Satyam Eva Jayate
Untuk Indonesiaku. Tempat kelahiranku. Tanah tumpah darahku. Kebenaran akan selalu membuatmu Jaya. Satyam Eva Jayate
Tuesday, November 24, 2020
Temperature Sensor in Telemetry System
Wednesday, November 11, 2020
TheSuputra YouTube Channel
TheSuputra : Yutub Channel for Music, Sport, Science and Living la Vida Loca
View, Like, Comment, Subscribe and Rang the Bell
Tourism 4.0 & Gastronomy 4.0 in three language
TURİZM 4.0'DAN GASTRONOMİ 4.0'A GİDEN YOLDA: GELECEĞİN RESTORANLARI VE YÖNETİMİ
Öz Turizm 4.0 ve Gastronomi 4.0 önderliğinde, gelecekte restoranların ve yönetiminin nasıl şekillenebileceği konusunda öngörülerde bulunmak çalışmanın temel amacını oluşturmaktadır. Araştırmada nitel araştırma yöntemleri kapsamında, literatür taraması ve doküman analizi çalışmaları yapılmıştır.
Çalışmanın sonunda; yeni nesil dijital tüketiciyi tanımak ve onlara kapsamlı dijital müşteri deneyimi sunmanın önemli olacağı, artan nüfusu besleyebilmek için farklı gıda üretim yöntemlerinin (3D yazıcı, laboratuarda üretilen et gibi) yaygınlaşacağı, restoran menülerinin daha yenilikçi bir hale (kişinin DNA'sına özel sağlıklı menüler vb.) geleceği, dijital pazarlamanın (özellikle gastronomik sosyal medya kullanımı) hayati öneme sahip olacağı, yapay zekâ destekli teknolojik ürünlerin (robotlar, dijital ya da enteraktif menüler, akıllı masalar, müşterinin yediği ürünlerin içeriğini, besin değerini vs. gösteren cihazlar gibi) kullanımının artacağı, paket servisi, eve teslim servis hizmeti ve bu hizmette kullanılacak teknolojilerin (drone'lar vb.) yaygınlaşacağı ve yeni nesil müşterilerin teknoloji ile birlikte, çevreye duyarlılık ve sağlıkla ilgili uygulamalara önem vereceği bulgularına ulaşılmıştır.
Bu bağlamda; dijital teknolojileri birbirleri ile uyumlu hale getirmek ve tüketiciye kapsamlı bir hizmet modeli ile aradığı dijital deneyimi sunmak, geleceğin restoran yöneticilerinin en önemli görevi olacağı öngörülmüştür.
FROM TOURISM 4.0 TO GASTRONOMY 4.0: RESTAURANTS AND MANAGEMENT OF THE FUTURE
Under the leadership of Self Tourism 4.0 and Gastronomy 4.0, it is the main objective of the study to make predictions about how restaurants and management can be shaped in the future. Within the scope of qualitative research methods, literature review and document analysis studies were carried out in the research.
At the end of the study; different food production methods (such as 3D printers, lab-produced meat) will become more innovative (such as healthy menus specific to one's DNA, etc.), digital marketing (especially gastronomic social media use) will be vital, artificial intelligence-powered technological products (robots, digital or enter active menus) will be important to get to know and provide them with a comprehensive digital customer experience. , smart desks, the contents of the products eaten by the customer, food value, etc.) will increase the use of, takeaway, home delivery service and technologies to be used in this service (drones, etc.) will become widespread and the next generation of customers, together with technology, environmental sensitivity and health-related applications have been reached.
In this context; Harmonising digital technologies with each other and delivering the consumer the digital experience they are looking for with a comprehensive service model is predicted to be the most important task of the restaurant managers of the future.
DARI TOURISM 4.0 HINGGA GASTRONOMY 4.0: RESTORAN DAN MANAJEMEN MASA DEPAN
Di bawah kepemimpinan Self Tourism 4.0 dan Gastronomy 4.0, ini adalah tujuan utama penelitian untuk membuat prediksi tentang bagaimana restoran dan manajemen dapat dibentuk di masa depan. Dalam lingkup metode penelitian kualitatif, tinjauan literatur dan studi analisis dokumen dilakukan dalam penelitian.
