkaian penyegar di luar memori diperlukan apabila menggunakan RAM dinamik. Memori statik, di pihak lain tidak memerlukan rangkaian penyegar seperti itu, oleh karena informasi disimpan dalam flip-flop yang ditahan. Walaupun memori dinamik memerlukan suatu rangkaian penyegar di luarnya, harganya lebih murah daripada memori statik dan memerlukan daya lebih sedikit. 
Ada 2 jenis RAM yang biasa dipakai yaitu DRAM (Dynamic RAM) dan SRAM (Static RAM). 

C. RUANG MEMORI Informasi disimpan dalam memori pada suatu kumpulan lokasi memori. Masing-masing lokasi memori mengandung satu kata memori. Ukuran dari kata memori ditentukan oleh lebar lintasan data dari mikroprosesor. Suatu mikroprosesor 8-bit, misalnya memerlukan setiap lokasi memori mengandung suatu kata data 8-bit atau byte. Akan tetapi organisasi memori yang berbeda akan digunakan untuk suatu mikroprosesor 4-bit, yaitu demikian sehingga setiap lokasi memori mengandung kata 4-bit atau nibble. Setiap lokasi memori mempunyai suatu alamat memori yang tertentu. Alamat ini akan ditentukan dengan menggunakan notasi heksadesimal. Sebelum membaca atau menulis pada suatu lokasi memori, mikroprosesor harus terlebih dahulu memilih address memori yang dikehendaki. Seluruh kumpulan dari lokasi memori suatu mikroprosesor yang dapat dihubungi atau dicapai disebut ruang memori. Untuk sebuah mikroprosesor dengan bus alamat 16-bit, lokasi memori yang paling rendah pada alamat 0000, sedangkan lokasi memori yang tertinggi ada pada alamat FFFF. Dalam Memory Modul terdapat pendekodingan Memory yang berhubungan erat dengan kapasitas CPU, kapasitas Memory, dan ruang Memory. Hal ini dikenal dengan Memory Map. Salah satu contoh memory map ditunjukkan pada gambar berikut, terlihat adanya 3 IC Memory yang dipakai yaitu ROM 27128, ROM 27256 dan RAM 6264. 0000-3FFF H ROM 27128 16 KBytes 4000-AFFF H ROM 27256 32 KBytes B000-B7FF H RAM 6264 8 KBytes B800-FFFF H zone bit 8 KBytes Dari Memory map ini terlihat bahwa map terdiri atas 3 kolom yaitu kolom alamat memory, kolom jenis memory (IC) dan kolom kapasitas memory. Pada contoh tampak bahwa kapasitas memory terisi 56 Kbytes dari penuhnya 64 Kbytes (bila prosesornya adalah 8085). Sisa antara kapasitas CPU dan memory disebut dengan zone bit, dimana pada contoh diatas sebesar 8 Kbytes. Pendekodingan Memory membutuhkan peralatan yang disebut dengan Dekoder. Decoder merupakan rangkaian logika yang digunakan untuk mengkodekan. Decoder diaplikasikan pada bus alamat (address bus) sehingga berbagai rangkaian pendukung mikroprosesor (input/output) dapat dialamati. Decoder dapat disusun dari gerbang-gerbang dasar (Not, AND, OR) atau berupa IC decoder dalam satu kemasan. Beberapa decoder yang ada antara lain: 74 138, 74 139, 74 154, 74 155, 74 156 dan masih banyak lagi. Salah satu IC decoder adalah 74LS138. IC ini dilengkapi dengan masukan 3 bit dan keluaran 8 bit. Sinyal masukan antara lain: A,B dan C. Sinyal keluaran antara lain: Y0 s/d Y7 aktif rendah. Sedangkan masukan G1 dan G2 merupakan masukan enable. Untuk mengaktifkan dekoder 74LS138, masukan enable G1 harus diberi logika tinggi dan G2 harus diberi logika rendah. Pemberian logika ini pada masukan enable akan mengaktifkan salah satu keluaran. Decoder merupakan rangkaian logika yang digunakan untuk mengkodekan. 
Decoder diaplikasikan pada bus alamat (address bus) sehingga berbagai rangkaian pendukung mikroprosesor (input/output) dapat dialamati. Decoder dapat disusun dari gerbang-gerbang dasar (Not, And, Or) atau berupa IC decoder dalam satu kemasan. Beberapa decoder yang ada antara lain: 74 138, 74 139, 74 154, 74 155, 74 156 dan masih banyak lagi. Gerbang logika dapat disusun membentuk suatu rangkaian yang memberikan logika keluaran dengan kombinasi masukan tertentu. Logika keluaran inilah yang digunakan untuk mengaktifkan sistem memori ataupun input-output dalam suatu sistem mikroprosesor. Gerbang logika yang digunakan dapat berupa gerbang AND dan NOT atau NAND. Dalam IC 74LS08 terdapat 4 buah gerbang AND dua masukan dan IC 74LS04 terdapat 6 buah gerbang NOT (pembalik). Bentuk dari pendekodingan memory dengan contoh memory map diatas dan menggunakan decoder 74LS138 adalah sebagai berikut: ROM ROM RAM Dekoder 74LS138 disini menggunakan 4 keluarannya yang masing-masing mampu mengakses memory dengan kapasitas 16 Kbytes. Dengan kondisi demikian maka untuk ROM 27128 dapat langsung dicatu decoder. Sedangkan ROM 27256 harus dicatu dengan 2 keluaran decoder yang dimultipleksing dengan bantuan gerbang logika NAND. RAM 6264 dapat langsung dicatu decoder juga karena kapasitas memorynya yang lebih kecil dari keluaran decoder. ROM yang dipakai disini bisa jenis UVEPROM (Ultra Violet EPROM) atau EEPROM (Electricity EPROM), sedangkan untuk RAM yang dipakai disini adalah jenis SRAM (Static RAM). Untuk DRAM (Dynamic RAM) membutuhkan pendekodingan khusus dengan decoder yang berbeda yaitu IC 8284 yaitu IC interface dengan kemampuan mencatu RAM Bank. Pada IC ini terdapat fasilitas Row (RAS) dan Column (CAS) yang dipakai untuk mencatu tiap RAM pada RAM Bank baik dari sisi baris maupun kolomnya. Untuk lebih jelasnya dapat melihat http://igedesuputrawidharma.s5.com/DRAM. 

Dia yang tidak pernah menderita, hanya sekedar hidup. Dia yang tidak pernah gagal, tidak pernah berusaha. Dia yang tidak pernah menangis, tidak tahu arti tertawa sebenarnya (Diego Maradona) 

BAB IV INPUT/OUTPUT 

Fungsi utama dari bagian Input/Output adalah untuk menjalin komunikasi antara peripheral dengan sistem komputer. Sesuai dengan namanya, maka bagian ini memiliki dua fungsi yang bersifat bolak-balik yang pertama yaitu untuk membaca data dari peripheral ke dalam komputer. Pada saat pembacaan data, bagian inimenginterpretasikan sinyal masukan, menahannya secara sementara sampai data dapat ditempatkan dalam memori. Fungsi yang kedua adalah mentransmisikan hasil olahan komputer ke bagian peripheral yang dikehendaki. Dalam menjalankan fungsinya, Input Output Unit memerlukan komponen penunjang, antara lain decoder dan interface. Dekoder Seperti halnya memory, pada bagian Input Output ini juga membutuhkan decoder yang dipakai untuk mendekoding komponen-komponen Input Output. Dengan demikian perancangannya juga membutuhkan Input Output Map, yaitu pengalamatan tiap komponen pendukungnya. Piranti yang biasa dipakai sebagai decoder I/O unit adalah IC 74LS138, 74LS139, 74LS155 serta gerbang logika. Untuk kharakteristik decoder dapat dilihat pada Bab II tentang Memory Modul. Sedangkan bentuk pengalamatannya sedikit berbeda tergantung Komponen yang dicatu. Komponen yang paling sering dipakai untuk mendukung Input Output Unit adalah Interface yaitu PPI 8255. PPI 8255 PPI yaitu Peripheral Programmable Interface adalah interface yang bisa diprogram dan memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan sebagai input maupun output ataupun dua-duanya. Pada kesempatan ini hanya diulas secara garis besar tentang PPI. PPI memiliki 3 port 8 terminal yaitu port A, B dan C (port C dapat terbagi atas 2 yaitu port C upper 4 terminal dan port C lower 4 terminal). Masing-masing port ini dapat berfungsi sebagai Input atau Output, termasuk port C upper dan lower difungsikan sama atau beda. Fungsi ini terbentuk dari kondisi data bus yang deprogram/dirancang. Seperti contoh dibawah Data Bus dirancang untuk data 9AH. Hal ini dikenal dengan istilah CWD (Control Word). Maka dapat dipilah fungsi port A, B, C upper dan C lower. D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 1 0 0 1 1 0 1 0 D7 adalah mode aktif berlogika 1 menunjukkan PPI dalam kondisi aktif. D6 dan D5 menunjukan mode operasi PPI yaitu mode 0, mode yang dipakai untuk mengfungsikan PPI sebagai Interface Input Output. D4 adalah menunjukkan kondisi fungsi port A, 1 berarti port A sebagai port input. D3 adalah menunjukkan kondisi fungsi port C lower, 1 berarti port C lower sebagai port input. D2 menunjukan mode operasi PPI yaitu mode 0, jadi sesuai dengan kondisi D6 dan D5, mode yang dipakai untuk mengfungsikan PPI sebagai Interface Input Output. D1 adalah menunjukkan kondisi fungsi port C upper, dengan kondisi 1 berarti port C upper sebagai port input. D0 adalah menunjukkan kondisi fungsi port B, 1 dengan kondisi 0 berarti port B sebagai port output. Sedangkan pengalamatan PPI disesuaikan dengan keinginan perancangnya, baik pengalamatan port A, B, C dan CWR (Control Word Register). Contoh: Pengalamatan Input Output Unit dengan PPI 8255 dan decoder 74LS138. Sedangkan CWDnya 89H. Pengalamatan port A yaitu 80 H , port B 81 H , port C 82 H dan CWR yaitu 83 H. Maka dapat dibuat pendekodingannya yaitu: D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 1 0 0 0 1 0 0 1 Jadi port A sebagai output, port B sebagai output dan port C upper dan lower sebagai output. Sedangkan pengalamatannya yaitu: ALAMAT A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 Port 80 1 0 0 0 0 0 0 0 A 81 1 0 0 0 0 0 0 1 B 82 1 0 0 0 0 0 1 0 C 83 1 0 0 0 0 0 1 1 CWR Dengan ini maka dapat dibuat pendekodingannya, yaitu: A7-A5 dihubungkan ke terminal masukan dekoder. A4-A2 dihubungkan ke terminal enable decoder. A1-A0 dihubungkan ke A0 dan A1 dari PPI. 

Berikan padaku, 10000, ya 1000 laki laki kuat perkasa, aku mampu meratakan semeru. Berikan padaku, 100, ya 10 generasi muda yang patriotis dan nasionalis, aku mampu menggemparkan dunia. (Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia) 

BAB V PENUTUP 

5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dari Bab I hingga Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Mikroprosesor terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak Perangkat utama mikroprosesor adalah CPU, Memory unit dan Input Output unit. Perangkat penunjang dari mikroprosesor yaitu decoder, clock, buffer, latch, transceiver, dan PPI 8255 Peta pengalamatan sangat diperlukan dalam membuat memory unit dan Input Output unit. 5.2 Saran Sebaik-baiknya handout ini masih banyak kekurangan. Dengan penambahan dana handout, yakin bisa terselesaikan dengan lebih sempurna baik dari data, gambar maupun narasi. 

Impikan yang berani anda impikan, lakukan yang berani anda lakukan, jadilah apa yang berani anda inginkan (Suputra dan Network21) 

DAFTAR PUSTAKA 

Fauke, Janie, Dooling Dave. 1998: Engineering Tomorrow, 3rd edition, IEEE Press Co.ltd, Washington Handbook Microprocessor Intel Malvino Albert Paul, Leach Donald, Irwan Wijaya, 1994: Prinsip-Prinsip dan Penerapan Digital, Penerbit Erlangga, Jakarta Millman Jacob, Susanto, 1996: Mikroelektronika, Sistem Digital dan Rangkaian Analog, Penerbit Erlangga, Jakarta Menken M. Julius Victor, 1994: Crystal Growth, Characterization and some physicaly Properties, Amsterdam Rashyd. 2000: Microelectronics, Device and System, McGraw-Hill, NewDelhi Russel J Stuart, Peter Norvig, 1995: Artificial Intelligence A Modern Approach, Prentice Hall International, Inc, New Jersey Uffenbeck Jeff, 1998: Microprocessor and Microcontroller System, McGraw-Hill, NewDelhi WWW.Suputramicroprosessor.blogspot.com/8085.html



Fotoku dengan Rekan-rekan Elektro Politeknik Negeri Bali

I'm in middle and the tallest.
Can You see me?