Pada akhir penelitian; metode produksi makanan yang berbeda (seperti printer 3D, daging yang diproduksi lab) akan menjadi lebih inovatif (seperti menu sehat khusus untuk DNA seseorang, dll.), pemasaran digital (terutama penggunaan media sosial gastronomi) akan menjadi produk teknologi yang vital dan bertenaga kecerdasan buatan (robot, digital atau masuk menu aktif) akan penting untuk mengenal dan memberi mereka pengalaman pelanggan digital yang komprehensif, meja pintar, isi produk yang dimakan oleh pelanggan, nilai makanan, dll.) akan meningkatkan penggunaan, takeaway, layanan pengiriman rumah dan teknologi yang akan digunakan dalam layanan ini (drone, dll.) akan menjadi tersebar luas dan generasi pelanggan berikutnya, bersama dengan teknologi, sensitivitas lingkungan dan aplikasi terkait kesehatan telah tercapai.
Dalam konteks ini; menyelaraskan teknologi digital satu sama lain dan memberikan konsumen pengalaman digital yang mereka cari dengan model layanan yang komprehensif diprediksi menjadi tugas terpenting manajer restoran di masa depan.
Tuesday, October 27, 2020
K3 Aman Bekerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
I Gede Suputra Widharma
1. Kebersihan
Kebersihan merupakan syarat utama
bagi pegawai agar tetap sehat, dan pelaksanaannya tidak memerlukan banyak
biaya. Untuk menjaga kesehatan, semua ruangan hendaknya tetap dalam keadaan
bersih.
2. Air Minum dan Kesehatan
Air minum yang bersih dari sumber
yang sehat secara teratur hendaknya diperiksa dan harus disediakan secara
cuma-cuma dekat tempat kerja. Hal ini penting karena di tempat persediaan air
yang disangsikan kebersihannya, dan di tempat kerja terbuka, apabila tidak ada
persediaan air bersih, pegawai akan cenderung menyegarkan diri dengan air
kotor.
3. Urusan Rumah Tangga
Kerapihan dalam ruang kerja
membantu pencapaian produktivitas dan mengurangi kemungkinan kecelakaan. Jika
jalan sempit dan tidak bebas dari tumpukan bahan dan hambatan lain, maka waktu
akan terbuang untuk menggeser hambatan tersebut sewaktu bahan dibawa ke dan
dari tempat kerja atau mesin.
4. Ventilasi, Pemanas dan Pendingin
Ventilasi yang menyeluruh perlu
untuk kesehatan dan rasa keserasian para pegawai, oleh karenanya merupakan
faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja. Pengaruh udara panas dan akibatnya
dapat menyebabkan banyak waktu hilang karena pegawai tiap kali harus pergi ke
luar akibat “keadaan kerja yang tidak tertahan”.
5. Tempat Kerja, Ruang Kerja dan Tempat Duduk
Seorang pegawai tak mungkin
bekerja jika baginya tidak tersedia cukup tempat untuk bergerak tanpa mendapat
gangguan dari teman sekerjanya, gangguan dari mesin ataupun dari tumpukan
bahan. Dalam keadaan tertentu kepadatan tempat kerja dapat berakibat buruk bagi
kesehatan pegawai, tetapi pada umumnya kepadatan termaksud menyangkut masalah
efisiensi kerja.
6. Pencegahan Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan harus
diusahakan dengan meniadakan penyebabnya, apakah sebab itu merupakan sebab
teknis atau sebab yang datang dari manusia.
7. Pencegahan Kebakaran
Kebakaran yang tidak terduga,
kemungkinan terjadi di daerah beriklim panas dan kering serta lingkungan
industri tertentu. Pencegahan senantiasa lebih baik daripada memadamkan
kebakaran, tetapi harus ditekankan pentingnya peralatan dan perlengkapan
lainnya untuk pemadaman kebakaran, yang harus dipelihara dalam keadaan baik.
8. Gizi
Pembahasan lingkungan kerja tidak
dapat lepas tanpa menyinggung tentang masalah jumlah dan nilai gizi makanan
para pegawai. Di beberapa negara jumlah makanan pegawai tiap hari hanya sedikit
melebihi yang diperlukan badannya, jadi hanya cukup untuk hidup dan sama sekali
kurang untuk dapat mengimbangi pengeluaran tenaga selama menjalankan pekerjaan
yang berat. Dalam keadaan yang demikian tidak dapat diharapkan bahwa pegawai
akan sanggup menghasilkan keluaran yang memerlukan energi berat, yang biasanya
dapat dihasilkan oleh pegawai yang sehat, cukup makan, lepas dari kesulitan
akibat iklim yang harus dihadapi.