Wednesday, September 13, 2006

Antara Tri Hita Karana dan Devisa bagi Negara

ANTARA TRI HITA KARANA DAN DEVISA NEGARA
I Gede Suputra Widharma

Pura adalah bagian yang tak terpisahkan dan telah menjadi kesatuan yang utuh dengan keberadaan Pulau Bali. Bali bukan Bali bila tanpa Pura, karena itulah pulau yang dikenal dengan Pulau Dewata ini juga terkenal dengan Pulau Seribu Pura. Hal ini wajar karena Pura ada di setiap sisi tanah di Pulau ini dan mewarnai kehidupan sosial masyarakat Bali. Sebutan seperti ini juga terjadi pada daerah lain, misalnya Aceh dengan sebutan Negeri Serambi Mekkah dan Negeri Seribu Masjid, ataupun daerah lainnya di negara ini yang memiliki julukan sesuai dengan kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Arti Penting Pura bagi Bali Pura adalah tempat suci agama Hindu, tempat beribadah umat Hindu terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam penjawantahan Tri Hita Karana pada kehidupan sehari-hari. Sekedar untuk mengingatkan kembali bahwa dalam kehidupan ini umat Hindu menjaga keharmonisan, keserasian, dan keselarasan baik ke arah bawah yaitu lingkungan hidup/alam habitat, ke arah horisontal yaitu sesama manusia, dan ke arah atas yaitu dengan Sang Maha Pencipta. Pura adalah tempat paling baik bagi umat Hindu berkomunikasi dengan Tuhan yang dimuliakannya, suasana Pura yang suci dan indah membuat pikiran, jiwa dan raga pun menjadi suci, dengan demikian telah siap untuk menghadp pada NYA. Pura juga adalah tempat paling tepat bagi umat Hindu untuk membuat rencana kegiatan kedepan dan memecahkan masalah yang penting bagi kehidupan bermasyarakat di Bali, para manggala di desa memilih Pura Desa untuk melaksanakan peparuman sebab dengan kuasa Tuhan dan disaksikan NYA maka apa yang diambil akan memberikan manfaat bagi kehidupan rakyatnya. Pura adalah Subyek spiritual dalam kehidupan bermasyarakat di Bali, Pura menjadi tempat memuja Tuhan, Pura menjadi tempat mengambil keputusan bijak yang penting bagi masyarakat, Pura menjadi tempat berinteraksi dengan lingkungan hidup disekitarnya. Pura berasal dari akar kata Pur (Bahasa Sanksekerta) yang berarti Benteng. Jadi Pura adalah Benteng bagi umat Hindu dalam menjaga hati dan imannya agar selalu ingat dan dekat kepada Tuhan. Pura juga menjadi benteng yang menjaga Bali agar selalu kuat dan tangguh menghadapi segala cobaan dan tantangan ke depan dalam kehidupan yang semakin berat ini. Kita telah diuji berkali-kali dengan bom-bom yang meledak, namun berkat keyakinan yang kuat yang ada pada diri, hati, dan jiwa rakyat Bali maka ujian seperti itu tidak bisa menghancurkan Bali. Keyakinan ini timbul berdasarkan Panca Sraddha yang telah tertanam pada diri rakyat Bali. Tempat keyakinan tumbuh dan berkembang yang merasuk dan menyatu dalam nafas rakyat Bali dan dalam setiap denyut nadinya yang mengalirkan darah ke segala bagian raganya adalah berawal dari tempat sucinya yaitu Pura. Masih ingat penulis pada Buku Sewindu dekat Bung Karno, terdapat dialog antara Bung Karno dengan Presiden Uni Sovyet dalam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai ke Istana Tampak Siring. Dalam perjalanan itu, mereka melihat orang-orang beriring-iringan membawa banten pergi ke Pura, tanpa memakai sandal dan berbaju seadanya bahkan banyak yang telanjang dada. Presiden Uni Sovyet bertanya pada Bung Karno, “Tuan bilang cita-cita negeri yang berdasarkan Pancasila ini adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Kenapa rakyat sini masih banyak yang telanjang kaki dan dada begini?”. Dan Bung Karno memang seorang Pemimpin Besar yang Pancasilais sejati, seperti yang tersimak dalam jawabannya, “Seperti yang tuan lihat, rakyat Bali sangat bahagia pergi berduyun-duyun ke Pura membawa hasil kebunnya untuk dipersembahkan bagi Tuhan. Kami ingin menjaga agar suasana yang penuh kebahagiaan seperti ini selalu terjaga di Bali. Sedangkan untuk urusan ekonomi akan kami tingkatkan secara bertahap tanpa mengusik kebahagiaan ini.” Demikian kisah pendek yang menunjukan arti penting dari begitu banyak arti penting Pura bagi kehidupan sosial masyarakat Bali sejak dulu hingga akhir jaman. Berdasarkan kisah tersebut di atas dan uraian sebelumnya terlihat hubungan antara rakyat Bali, Pura, dan rasa bahagia. Bila ditarik benang merah maka diperoleh kesimpulan secara sederhana yang menyatakan Pura membawa rasa bahagia bagi rakyat Bali. Pura menjadi awal pijakan bagi rakyat Bali dalam melangkah untuk mendapat kebahagiaan hidup. Pura menjadi akhir dari langkah rakyat Bali dalam mempersembahkan kebahagiaan yang diperoleh bagi Sang Pencipta. Pura dan Pariwisata Pulau Bali yang merupakan satu dari sedikit tujuan pariwisata ternama di muka bumi ini. Terkenal karena keunikannya, perpaduan antara alam dan budayanya, tradisi dan agamanya, serta keramahan rakyatnya. Hal inilah yang selalu menarik wisatawan untuk datang mengunjunginya dan membedakan Bali dengan daerah lain yang sering menawarkan tempat / bangunan saja sebagai komuditas pariwisatanya seperti misalnya Jakarta dengan TMII, atau Jogja dengan Keraton, Jawa Tengah dengan Borobudur dan Prambanan, Jawa Timur dengan Batu, Sumatera Utara dengan Danau Toba, Kalimantan Barat dengan Tugu Khatulistiwa, Sumatera Selatan dengan Jembatan Ampera, dan lain-lainnya namun tanpa diwarnai dengan kesemarakan budaya rakyatnya. Hal inilah yang membuat Bali memiliki nilai lebih dibandingkan daerah lain dimata wisatawan umumnya dan wisatawan asing khususnya. Meskipun demikian, banyak juga wisatawan yang memang suka mengunjungi bangunan yang memiliki nilai sejarah atau bangunan yang unik dimata mereka, termasuk tempat ibadah. Candi Borobudur merupakan contoh bagaimana tempat bersejarah yang juga tempat ibadah umat Buddha ini sering dikunjungi wisatawan, menjadi obyek spiritual, hal ini telah lumrah terjadi. Tanpa perkecualian dan berbekal tiket masuk para wisatawan telah boleh merambah isi Candi Borobudur ke setiap lekukannya. Ada wisatawan yang datang untuk menikmati liburan dengan keluarganya, ada yang ingin mempelajari sejarah candinya, maupun hasil produksi penduduknya. Hanya pada hari tertentu Candi ini tidak dibuka untuk umum, tapi hanya bagi umat yang menjalankan prosesi upacara keagamaan, misalnya pada saat perayaan Waisak. Demikian pula dengan Candi Prambanan yang juga sering dikunjungi wisatawan, hanya pada perayaan Nyepi ditutup untuk umum, kecuali yang sedang melaksanakan prosesi Hari Raya Nyepi. Tempat bersejarah dan juga tempat suci ini telah menjadi obyek spiritual yang memberikan masukan bagi daerah dari tiket masuknya, dari pajak atas penjualan produk, dari transportasinya, dan lain-lainnya yang menjadi devisa yang cukup besar. Candi Borobudur dan Prambanan sebagai obyek spiritual setelah menjadi Cagar Budaya yang dilindungi UNESCO, sehingga perawatan tempat sejarah dan ibadah ini ada dibawah koordinasi pemerintah dan badan PBB tersebut. Hal ini tentu baik bila dilihat dari perawatan dan perbaikannya, karena dana untuk menjaganya relatif sangat besar yang cukup membebani pemerintah yang sedang menghadapi krisis apalagi saat bencana alam bertubi-tubi datang dua tahun terakhir ini, diawali oleh gempa dan ombak laut, lalu gunung meletus, banjir, longsor, kebakaran hutan, hingga lumpur panas yang tidak terkendali. Bantuan badan dunia untuk membantu menjaga keberadaannya tentu akan sangat membantu pemerintah. Tempat ini akan selalu dijaga agar awet dan menjadi pusat perlindungan budaya. Devisa terus mengalir dari wisatawan yang berkunjung juga dari pajak bagi pedagangnya. Demikian sisi positif menjadi Cagar Budaya/Obyek Spiritual. Lalu bagaimana dengan Pura? Bali berbeda dengan daerah lain dalam mengelola parawisata. Bali terkenal karena harmonisasi indah antara alam dan budaya rakyatnya, antara tradisi dan agama. Wisatawan datang ke Bali karena ini, bukan karena bangunan kokoh yang diam membisu, tapi karena adanya kehidupan yang menghidupkan bangunan kokoh tersebut. Kehidupan yang bagaimana? Kehidupan simbiosis mutualisme antara rakyat Bali dengan lingkungan alamnya, yang menciptakan suasana yang magis dan suci yang menyelimuti bangunan tersebut. Kita memang membutuhkan devisa dari sektor pariwisata ini, tapi hal ini tidak berarti kita membiarkan kesucian Pura kita terganggu. Ekonomi memang penting, tapi jangan sampai kebahagiaan yang telah kita miliki selama ini yang tercipta karena harmonisnya kehidupan tri hita karana menjadi sirna akibat silau pada sektor ekonomi dari pariwisata yang belum jelas akan bisa memberikan rasa bahagia seperti yang selama ini telah dirasakan rakyat Bali. Pura bukanlah tempat wisata, tapi lingkungan sekitar Pura yang selalu indah dan asri adalah tempat wisata. Orang-orang suci telah memilih lokasi membangun Pura di daerah atau lahan yang sangat baik dan sangat tepat, dan membangun lingkungan yang indah disekitarnya untuk semakin meningkatkan kekhusukan ibadah umat dalam mendekatkan diri pada Tuhan dengan segala manifestasi dan sinar suci NYA. Banyak Pura yang dibangun dengan keindahan panorama lingkungan laut di sekitar lokasi Pura seperti Pura Uluwatu, Pura Silayukti, Pura Candi Dasa, Pura Tanah Lot, Pura Goa Lawah, Pura Pojok Batu dan lainnya. Demikian pula halnya dengan Pura Ulundanu Batur, Pura Sakenan, Pura Tirtha Empul, Pura Candi Narmada dan lainnya yang ada di dekat danau atau sumber air. Lingkungan pegunungan yang indah juga banyak memperindah suasana kesucian Pura, seperti lingkungan di sekitar Pura Besakih, Pura