9. Penerangan/cahaya, warna, dan suara bising di tempat kerja
Pemanfaatan penerangan/cahaya dan
warna di tempat kerja dengan setepat-tepatnya mempunyai arti penting dalam
menunjang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Kebisingan di tempat kerja
merupakan faktor yang perlu dicegah dan dihilangkan karena akan dapat
mengakibatkan kerusakan.
AKTIVITAS KERJA
Aktivitas kerja adalah suatu kegiatan kerja atau salah satu
kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan.
Mengukur aktivitas kerja manusia
adalah mengukur seberapa besar tenaga yang dibutuhkan oleh seorang pegawai
untuk melaksanakan pekerjaannya (Sedarmayanti, 2011:18).
Menurut Sedarmayanti (2011:19)
secara umum kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia dibagi ke dalam dua
kelas utama, yaitu:
1. Kriteria Fisiologis
Kriteria fisiologis dari
aktivitas kerja manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut
jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya tenaga yang tepat
berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari keadaan normal
menjadi keadaan fisik yang aktif akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis
yang lain. Kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi
tekanan psikologis, tekanan lingkungan atau tekanan akibat kerja keras, di mana
ketiga tekanan tersebut sama pengaruhnya. Apabila kecepatan denyut jantung
meningkat, agak sulit ditentukan, apakah meningkatnya itu disebabkan akibat
kerja, akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat rasa takut.
Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis dapat digunakan
apabila faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi kerja ada dalam
keadaan normal.
2. Kriteria Operasional
Kriteria operasional melibatkan
teknik untuk mengukur atau menggambarkan hasil yang bisa dilakukan tubuh atau
anggota tubuh pada saat melaksanakan gerakan. Secara umum hasil gerakan yang
bisa dilakukan oleh anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk:
rentang gerakan, pengukuran
aktivitas berdasarkan kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk
mengukur aktivitas tersebut, dapat digunakan bermacam-macam alat ukur seperti:
alat pengukur tegangan, dinamo meter dan lain-lain.
Keberhasilan Aktivitas Kerja
Menurut Sedarmayanti (2011:21)
secara garis besar faktor yang mempengaruhi keberhasilan aktivitas kerja dapat
dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu:
1. Faktor Diri
Setiap pekerjaan memiliki ciri
dari mana masing-masing timbul, sehingga dapat diperkirakan mengenai pegawai
macam apa yang dibutuhkannya. Karena faktor diri pada dasarnya tidak dapat
diubah, maka agar suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, terlebih dahulu
harus dilakukan pemilihan calon pegawai yang meliputi pengukuran terhadap
kemampuan diri disertai dengan penilaian kesesuaiannya dengan tuntutan
pekerjaan. Kesesuaian antara pegawai dengan pekerjaannya merupakan syarat
penting karena jika diabaikan hasil kerjanya akan menjadi rendah. Pada saat
pegawai bersangkutan menyadari hal tersebut, apalagi jika pegawai kehilangan
kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dari kerjanya ini, maka hasil kerjanya akan
semakin rendah. Hal ini jelas semakin tidak dikehendaki baik oleh pegawai
maupun oleh pihak organisasi.
2. Faktor Sosial dan Keorganisasian
Tidak semua kebutuhan pegawai
dapat dipenuhi dengan materi, bahkan kadang-kadang kebutuhan non materi dapat
mengalahkan kehendak yang didasari oleh kebutuhan materi. Perlakuan sebagai
manusia dibutuhkan oleh pegawai walaupun mereka merupakan salah satu alat
produksi. Bicara tentang segi kemanusiaan dari seorang pegawai, tampak berbagai
kebutuhan pegawai seperti rasa aman, rasa terjamin, ingin perlakuan yang adil,
ingin prestasinya diketahui dan dihargai orang lain, ingin berteman, ingin
diakui sebagai bagian masyarakat, bahkan ingin menonjol. Peranan organisasi
sangat besar dalam menciptakan iklim kerja yang baik, menjalankan kepemimpinan
yang baik, mengadakan hubungan terbuka baik formal maupun informal,
menyelenggarakan sistem penggajian yang adil, sistem “penghargaan dan hukuman”
yang tepat, pelatihan yang cukup, pembagian tugas dan tanggung jawab yang
memadai dan sebagainya.
3. Faktor Fisik
Pekerjaan Hubungan antara manusia
dengan mesin dan peralatannya serta lingkungan kerja dapat dilihat sebagai
hubungan yang unik karena interaksi antara hal tersebut membentuk sistem kerja
yang tidak sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Disuatu pabrik
besar yang produksinya yang bersifat massa, jumlah mesin yang banyak dan
seringkali sejenis atau terlampau bermacam jenis, dapat menimbulkan suatu
ketegangan (stress) pada pegawai. Pembagian tugas yang sempit atau spesialisasi
yang ketat menyebabkan pekerjaan bersifat terlampau berulang-ulang,
kadang-kadang dengan siklus yang singkat, sangat rutin dan menjemukan. Begitu
juga mesin yang berjalan cepat dan memerlukan pengawasan yang ketat. Pegawai
akan merasa bahwa dirinya diawasi oleh mesin yang dapat memberi kesan
merendahkan produksi, menghilangkan rasa berjasa dan menyebabkan kurangnya rasa
tanggung jawab. Kurangnya rasa tanggung jawab akibat tidak pernah melihat
hasil, akhirnya dapat terjadi. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pimpinan
perusahaan agar pada akhirnya dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Selain itu perlu diperhatikan pula keadaan faktor fisik lain seperti kemampuan
kerja pegawai, pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap hasil kerja,
perancangan mesin dan peralatan agar sesuai dengan pemakaian, dan cara
menangani atau memakainya.
4. Faktor Perubahan
Semua yang termasuk ke dalam
faktor diri, sosial keorganisasian dan fisik pekerjaan secara bersama-sama
berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempengaruhi keberhasilan kerja. Tugas
pimpinan adalah mengusahakan perpaduan faktor tersebut dengan baik sehingga
secara keseluruhan menghasilkan sistem kerja yang efisien. Teknik tata cara
kerja ditunjukkan untuk mendapat rancangan sistem kerja yang terbaik, dan dalam
rangka ini salah satu hal yang penting adalah bahwa kegiatan mendapatkan
rancangan terbaik dan merupakan kegiatan yang dinamis. Ini menunjukkan adanya perubahan
yang terus menerus sesuai dengan perbaikan rancangan yang dinilai lebih
menguntungkan. Hal yang sering merupakan penghambat terlaksananya perubahan
(perbaikan) ini adalah ketidaksediaan pegawai menerimanya. Memang hal ini harus
disadari karena hampir setiap usaha merubah merupakan sesuatu yang wajar.
Tantangan ini tidak terbatas pada hal-hal yang dirasakan memberatkan saja,
tetapi terdapat hal yang secara obyektif yang menguntungkan pun sering dihadapi
oleh pegawai.
Penulis, dosen teknik elektro PNB dan dosen teknik industri UNMAR
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD)
I Gede Suputra Widharma
Pendahuluan
Menurut
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 bahwa pengusaha wajib
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja/buruh di tempat kerja.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu
alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja.
Alat
pelindung diri sebaiknya memenuhi persyaratan berikut:
1. Alat pelindung diri yang efektif harus:
a. Sesuai dengan bahaya yang
dihadapi
b. Terbuat dari material yang akan
tahan terhadap bahaya tersebut
c. Cocok bagi orang yang akan
menggunakannya
d. Tidak mengganggu kerja operator
yang sedang bertugas
e. Memiliki konstruksi yang sangat
kuat
f. Tidak mengganggu alat pelindung
diri lain yang sedang dipakai secara bersamaan
g. Tidak meningkatkan risiko
terhadap pemakainya.
2. Alat pelindung diri harus:
a. Disediakan secara gratis
b. Diberikan satu per orang atau
jika tidak, harus dibersihkan setelah digunakan
c. Hanya digunakan sesuai
peruntukannya
d. Dijaga dalam kondisi baik
e. Diperbaiki atau diganti jika
mengalami kerusakan
f. Disimpan di tempat yang sesuai
ketika tidak digunakan.