Lempuyang, Pura Batukaru, Pura Bukit Penulisan, Pura Andakasa, dan lainnya. Demikian indahnya lingkungan disekitar Pura yang membuat hati umatnya yang bersembahyang ke tempat suci tersebut menjadi bersih, tenteram, dan suci. Vibrasi yang tercipta pun semakin memberi kekhusukan dalam menyatukan diri dengan Tuhan. Peran Pramuwisata dan PHDI Jadi Pura tetaplah tempat ibadah yang hanya untuk mereka yang ingin beribadah. Wisatawan diijinkan untuk menikmati panorama indah disekitar Pura dengan catatan tidak melakukan hal-hal yang bisa mengganggu umat yang melaksanakan upacara keagamaan. Memang sering tampak beberapa turis masuk ke tempat suci dengan memakai pakaian adat untuk mengambil gambar suasana di dalam Pura, dan mereka sudah diantar pramuwisata, sehingga kehadirannya tidak mengganggu kekhusukan orang yang sedang beribadah dan kekhidmatan upacara yang sedang berlangsung. Peran pramuwisata sangatlah penting untuk memandu para wisatawan agar bisa menikmati panorama alam dan upacara yang sedang berlangsung tanpa mengganggu jalannya upacara. Banyak wisatawan yang baru datang ke Bali untuk pertama kalinya dari negara yang menjunjung tinggi kebebasan bahkan hingga kebebasan yang tak terbatas, sehingga bila tanpa peran pramuwisata yang baik bisa berakibat buruk. Tugas pramuwisata untuk memberikan kepada wisatawan pengertian tentang apa dan bagaimana jalannya upacara serta posisi dimana yang tidak mengganggu kekhusukan jalannya upacara. Hal ini biasanya hanya untuk wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke Bali, sedangkan bagi yang telah pernah atau sering ke Bali, hal-hal yang bersinggungan dengan sosio-religius rakyat Bali seperti ini telah mereka pahami dengan baik, apalagi bagi wisatawan yang berteman atau berkerabat dengan rakyat Bali. Malah sering tampak ada orang asing yang ikut duduk bersila dan sembahyang seperti umat Hindu yang sedang bersembahyang. Apakah ini salah? Tentu tidak, tidak ada salahnya orang beribadah menurut keyakinannya yang mereka anggap benar. Dan hal ini merupakan hak yang mereka bawa sejak mereka lahir. Merupakan peran pramuwisata untuk bisa mengawasi dan memandu tamu Bali ini agar antara mereka dan rakyat Bali dapat menjalankan kegiatannya tanpa ada yang merasa terganggu dan masing-masing dapat merasakan kebahagiaan atas harmonisasi indah yang tercipta dari vibrasi Pura. Ada lagi kekuatan yang memiliki peran sangat penting dalam hal ini, yaitu peran PHDI. Peran Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) adalah signifikan dalam konteks menjaga kesucian Pura khususnya dan keutuhan Bali umumnya. PHDI berperan sesuai dengan kewenangannya untuk membuat bhisama-bhisama yang mendukung kesucian Pura, karena kepercayaan rakyat Bali pada PHDI masih terjaga walaupun belakangan memang sedang menurun, tapi ini hanya bersifat sementara saja. Kepatuhan dan rasa hormat rakyat Bali pada para sulinggih tetap terjaga di tempat yang terhormat. Rakyat Bali akan menjunjung dan melaksanakan bhisama-bhisama yang dikeluarkan PHDI yang pasti untuk menjaga kesucian Pura khususnya dan menjaga keutuhan Bali pada yang menempatkan toleransi pada tempat yang terhormat pada kehidupan bermasyarakatnya. PHDI harus semakin peka dan tegas dalam menghadapi berbagai tantangan dan memecahkan berbagai masalah krusial yang timbul di masyarakat sesegera mungkin sehingga tidak merembet kemana-mana. PHDI sebagai majelis tertinggi agama Hindu yang terdiri atas para sulinggih dan orang suci, para cendikiawan dan tokoh masyarakat Hindu bila diibaratkan badan adalah kepala dengan pusat syaraf dan Guru Cakra didalamnya yang membuat pemikiran dan rencana yang baik bagi wadah ini, bagi badan ini, dan membimbing tangan dan kakinya untuk melakukan hal yang benar serta melangkah di jalan yang benar dalam menjaga kesucian Pura dan keutuhan Bali. Tangan dan kaki tersebut adalah kiprah generasi muda Hindu Bali saat ini dan ke depan nanti yang menjadi generasi penerus untuk melestarikan apa yang telah tercipta dengan baik saat ini. Apalah artinya bila hanya kepala saja yang kuat, tapi tangan dan kaki tidak berdaya? Bali membutuhkan kekuatan muda yang bisa menjaga kesucian Pura agar selalu tetap suci, menjaga keutuhan Bali agar selalu tetap utuh, menjaga budaya dan tradisinya agar wisatawan tetap berwisata ke Bali. Demikian besar tanggungjawab generasi muda Bali bagi Pura dan keajegan Bali. Sekaranglah saatnya generasi muda memegang peranan penting tersebut. Pura di Tangan Generasi Muda Bali Sejarah telah menunjukan bagaimana generasi pendahulu menjaga kesucian Pura dan keasrian lingkungan disekitarnya, sehingga menghasilkan perpaduan yang mengagumkan sampai saat ini. Semangat ini harus selalu dijaga oleh generasi muda Bali dalam setiap langkah kedepan. Pura bukan tempat yang angker yang hanya boleh dikunjungi pada saat Hari Raya saja, tapi bisa dikunjungi setiap hari seperti yang dilakukan pemuda anggota yoga yang tiap malam hari ke Pura untuk melaksanakan meditasi bersama. Hal ini dilakukan karena Pura memberikan vibrasi yang baik sekali dalam menghubungkan diri dengan Yang Maha Kuasa. Begitu memasuki areal Pura dengan keyakinan kuat untuk bermeditasi, getaran itu akan sangat terasa. Apalagi setelah duduk mengambil sikap padmasana atau sidhasana, diteruskan dengan memejamkan mata, memusatkan pikiran pada ista cakra, dan merafalkan ista mantra dalam setiap tarikan nafas, maka kebahagiaan berhubungan dengan Tuhan akan terasa sekali faedahnya bermeditasi bersama di dalam Pura. Itu salah contoh bagaimana generasi muda Bali menjaga Puranya agar selalu hidup. Masih banyak lagi yang bisa dilakukan dalam menjaga Pura oleh generasi muda Bali agar selalu hidup. Kegiatan pembersihan lingkungan dan persembahyangan bersama di Pura setiap hari minggu bisa dilaksanakan, kegiatan ini biasanya dilaksanakan oleh mahasiswa Bali yang kuliah di Jawa terhadap keberadaan Pura di tempatnya menuntut ilmu. Kegiatan seperti ini membuat Pura selalu terjaga karena walaupun bukan hari penting keagamaan ataupun hari penting Pura, tapi mahasiswa Bali tetap melaksanakan acara ngayah dan persembahyangan bersama. Disamping itu kegiatan pertemuan untuk membahas program kerja generasi muda kedepan ataupun organisasi kepemudaan Hindu juga baik dilaksanakan di pelataran Pura, suasana Pura akan membuat pikiran yang baik datang dari segala penjuru alam, sehingga akan dapat membuat keputusan yang baik dan memberi manfaat. Kegiatan generasi muda yang dilakukan bersama-sama seperti ini akan semakin memupuk rasa kebersamaan, rasa solidaritas/kesetiakawanan sosial, dan rasa persatuan diantara generasi muda Hindu akan semakin kuat tercipta. Suasana kondusif yang baik bagi Bali dalam menghadapi era keterbukaan ke depan. Dengan demikian tujuan untuk menjaga kesucian Pura dan menjaga keutuhan Bali akan semakin terwujud. Pura ada ditangan generasi muda Hindu Bali, mau dibawa kemana tergantung dari derap langkah generasi mudanya. Bimbingan dari Para Sulinggih khususnya dan PHDI akan menanamkan nilai-nilai penting dalam menjaga kesucian Pura dan upacara keagamaan. Inilah yang penting, ditangan generasi muda Hindu Bali posisi Pura akan ditentukan, apakah Pura tetap sebagai Subyek Spiritual? Tempat suci untuk memuja NYA setiap saat, tempat untuk mengambil keputusan yang penting bagi kehidupan bermasyarakat di Bali atau Pura menjadi Obyek Spiritual yang didatangi pada saat Hari Raya dan ada upacara keagamaan saja, sedangkan kesehariannya dibuka untuk umum menjadi tempat kunjungan wisata? Generasi muda Hindu Bali yang akan datang menjadi kaki tangan yang kuat yang akan menentukan akan dibawa kemana Pura dan akan melangkah kemana Bali nantinya. Dan harapan Bali pastinya adalah derap langkah generasi muda Bali akan tetap menjaga agar generasi muda selalu berpegang teguh pada Tri Hita Karana dan selalu menjadikan Pura sebagai subyek spiritual. Pura antara Subyek dan Obyek Spritual Bila ditelusuri apa yang telah dibahas sebelumnya tentang arti penting Pura bagi Rakyat Bali, subyek spiritual, obyek spiritual/cagar budya, dan peran pemerintah, PHDI, serta generasi muda. Dapat di simpulkan bahwa Bali memiliki cara sendiri dalam menjaga kesucian Pura, menjaga keutuhan Bali, dan menjaga pariwisata Bali yang telah terkenal di dunia. Pura adalah tempat suci bagi rakyat Bali, baik itu Pura Kahyangan Desa meliputi Pura Desa/Puseh, Pura Bale Agung, dan Pura Dalem yang menjadi tanggungjawab warga desa dimana Pura tersebut berdiri, hingga Pura Kahyangan Jagad seperti Pura Agung Besakih, Pura Luhur Lempuyang, dan lain-lainnya yang tersebar di setiap ujung Pulau Dewata menjadi tanggungjawab seluruh umat Hindu untuk menjaganya dan menghidupkannya. Rasa tanggungjawab yang ada telah ditunjukkan selama ini oleh umat Hindu dengan terjun langsung dalam mengikuti karya agung di Pura, sehingga tidak hanya mengandalkan kerja Panitia. Warga secara bergilir ngayah ke Pura, menciptakan kerjasama yang cantik, mempersiapkan sarana prasarana untuk karya, dan seterusnya. Termasuk dalam penggalangan dana yang akan digunakan pelengkap jalannya upacara. Rakyat Bali telah biasa memberikan yang terbaik bagi Puranya, bagi susuhunannya. Tanpa melihat untung rugi atau banyak sedikitnya kerja atau berat ringannya beban, warga ngayah sesuai dengan apa yang bisa diberikan, apa yang bisa dikerjakan, karena yang utama adalah bagaimana memberikan yang terbaik bagi junjungannya. Jadi Pura adalah tanggungjawab umat Hindu dan akan selalu demikian. 

Keyakinan tersebut makin kuat terasa bila kegiatan dana punia yang merupakan pelengkap dan penyempurna dari persembahyangan yang telah dilakukan umat semakin banyak dilaksanakan. Dukungan dari media cetak, dalam hal ini Bali Post untuk membuka kotak amal bagi warga yang ingin berdanapunia ke Pura-Pura yang ada memberikan kemudahan bagi warga yang ingin memberikan dana punianya setiap saat tanpa menunggu hari upacara keagamaan di Pura-Pura tersebut. Hal ini bisa diawali dengan membuka kotak dana punia untuk Pura-Pura Kahyangan Jagad dulu, kemudian diikuti dengan Pura-Pura Luhur lainnnya. Sehingga dengan terus membuka tentang informasi keberadaan Pura-Pura lainnya, maka suatu saat nanti setiap Pura akan memiliki kotak dana punia Bali Post yang siap untuk dipakai untuk mendanai perawatan dan perbaikan Pura tersebut secara berkelanjutan. Disamping itu tentunya menjadi dana awal bagi pelaksanaan karya agung di Pura tersebut serta anggaran bagi kesejahteraan pemangku dan pengempon Pura tersebut. Bila semangat ngayah dan dana punia warga Hindu ini terus dipertahankan dan ditingkatkan, terutama oleh generasi muda Hindu Bali yang akan menjadi generasi penerus dalam menjaga kesucian Pura dan keutuhan Bali, maka Bali masih bisa menjaga agar Pura tetap menjadi subyek spiritual bagi kehidupan sosial budaya rakyat Bali, tidak perlu menjadi Cagar Budaya dan Obyek spiritual demi mendapat devisa, seperti halnya yang terjadi pada Candi Borobudur dan Prambanan serta beberapa tempat ibadah umat lainnya di negeri ini juga di luar negeri. Pura tetaplah tempat suci dan bernilai penting bagi umat Hindu dalam menghubungkan dirinya dengan Tuhan, tempat berinteraksi masyarakat dengan sesamanya, dan tempat untuk menjaga lingkungan hidup. Pemanfaatan Cagar Budaya bagi Bali Bangunan bersejarah di Bali tidak hanya berupa Pura saja, masih banyak bangunan bersejarah di Bali yang berbentuk taman, museum, puri, dan lain-lainnya. Bangunan bersejarah ini yang memang sebaiknya menjadi Cagar Budaya, karena kawasannya yang relatif luas dan anggaran perawatan dan perbaikannya dibebankan pada pemerintah. Taman Ujung/Soekasada, Taman Tirta Gangga, Taman Ayun, Taman Kerta Gosa, Museum Bali, Museum Subak, dan lainnya merupakan contoh tempat yang pantas untuk menjadi Cagar Budaya. Dengan menjadi Cagar Budaya maka kelestarian tempat ini dapat dijaga, dan beban anggran pemerintah dapat dialihkan ke hal lainnya yang lebih bersentuhan dengan kesejahteraan masyarakat Bali. Cagar Budaya bagi tempat-tempat wisata bernilai sejarah ini akan membuat nilai penting dalam sejarah perkembangan Bali dapat terjaga. Cagar Budaya akan membuat lingkungan Bali disekitar tempat bersejarah seperti itu yang tersebar di seluruh pelosok Bali terjaga keasriannya. Alam yang asri dan indah yang menyelimuti lokasi wisata akan memberikan angin segar bagi warga Bali untuk selalu segar dan semangat dalam bekerja dan beribadah. Alam yang asri juga membuat masyarakat di sekitar obyek wisata dapat membuka usaha baru yang mendukung obyek wisata tersebut seperti menjual cinderamata khas dari daerahnya dengan dikoordinir koperasi atau pemerintah daerah. Alam yang asri di Cagar Budaya ini membuat wisatawan juga senang untuk mengunjunginya guna melepaskan kepenatan bekerja selama berhari-hari sebelumnya. Disamping manfaat bagi warga sekitar Cagar Budaya yang langsung diterima, berupa kesegaran dan sumber penghasilan tambahan, juga menjaga nilai-nilai sejarah perkembangan Bali, serta pastinya memberi devisa bagi negara. Dengan demikian cagar budaya yang terarah pada tempat atau bangunan bersejarah yang memang pantas menjadi obyek wisata akan memberi manfaat bagi warga Bali. Sedangkan untuk Pura tetaplah diposisikan sebagai Subyek Spiritual bagi rakyat Bali yang memegang teguh tri hita karana. Memposisikan Pura sebagai subyek spiritual akan membawa kebahagiaan bagi Bali. Penutup Bali adalah Pulau Kahyangan, Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, dan banyak lagi sebutannya. Pura adalah tempat suci agama Hindu, tempat beribadah umat Hindu terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam penjawantahan Tri Hita Karana pada kehidupan sehari-hari, tempat untuk menjaga keharmonisan, keserasian, dan keselarasan dengan lingkungan hidup/alam habitat, dan tempat berinteraksi sesama manusia agar pikiran yang baik datang dari segala penjuru. 