3. Operator-operator yang menggunakan alat pelindung diri harus
memperoleh:
a. Informasi tentang bahaya yang
dihadapi
b. Instruksi tentang tindakan
pencegahan yang perlu diambil
c. Pelatihan tentang penggunaan
peralatan dengan benar
d. Konsultasi dan diizinkan
memilih alat pelindung diri yang tergantung pada kecocokannya
e. Pelatihan cara pemeliharaan dan menyimpan alat
pelindung diri dengan rapi
f. Instruksi agar melapor setiap kecacatan atau
kerusakan
Adapun
jenis-jenis dari alat pelindung diri yang wajib disediakan oleh perusahaan
yaitu sebagai berikut: 1. Pelindung
Kepala
Pelindung kepala
terbagi menjadi beberapa jenis seperti helm keras (hard hats), helm empuk (bump
caps), topi, harnet, atau pemangkasan rambut.
Fungsi dari alat
ini yaitu untuk melindungi kepala dari jatuhnya benda-benda keras, ruang yang
sempit, dan rambut terjerat di tempat kerja.
2. Pelindung Telinga
Pelindung
telinga terbagi menjadi dua jenis yaitu penutup telinga (ear muff) dan
penyumbat telinga (ear plug).
Fungsi dari alat
ini yaitu untuk melindungi telinga/pendengaran dari suara bising di tempat
kerja.
3. Pelindung Mata
Pelindung
telinga terbagi menjadi beberapa jenis yaitu kacamata pelindung (goggles),
pelindung wajah, goggles khusus.
Fungsi alat ini
yaitu untuk melindungi mata/penglihatan dari terkena debu, kersik,
partikel-partikel berbahaya yang berterbangan, radiasi, laser, dan bunga api
las di tempat kerja.
4. Pelindung Paru-Paru
Pelindung
paru-paru terbagi menjadi beberapa jenis yaitu masker wajah, respirator dengan
filter penyerap, dan alat bantu pernapasan lainnya.
Fungsi alat ini
yaitu untuk melindungi paru-paru dari debu, asap, gas beracun, dan atmosfer
miskin oksigen yang melewati hidung dan mulut pada saat sedang bekerja.
5. Pelindung Tangan
Pelindung tangan
atau sarung tangan terbagi menjadi dua jenis yaitu sarung tangan tahan bahan
kimia dan sarung tangan insulasi.
Alat ini
berfungsi untuk melindungi tangan dari terkena tepi-tepi dan ujung yang tajam
dari suatu benda, zat kimia korosif, dan tempertur tinggi/rendah pada saat
sedang bekerja.
6. Pelindung Kaki
Pelindung kaki
atau sepatu pengaman berfungsi untuk melindungi kaki dari terpeleset, menginjak
benda tajam dilantai, tertimpa benda keras,
dan terkena percikan logam cair pada saat sedang bekerja.
7. Pelindung Kulit
Pelindung kulit
atau krim pelindung berfungsi menjaga kelembaban kulit dan untuk melindungi
kulit dari terkena bahan korosif ringan atau kuat, dan zat pelarut yang
berbahaya pada saat sedang bekerja.
8. Pelindung Seluruh Tubuh
Pelindung
seluruh tubuh terbagi menjadi beberapa jenis yaitu pakaian bertekanan udara
(pressurized suits), tali-temali pelindung (harness), baju/rompi yang terlihat
di kegelapan (high-visibility), baju pelindung khusus, baju tahan panas, dan
baju untuk segala cuaca.
Alat ini
berfungsi untuk melindungi seluruh tubuh dari atmosfer yang berbahaya (uap
beracun dan debu radioaktif), terjatuh, kendaraan bergerak, gergaji rantai,
temperature tinggi, dan cuaca ekstrim.
Sunday, October 25, 2020
PengeLOCOkan MISi MAKo
Kunjungi Yutub Channel "The Suputra"
Belajar C++
I Gede Suputra Widharma
BAB
I
JUDUL PRAKTIKUM
PENGANTAR C++
BAB
II
DASAR TEORI
1.
Pengantar C++
Dalam
mata kuliah pemrograman komputer ini, mahasiswa menggunakan bahasa pemrograman C++,
dan menggunakan aplikasi compiler yaitu aplikasi CodeBlock. Bahasa pemrograman
C++ merupakan bahasa pemrograman yang bisa digunakan dengan banyak tujuan.