Pura adalah tempat paling baik bagi umat Hindu berkomunikasi dengan Tuhan yang dimuliakannya, suasana Pura yang suci dan indah membuat pikiran, jiwa dan raga pun menjadi suci, dengan demikian telah siap untuk menghadp pada NYA dan adalah tanggungjawab rakyat Bali untuk menjaga kesuciannya, menjaganya agar selalu menjadi subyek spiritual. Pura bukanlah tempat wisata tapi tempat ibadah bagi umat Hindu, sedangkan keindahan dan keasrian panorama lingkungan di sekitar tempat suci tersebut serta perpaduan alam dengan budaya Bali yang terjadi adalah obyek wisata bagi wisatawan. Simbiosis mutualisma yang akan memberi manfaat bagi semua pihak. Disatu sisi rakyat Bali tetap merasakan kebahagiaan dapat berhubungan dengan Tuhan junjungannya di tempat yang disucikan tanpa merasa terganggu oleh keberadaan wisatawan yang telah dipandu pramuwisata, di sisi lain para wisatawan dapat memperoleh kebahagiaan menikmati keindahan panorama alam di sekitar Pura dan perpaduan yang harmonis antara Pura, alam, dan umat Hindu dalam menjalankan tri hita karana. Devisa bagi pemerintah pun dapat mengalir dari sini tanpa mengusik kebahagiaan yang telah tercipta, disamping dari bangunan bersejarah lainnya yang menjadi obyek wisata andalan Bali lainnya. Merupakan tugas segenap rakyat Bali khususnya generasi muda Hindu untuk menjaga keharmonisan ini. Tetap menjaga kesucian Pura sebagai subyek spiritual, tetap menjaga keutuhan Bali yang kuat dengan toleransinya, dan tetap menjaga agar Bali tetap menjadi tempat tujuan / obyek wisata primadona bagi wisatawan. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penggalian dana untuk perawatan dan perbaikan Pura setiap saat melalui dana punia perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Fasilitas yang memudahkan untuk itu melalui dukungan media cetak yang dikoordinasi Bali Post misalnya dengan membuka kotak dana punia untuk tiap Pura akan membantu masyarakat dalam memberikan dana punia yang besar artinya bagi kelestarian Pura. 

Demikian opini penulis yang mungkin masih ada kekeliruan disana-sini untuk itu penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Dengan mengutip kata-kata indah dari BABA, penulis berharap tulisan ini memberi manfaat bagi kita semua. “Anda tidak sendirian atau tidak berdaya, kekuatan yang menuntun bintang di langit, menuntun anda juga”. 

Penulis, pemerhati masalah sosial, anggota Ananda Marga Yoga, dan pengajar di Politeknik Negeri Bali, warga Dukuh Segening Serongga Kelod



ANCAMAN SAMPAH DIBALIK MAJUNYA PARIWISATA BALI

ANCAMAN SAMPAH DIBALIK MAJUNYA PARIWISATA BALI
I Gede Suputra Widharma

“…dimanakah engkau? citra nan memukau? 
      e-o-a-e-o… kembalikan Baliku padaku…” 

Sepenggal syair indah lagu gubahan Guruh Sukarnoputra terngiang di telinga saat sedang menikmati alam Bali, pulau kecil nan indah yang mengundang rasa`kagum bagi siapa saja yang sempat mencicipi keindahannya. Lagu yang selalu mengingatkan kita pada kemashyuran Bali tempo dulu dan juga untuk menjaga kelestariannya hingg akhir jaman. Pariwisata Bali memang telah mendunia, keindahan alam dan budayanya membuat setiap orang di muka bumi ingin berkunjung ke Bali dan ingin kembali lagi mengunjunginya. Dan ini membuat kita selalu ingin menjaga dan melestarikannya. Apalagi dewasa ini, saat pembangunan telah merambah ke seluruh pelosok Bali, ketika beton-beton berdiri kokoh tak terbendung dari tepi pantai hingga pedalaman. Bali sedang menggeliat. Hotel-hotel dari tipe melati hingga berbintang membuka lapangan kerja dan mendatangkan devisa yang besar manfaatnya bagi Bali. Namun dibalik kemajuan ini, lingkungan Bali sedang digerogoti oleh efek kemajuan tersebut, ada setumpuk masalah yang bermunculan. Salah satu masalah yang paling menonjol dan mengancam adalah sampah. Pariwisata Bali Sebelumnya mari kita segarkan dulu tentang pariwisata Bali. Pariwisata Bali terkenal di dunia karena hasil perpaduan yang harmonis dan asri antara keindahan panorama alam mulai dari pantai hingga pedalamannya dengan adi luhungnya warisan budaya penghuninya mulai dari sikap toleransi dan keramahtamahannya hingga akar seni yang mengalir pada darah insan Bali dan telah tertanam subur di tanah dewata ini. 

Hal inilah yang membuat wisatawan berbondong-bondong datang ke Bali sejak jaman dahulu kala, walaupun kemarin sempat menurun drastis karena dua kali kasus bom Bali, tapi kini kondisinya telah berangsur-angsur membaik kembali walaupun belum seramai seperti dulu lagi. Hal ini terjadi disamping karena faktor keamanan yaitu rasa kekhawatiran wisatawan yang masih tersisa, juga karena muncul dan berkembangnya tujuan wisata lain di sekitar Bali. Namun demikian, sesuai hasil survey yang dilakukan oleh lembaga survey internasional menunjukkan Bali tetap menjadi primadona pariwisata nomer satu di dunia dan kondisi yang membaik ini akan terus meningkat ditengah ketatnya persaingan baik sehat maupun tidak sehat yang dilakukan oleh tujuan wisata lain, khususnya negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, maupun Thailand. Sayangnya, ada ancaman di balik kemajuan pariwisata ini yaitu ancaman yang mungkin jadi akan menjadi musuh dalam selimut yang akan menikam kita dalam lipatan dan membuat pariwisata kita terpuruk lagi. Ancaman ini adalah masalah sampah yang mulai mengepung Bali dari berbagai arah, yang bila tidak ditangani segera dengan bijak akan membahayakan Bali dengan kita dan keluarga kita yang ada didalamnya. Sampah Musuh Ajeg Bali Sampah berdasarkan gambaran harfiahnya adalah barang kotor, penuh bau menyengat, jorok, sisa, hina, menjijikan, serta memiliki nilai rendah. Sampah yang menjadi masalah bagi kita mengambil berbagai bentuk yang menumpuk dan mengotori keindahan dan meracuni kesucian Bali. Sampah masyarakat, sampah organik, sampah anorganik, sampah industri, sampah rumah tangga adalah beberapa istilah yang berhubungan dengan sampah tersebut. Berbagai masalah datang berawal dari sampah ini, kotorannya merusak hati dan pikiran jernih insan beradab yang sejak dahulu menghuninya. 

Akibatnya adalah kemerosotan moral mulai mewarnai hari-hari dengan sepak terjang generasinya kini, dari yang muda hingga tua, dari yang warga biasa hingga para pejabatnya, dari para lelakinya hingga kaum perempuannya. Kekotorannya yang menumpuk dari pinggir jalan hingga pojok gedung bertingkat, disertai dengan baunya yang memualkan perut dan memusingkan kepala benar-benar mimpi buruk bagi pulau kecil ini, yang akan memenuhi peraduannya bila dibiarkan. Demikian juga dengan hitamnya air yang mengalir diselokan karena alirannya melalui timbunan sampah, sampah yang berasal dari sisa-sisa makanan yang dibuang orang seenaknya, kemudian air tersebut akan bergabung dan menyelimuti kejernihan sungai dengan kotorannya, membuat air sungai penuh dengan warna-warni menjijikan dan aroma busuk yang menyengat, air yang memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat Bali dalam interaksinya dengan Junjungannya, sesamanya, maupun dengan lingkungannya menjadi kotor. Sampah menjadi sarang terjangkitnya berbagai penyakit terhadap kesehatan manusia yang menyerang badan dan pikiran manusia. Fenomena yang bermuara pada kotornya badan, pikiran, dan jiwa akan menutupi kejernihan hati kecil untuk menjaga Keajegan Bali. Sampah mengotori badan ini, sehingga baunya menutupi hidung kita untuk tahu wangi yang sesuai dan tidak sesuai dengan kebutuhan Bali. Seringnya tertipu oleh wangi semu yang terpancar`dari tubuh yang dipenuhi oleh wangi menyengat untuk menutupi kotornya hati, bukan wangi yang terpancar dari tubuh yang terbiasa mendekatkan diri pada Hyang Jagatkarana yang menciptakan alam yang penuh aroma kemuliaanNYA. Sampah dengan kotorannya juga membutakan mata kita sehingga tidak jelas bagi kita membedakan warna apa yang pantas dan tidak pantas kita berikan bagi Bali yang begitu indah bukan saja hasil penginderaan mata kasar tapi juga kehalusan perasaan mata hati. Barang sisa ini juga sering membuat kita lupa diri, lupa pada kewajiban kita sebagai generasi yang menjaga Bali warisan luhur nenek moyang kita. Sampah membuat pikiran menjadi gelap, sehingga pikiran menjadi pendek dan sempit dan menyebabkan begitu mudahnya rasa benci dan amarah datang, melakukan tindakan anarki yang malah membuat Bali semakin merana dan terluka. 