Bahasa C++ juga mendukung OOP Object Oriented Programming yang memudahkan
programmer memelihara program hasil karyanya. C++ dirancang untuk system
programming, dengan batasan resources, pemrograman dengan skala besar dengan
performance yang tinggi dan tingkat fleksibilitas yang tinggi juga.
Bahasa
C++ ini termasuk compiled language, dimana source code dilakukan proses
compiling sehingga dihasilkan suatu program binary dimana binary filenya adalah
binary file sesuai dengan sistem operasi maupun platform tujuan. Binary file
ini kemudian dijalankan dan menghasilkan aplikasi sesuai source yang telah kita
buat. Bahasa C++ termasuk middle-level language yang merupakan kombinasi
high-level dan low-level language. Makin low-level makin mendekati bahasa
mesin. Sebelum mulai melakukan kode program, sebaiknya diingat bahwa C++
bersifat “case sensitive”,
yang artinya huruf besar dan huruf kecil dibedakan.
2.
Struktur Bahasa C++
//
program pertamaku
#include
<iostream.h>
int
main ()
{
cout
<< "Selamat Belajar C++";
return
0;
}
Program di
atas, misalnya dapat
disimpan dengan nama latih1.cpp. Cara untuk menyimpan dan
mengkompile program berbeda-beda, tergantung kompiler yang dipakai.
Ketika di-run,
maka di layar
akan muncul sebuah
tulisan “Selamat Belajar C++”.
Contoh di atas, adalah sebuah contoh program sederhana menggunakan C++.
Namun, penggalan program tersebut telah
menyertakan sintak-sintak dasar bahasa C++. Sintak dasar tersebut, akan
kita bahas satu per satu:
//
program pertamaku
Merupakan sebuah baris
komentar. Semua baris, yang ditandai dengan dua buah tanda slash (//), akan
dianggap sebagai baris komentar dan tidak akan berpengaruh pada hasil.
Biasanya, baris komentar
dipakai oleh programmer untuk memberikan penjelasan tentang program.
Baris komentar dalam C++,
selain ditandai dengan (//) juga dapat ditandai dengan (/*….*/).
Perbedaan
mendasar dari keduanya adalah :
//
baris komentar
/*
blok komentar */
#include
<iostream.h>
Pernyataan
yang diawali dengan tanda (#) merupakan pernyataan untuk menyertakan
preprocessor. Pernyataan ini bukan untuk dieksekusi. #include
<iostream.h> berarti memerintahkan kompiler untuk menyertakan file
header iostream.h. Dalam file header ini, terdapat beberapa fungsi standar yang
dipakai dalam proses input dan output. Seperti misalnya perintah cout yang
dipakai dalam program utama.
int main ()
Baris ini
menandai dimulainya kompiler
akan mengeksekusi program. Atau
dengan kata lain,
pernyataan main sebagai penanda program utama. Adalah suatu
keharusan, dimana sebuah program yang ditulis dalam bahasa C++ memiliki sebuah
main.
main
diikuti oleh sebuah tanda kurung () karena main merupakan sebuah fungsi. Dalam
bahasa C++ sebuah fungsi harus diikuti dengan tanda (), yang nantinya dapat
berisi argumen. Dan sintak formalnya, sebuah fungsi dimulai dengan tanda {},
seperti dalam contoh program.
cout <<
"Selamat Belajar C++";
perintah
ini merupakan hal yang akan dieksekusi oleh compiler dan merupakan perintah
yang akan dikerjakan. cout termasuk dalam file iostream. cout merupakan perintah
untuk menampilkan ke layer.
Perlu
diingat, bahwa setiap pernyataan dalam C++ harus diakhiri dengan tanda
semicolon (;) untuk memisahkan antara pernyataan satu dengan pernyataan
lainnya.
return 0;
pernyataan
return akan menyebabkan fungsi main() menghentikan program dan mengembalikan
nilai kepada main. Dalam hal ini, yang dikembalikan adalah nilai 0. Mengenai
pengembalian nilai, akan dijelaskan nanti mengenai Fungsi dalam C++.
Coba tambahkan
sebaris pernyataan lagi,
sehingga program contoh di atas
akan menjadi seperti berikut:
//
latihan keduaku
#include
<iostream.h>
int
main ()
{
cout
<< "Selamat Belajar C++";
cout
<< "di kampusku";
return
0;
Maka perintah
cout yang kedua
akan menampilkan sebuah kalimat lagi di layar, dengan tulisan
“di kampusku”.
MODUL
II
BAB
I
JUDUL PRAKTIKUM
VARIABEL, DATA DAN KONSTANTA
BAB
II
DASAR TEORI
1. TIPE DATA
Terdapat 5 tipe data
bawaan dari bahasa
C, yaitu :
void, integer, float, double, dan char.
Type |
Keterangan |
void |
diartikan sebagai tanpa tipe
data dan tanpa pengembalian nilai |
Int |
bilangan
bulat (integer) |
float |
bilangan
pecahan (floating point) |
double |
bilangan pecahan
dengan jangkauan
data yang lebih luas |
char |
Karakter |
Type |
Keterangan |
bool |
isi bilangan Boolean (True dan False) |
wchar_t |
wide character |
Sedangkan C++ sendiri
menambahkan dua buah tipe data lagi, yakni : bool dan wchar_t.
Dengan jangkauannya adalah sebagai berikut :
Tipe |
Ukuran (bits) |
Range |
unsigned char |
8 |
0 s/d 255 |
char |
8 |
-128 s/d 127 |
short int |
16 |
-32,768 s/d 32,767 |
unsigned int |
32 |
0 s/d 4,294,967,295 |
Int |
32 |
-2,147,483,648 s/d
2,147,483,647 |
unsigned long |
32 |
0 s/d 4,294,697,295 |
long |
32 |
-2,147,483,648 s/d
2,147,483,647 |
float |
32 |
3.4 e-38 s/d 1.7 E +38 |
double |
64 |
1.7 E-308 s/d 3.4 E + 308 |
long double |
80 |
3.4 E-4932 s/d 1.1 E + 4932 |
4.
VARIABEL
Berbeda dengan
pendeklarasian variabel di bahasa pemrograman lain, dalam C++ sebelum
mendeklarasikan variabel, hal pertama yang harus dideklarasikan adalah tipe
data yang akan digunakan untuk menampung data.
Format penulisannya
adalah :
Tipe_data
pengenal = nilai ;
Sebagai contoh ;
int a;
float nomor;
Atau
dapat juga pemberian nilai awal untuk variable dilakukan pada saat deklarasi,
contoh
:
int a=10; char s=’a’;
Jika hendak
mendeklarasikan beberapa variabel sekaligus dengan tipe data yang sama, dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
int
a;
int
b;
int
c;
atau
dapat disederhanakan dengan deklarasi :
int a,b,c;
// bekerja dengan
variabel
#include
<iostream.h>
int
main ()
{
//
inisialisasi variabel :
int
a, b;
int
hasil;
//
proses :
a
= 5;
b
= 2;
a
= a + 1;
hasil
= a - b;
//
cetak hasilnya :
cout
<< hasil;
//
menghentikan program :
return
0;
}
5.
KONSTANTA
Konstanta mirip
dengan variable, namun
memiliki nilai tetap. Konstanta dapat berupa nilai Integer,
Float, Karakter dan String.
Pendeklarasian
konstanta dapat dilakukan dengan 2 cara :
1.
Menggunakan (#define)
Deklarasi
konstanta dengan cara ini, lebih gampang dilakukan karena akan menyertakan
#define sebagai preprocessor directive.
Dan
sintaknya diletakkan bersama – sama dengan pernyataan
#include
(di atas main()).
Format
penulisannya adalah :
#define pengenal nilai
Contoh
penggunaan :
#define phi 3.14159265
#define Newline ‘\n’
#define
lebar 100
Pendeklarasian dengan
#define tanpa diperlukan
adanya tanda = untuk memasukkan nilai ke dalam pengenal dan juga tanpa diakhiri
dengan tanda semicolon(;).
2.
Menggunakan (const)
Sedangkan dengan
kata kunci const,
pendeklarasian konstanta mirip dengan deklarasi variable yang ditambah
kata depan const.
Contoh
:
const int lebar = 100;
const char tab = ‘\t’;
const zip = 1212;
Untuk
contoh terakhir, deklarasi variable zip yang tanpa tipe data, maka compiler
akan secara otomatis memasukkannya ke dalam tipe int.
6.
OPERATOR
Dalam C++,
terdapat berbagai macam
operator yang dapat dimanfaatkan dalam aplikasi.
1.
Operator Assign (=)
Operator (=), akan
memberikan nilai ke dalam suatu variable.
Artinya memberikan nilai
5 ke dalam variable a. Sebelah kiri tanda = dalam pernyataan di atas, dikenal
dengan lvalue (left value) dan di sebelah kanan tanda = dikenal dengan rvalue
(right value). lvalue harus selalu berupa variable, sedangkan rvalue dapat
berupa variable, nilai, konstanta, hasil operasi ataupun kombinasinya.
Operator |
Keterangan |
+ |
Penjumlahan |
- |
Pengurangan |
* |
Perkalian |
/ |
Pembagian |
% |
Modulus |
2.
Operator Aritmatika ( +, -, *, /, %)
Untuk operator %, sama
dengan modulus, yaitu untuk mengetahui sisa hasil bagi. Misalnya a = 11 % 3,
maka variable a akan terisi nilai 2 karena sisa hasil bagi 11 dan 3 adalah 2.
Operator
Majemuk ( +=, -=, *=, /=, %=, <<=, >>=, &=,
|= )
Dalam C++,
operasi aritmatika dapat
disederhanakan penulisannya dengan format penulisan operator majemuk.
Misalnya
:
a += 5 sama artinya dengan menuliskan a = a+5
a *= 5 sama artinya dengan menuliskan a = a*5
a /= 5
sama artinya dengan menuliskan a = a/5
a %= 5 sama artinya dengan menuliskan a = a % 5
lvalue
a = 5 rvalue
Operator Penaikan dan
Penurunan (++ dan --)
Operator
penaikan (++) akan menaikkan atau menambahkan
1
nilai variable. Sedangkan operator (--) akan menurunkan atau mengurangi 1 nilai
variable.
Misalnya
:
a++;
a+=1;
a=a+1;
Untuk ketiga pernyataan
tersebut, memiliki arti yang sama yaitu menaikkan nilai variable 1.
Karakteristik dari operator ini adalah dapat dipakai di awal (++a) atau diakhir
(--a) variable. Untuk penggunaan biasa, mungkin tidak akan ditemui perbedaan
hasil dari cara penulisannya. Namun untuk beberapa operasi nantinya harus diperhatikan
cara peletakan operator ini, karena akan berpengaruh terhadap hasil.
Contoh 1 :
Contoh 2: B=3;
B=3; A=++B;
A=B++; // A= 4,
B=4
//hasil A=3, B=4
Dari contoh1, nilai B dinaikkan sebelum dikopi ke
variable A. Sedangkan pada contoh2, nilai B dikopi terlebih dahulu ke variable
A baru kemudian dinaikkan.
Operator Relasional (==,
!=, >, <, >=, <=)
Yang
dihasilkan dari operator ini bukan berupa sebuah nilai, namun berupa bilangan
bool yaitu benar atau salah.
Operator |
Keterangan |
== |
Sama dengan |
!= |
Tidak
sama dengan |
> |
Lebih besar dari |
< |
Kurang dari |
>= |
Lebih besar dari
atau sama dengan |
<= |
Kurang dari atau sama dengan |
Contoh :
(7==5) hasilnya adalah
false
(5>4) hasilnya adalah
true
(5<5) hasilnya adalah
false
Operator Logika
( !, &&, || )
Operator
logika juga digunakan untuk memberikan nilai atau kondisi true dan false.
Biasanya operator logika dipakai untuk membandingkan dua kondisi.
Misalnya:
((5==5) &&
(3>6)) mengembalikan nilai false, karena (true &&
false)
untuk
logika NOT (!), contohnya !(5==5) akan mengembalikan nilai false, karena
!(true).
Operator Kondisional
( ? )
Format
penulisan operator kondisional adalah :
kondisi ? hasil1 : hasil2
Jika
kondisi benar maka yang dijalankan adalah hasil1 dan jika kondisi salah, maka
akan dijalankan hasil2.
Contoh
:
7==5 ? 4 : 3 hasilnya
adalah 3, karena
7 tidak sama dengan 5
5>3 ? a : b hasilnya adalah a, karena 5 lebih
besar dari 3