Sampah adalah barang kotor yang membuat begitu mudahnya diri ini terhasut oleh propokasi pihak yang mencari untung dari kekeruhan yang timbul, terjebak dalam pergaulan yang salah dan menyesatkan, yang pada akhirnya membuat Bali tersakiti. Barang yang memiliki nilai rendah ini mampu menggelapkan pikiran sehingga insan beradab rela bertindak rendah memanfaatkan fasilitas dan jabatannya untuk kepentingan isi perutnya dan keluarganya. Barang hina ini juga mampu membuat orang tidak malu lagi berbuat hina, bahkan terhadap kesucian tempat ibadahnya. Sampah kala semakin tinggi menumpuk, tidak saja membuat badan dan pikiran kita sebagai pewaris Bali menjadi semakin kotor, tapi membuat bencana yang jauh lebih besar daripada kecaman Presiden seperti yang dialami daerah-daerah kotor beberapa waktu yang lalu, yaitu gelapnya jiwa kita. Kegelapan jiwa akan membuat kehancuran dan kebinasaan. Kegelapan jiwa membuat Dia tidak sudi berstana dalam diri kita, bahkan di hati kecil yang terdalam, apalagi di tanah ini. Tidak bisa terbayangkan bila Bali tanpa Dia dengan segala manifestasi dan sinar suciNYA. Bali akan kehilangan taksu yang selama ini membuat citranya memukau planet ini dengan segenap penghuninya. Penanggulangan Sampah Waspada sampah, baik itu sampah masyarakat, sampah industri, maupun sampah rumahtangga. Demikian juga lokasi keberadaannya, baik itu sampah yang ada di pinggiran jalan, di selekon, di lingkungan sekolah, di pelataran tempat ibadah, maupun di balik meja kantor. Melihat dampak mengerikan yang diciptakan sampah, belum termasuk berbagai penyakit yang siap menerkam kesehatan kita dan keluarga kita tercinta yang ada karena sampah, maka sampah merupakan musuh yang harus diperangi bersama oleh semua generasi yang ada di Bali ini. Dan semua berawal dari diri kita masing-masing bagaimana memperlakukan barang sisa ini. Kepedulian kita untuk menjaga kebersihan lingkungan dari sampah yang berserakan dan tidak pada tempatnya merupakan komponen dasar dan utama bagi kita dalam memerangi dampak buruk dari sampah-sampah tersebut. Untuk sedikit mengingatkan kembali bahwa sampah berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yang merupakan barang sisa dengan bahan dari tumbuhan atau sisa hewan ini cara penanganannya bisa dikubur atau diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk menjaga serta meningkatkan kesuburan tanah. Sedangkan sampah anorganik bisa diolah, didaur ulang lagi, atau dimanfaatkan untuk hal yang lain yang bermanfaat bagi kehidupan ini. Selain itu sampah bisa dibakar dengan memperhatikan jumlahnya agar tidak menimbulkan masalah baru dengan asapnya. Memperlakukan sampah secara benar tidak akan membuat sampah menjadi momok yang menakutkan bagi kita lagi. Sampah bisa dimanfaatkan menjadi hal yang baik bagi kita khususnya dalam menjaga Bali bila benar mengolahnya. Sampah organik menjadi pupuk yang membuat tanah subur, lingkungan menjadi hijau, tanaman tumbuh dan berbunga. Sampah anorganik yang diolah menjadi pot bunga, aksesoris rumah yang warni-warni, atau vas bunga yang menghias meja tamu atau tempat ibadah kita. Bali akan semakin indah dengan kemampuan kita mengelola sampah mulai dari lingkungan tempat tinggal kita. Sampah menjadi tanggungjawab kita bersama baik Pemerintah maupun masyarakat luas pada umumnya. 

Masih ingat masa di sekolah dasar dulu bahkan di taman kanak-kanak banyak terdapat tulisan-tulisan hiasan dinding yang bicara tentang kebersihan, seperti Bersih pangkal Sehat, Buanglah Sampah pada Tempatnya, Jagalah Kebersihan, atau Bersih adalah Sebagian dari Iman. Dengan menanamkan prinsip tersebut pada anak-anak yang pikirannya masih seperti kertas putih yang siap diisi akan menjadi ukiran indah yang akan terpatri abadi di hatinya untuk selalu menjaga kebersihan. Namun tidak hanya dengan tulisan itu saja yang mungkin jadi tetap sebagai hiasan dinding belaka bila didukung langkah nyata, agar semakin menancap dalam keinginan mulia tersebut pada hati anak-anak diperlukan keteladanan dari guru dan orang tuanya tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Demikian juga iklan-iklan sosial yang ada di mass media baik cetak maupun elektronik sangat mendukung untuk selalu mengingatkan kita dalam memerangi sampah dan menjaga kebersihan. Disamping itu, pemerintah melalui peran Dinas Kebersihan yang setiap hari datang mengambil sampah dari keranjang sampah di depan rumah kita atau dari tong sampah di pojok pemukiman kita atau dari bak sampah di pinggir jalan raya ini perlu didukung usaha dan programnya dalam menjaga kebersihan dengan jalan membuang sampah pada tempatnya, bahkan akan lebih menunjukkan kepedulian kita bila sampah tersebut dibungkus tas plastik dengan membedakan antara sampah organik seperti sisa makanan dengan sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan bahan lainnya. Dan tentu saja dukungan dengan cara membayar iuran sampah bulanan untuk kesejahteraan mereka. Sampah-sampah ini yang kemudian akan diangkut dengan truk sampah yang akan semakin baik bila truk tersebut jumlahnya memadai dan memakai penutup sehingga sampah tidak meluber dan tercecer di jalan. Sampah ini ditampung di TPA dan suatu TPA disebut baik bila pada TPA tersebut juga memisahkan antara sampah organik, anorganik dan sampah yang tidak bisa diolah lagi. Disini kembali peran pemerintah yang tentu saja perlu dukungan dari pihak lainnya khususnya pihak perhotelan dalam hal pengadaan lahan dan peralatan untuk mengelola sampah tersebut. Antara lain dalam menyiapkan fasilitas yang dapat memisahkan antara kedua jenis sampah tersebut, dan juga fasilitas untuk menghancurkan sampah yang tidak bisa diolah kembali. Pemisahan sampah ini juga memudahkan bagi pemulung dalam memilah sampah yang bisa diolah kembali, serta bagi industri pupuk organik dalam mendapatkan bahan baku untuk membuat pupuk tersebut. Dengan demikian kerjasama yang baik antar setiap unsur dalam pengelolaan sampah ini akan memberikan hasil yang baik bagi lingkungan, kesehatan, dan tentu saja bagi pariwisata. Dan tentunya yang paling utama adalah Bali menjadi tempat yang baik dan sehat bagi kita untuk hidup dan menjalani kehidupan. Akhir kata, dalam mewujudkan Pariwisata Bali yang maju dan recovery segera seperti dulu, rasa aman dari bahaya sampah yang ada dibalik kemajuan ini juga penting artinya disamping tentunya rasa aman dari sekumpulan orang yang berhati sampah yang kita sebut teroris. Survey yang menunjukkan Bali masih merupakan tujuan wisatawan terbaik didunia menjadi satu pegangan bagi Bali dalam semakin meningkatkan segala aspek yang bisa mendukung pariwisatanya. Salah satu aspek yang penting yang bisa kita lakukan bersama-sama dan mulai sedini mungkin adalah menjaga lingkungan kita dari sampah. Mengelola sampah sebaik dan sebijak mungkin akan memberikan hal yang baik bagi kita. Dengan berpegang pada semboyan bersih itu sehat, menjaga agar lingkungan selalu bersih dari sampah akan menunjang kiata dalam menjaga kesehatan, menunjang kenyamanan kita untuk berkarya, berinteraksi dengan sesama, dan mendekatkan diri pada Tuhan di pulau indah yang memukau ini. 

Sebagai penutup tulisan ini ingin rasanya penulis melanjutkan syair dari lagu gubahan bli Guruh tadi tentang Kembalikan Baliku, namun penulis mendapat inspirasi dari seuntai kata-kata indah dalam suatu kalimat indah dari sebuah buku indah yang berjudul Baba Grace yang tersirat doa yang mampu menguatkan anda, saya, dan kita semua dalam menjaga Bali dari segala ancaman yang ingin mengganggu keajegannya, termasuk dari ancaman sampah-sampah yang saat ini masih mengepung Bali yang kita cintai untuk kita kalahkan dan kendalikan secara bersama-sama. Anda tidak sendirian atau tidak berdaya. Kekuatan yang menuntun bintang di langit, menuntun anda juga…

Penulis, peminat masalah sosial, staf pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali