Thursday, January 29, 2009

Mental Yadnya Bagi Anak Bangsa

Menanamkan Mental Yadnya Sedini Mungkin 
I Gede Suputra Widharma, ST, MT 

Yadnya adalah korban suci dengan ketulusan dan keikhlasan hati. Mempersembahkan yang terbaik yang dimiliki dalam setiap kerja atau aktivitas yang dilakukan tanpa berharap akan dapat imbalan ataupun pujian. Hukum Rta dan Hukum karma phala selalu akan melingkupi ruang dan waktu. Setiap keyakinan pada Tuhan pasti akan tahu kalau setiap perbuatan akan ada hasilnya, jadi untuk apa hasil itu diharap-harapkan apalagi hingga mengambil yang bukan haknya. Andai mental untuk beryadnya tertanam dalam setiap anak bangsa sejak dulu, mungkin negeri ini telah makmur saat berusia 40-50 tahun seperti usia saat kejayaan Majapahit, Sriwijaya, atau Mataram. Namun sayang sekali, negeri ini kemudian pernah dijejali sekumpulan orang berkuasa yang berani berhutang atas nama negara namun sampai hati makan uang itu sendiri. Nikmatnya hidup bergelimpangan kemewahan seperti itu kemudian diteruskan oleh anak mantu dan besannya, juga oleh kroni-kroninya, hingga murid-muridnya. Hasilnya, sekarang negeri ini terpuruk dengan wajah penuh dengan noda yang ditandai dengan masuk papan atas negeri terkorup di dunia. 

Sebagai generasi muda, malu sekali negeri ini digolongkan negeri terkorup di dunia. Padahal negeri yang sangat indah dan kaya ini memiliki Pancasila yang merupakan dasar negara terbaik di muka bumi ini. Negeri ini memiliki segala hal yang dimiliki oleh India untuk ber-swadesi, ataupun Jepang, China, dan Korea untuk menjadi macan asia. Negeri yang tegak berdiri bersatu dalam kebhinnekaannya ini seperti bangsa Amerika, juga memiliki luas wilayah, kekayaan alam, dan jumlah rakyat yang relatif sama banyaknya dengan negara adikuasa tersebut. Bahkan pada usia mudanya, negeri ini merupakan kekuatan ketiga yang ada di Tengah, setelah kekuatan Rusia di Timur dan Amerika di Barat. Lalu mengapa bangsa ini bisa jatuh terperosok seperti ini? Mental. Mental kita masih belum bagus juga walaupun telah 10 tahun reformasi. Ini semua karena lebih dari 30 tahun mental anak bangsa dipasung sedemikian rupa sehingga tidak bisa bilang tidak, hanya bisa mengangguk atau teriak setuju. Mental anak bangsa hingga detik ini masih terpesona mendengar janji-janji palsu, terpesona pada senyuman palsu. 

Mental ini masih suka memperdaya orang dengan bersandiwara santun, iklan yang memutarbalikkan fakta, dan bibir yang membentuk senyuman walau palsu. Mental ini masih suka memuji orang setinggi langit di depannya tapi dibelakangnya menjatuhkan hingga menginjak-injak nama baiknya. Mental ini masih suka memanipulasi data bahan laporan asal boss senang sehingga bisa cepat promosi. Semua ini memang hasil pendidikan dari para orang tua yang keblinger dengan mentalnya yang ingin merebut kekuasaan, menumpuk kekayaan, dan tenggelam dalam kemewahan salah. Mental anak bangsa memang harus diperbaiki sedini mungkin. Mungkin butuh waktu untuk mengubah mental anak bangsa semuanya, sebab masih banyak rakyat yang mentalnya telah keblinger baik separuhnya, seperempatnya, ataupun seperseribunya, tapi tetap keblinger yang jika dibiarkan bisa tambah besar keblingernya dan membahayakan bangsa ini. Untuk itulah sangat diperlukan oleh anak bangsa ini siraman rohani baik oleh bapak Mario Teguh, bung kick Andy, mas Ebiet, bli Gede Perama, bang Deddi Mizwar, bahkan juga para Agamawan yang sudi turun dari gunung ataupun langit guna memberi pencerahan pada umatnya melalui mass media untuk menjadi orang yang bermental baik dan mulia. Mental yang sudi bekerja sekuat tenaga untuk membangun negeri, berusaha dengan sekuat kemampuan untuk memberi yang terbaik bagi nusa dan bangsa. 

Dan semua hasilnya diserahkan pada yang diatas SANA, karena rejeki memang hanya DIA yang mengatur, umat hanya berdoa dan berusaha. Jika diambil dari Bahasa Sankskerta, maka mental yang seperti itu disebut bermental yadnya. Dengan mental yadnya ini, perjalanan bangsa akan jauh dari bahaya laten korupsi. Sekarang tonggak penting arah perjuangan bangsa sedang menanti kita, yaitu tepatnya tiga dan enam bulan kedepan. Siapkan mental yadnya kita. Jangan tertipu lagi dengan janji palsu, tebar pesona, iklan memutarbalikkan fakta. Saatnya mengubah mental kita sebagai anak bangsa mulai saat ini, ketika generasi muda harus menentukan pilihan kearah mana langkah gagah bangsa ini akan dibawa. 

Penulis, margi ananda, dukuh segening, dosen Sistem Informasi JTE Politeknik Negeri Bali



Thursday, July 24, 2008

Multipartai vs Golput



BANYAK PILIHAN BUAT RAKYAT, JADI BUAT APA GOLPUT
I Gede Suputra Widharma, ST, MT
Pemilihan umum 2009 memang masih sekitar satu tahun lagi. Pemilu yang akan menentukan nasib bangsa ke depan, dengan memilih wakil rakyat DPR dan DPD serta Pemimpin negeri ini. Mereka yang akan menentukan kebijakan negara bagi rakyatnya, dan mestinya rakyat sudah tahu mana yang baik dan mana yang kurang (ajar), bahkan mana calon yang busuk, karena yang maju nanti sebagian besar masih yang itu-itu juga. Walau pun masih setahun, tapi euforia menyongsong perhelatan nasional itu sudah mulai di sana-sini sejak saat ini. Bahkan di Bali rentetannya berbarengan dengan Pilkada yang juga melibatkan para pemuncak negeri dan melibatkan seluruh rakyat Bali. Gaung nyoblos belum sirna di Bali, malah jadi semakin kencang sejak KPU mengijinkan partai untuk mulai berkampanye bagi pemilu tahun depan. Sejumlah bendera dan umbul-umbul partai baru yang dipasang meramaikan ruas-ruas jalan di berbagai daerah untuk sosialisasi, tidak kalah dengan partai-partai lama yang telah dikenal masyarakat luas.
Pasca keruntuhan rezim Orde Baru, tuntutan demokrasi sangat kuat di negeri ini dalam bentuk reformasi di bidang politik. Salah satu wujud reformasi tersebut adalah dalam pendirian partai politik sebagai salah satu bentuk kebebasan berekspresi. Dengan pemilu yang multipartai seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Soekarno, akan ada banyak visi misi dan program yang disampaikan yang bagi rakyat pemilihnya. Multipartai setidaknya memberi pilihan yang lebih variatif kepada masyarakat, untuk memilih sesuai dengan hati nurani dan harapannya yang tercermin dari visi misi parpol tersebut. Partai merupakan alat pencapaian kekuasaan dan saluran politik resmi yang diakui perundang-undangan untuk mewujudkan harapan rakyat yang memilihnya.
Pada tahun ini tercatat sekitar 95 partai baru yang mendaftarkan diri ke Departemen Hukum dan HAM sebagai peserta Pemilu, dan kemudian oleh KPU ada 34 partai politik yang dinyatakan berhak ikut pemilu tahun depan. Dari sekian banyak partai tersebut, dapat dipilah menjadi tiga bentuk partai politik yang ditawarkan pada masyarakat. Ada parpol yang murni berbentuk partai nasionalis seperti PDIP, Golkar, PNIM, Demokrat, PNBK, hingga Hanura dan Gerindra. Ada parpol yang seminasionalis yang terbuka tapi memiliki basis massa tertentu sebagai pendukungnya, seperti PKB dan PAN dengan massa kelompok agama ataupun dengan basis kalangan tertentu seperti Partai Buruh, Serikat Pekerja, hingga Pemuda dan Patriot. Ada juga partai yang murni berbentuk sebagai partai religius/agama seperti PPP, PKS, PDS, dan PBR. Dari bentuk-bentuk ini pun dapat lagi dipilah menjadi beberapa bentuk lagi sesuai dengan sejarah berdiri dan pendukungnya. Misalnya untuk partai berbentuk nasionalis dapat dipilah sesuai massa pendukungnya, seperti birokrat, saudagar, kaum marhaen, kaum tani, keluarga angkatan, dan lain-lain. Belum lagi pengelompokan pada partai berbentuk seminasional dan partai yang berbentuk religius. Mungkin ada sekitar 8-10 pengelompokan parpol.
Maraknya partai politik baru menjelang Pemilu sejatinya bukan hanya ekstase publik menumbuhkan demokrasi. Partai yang tak mampu memenuhi electoral treshhold tampak cukup mudah bermetamorfosis, demikian juga dengan partai yang tidak lolos verifikasi, pada kesempatan berikutnya cukup mendaftarkan kembali partainya dengan nama yang hampir serupa, atau nama beda sedikit tapi akronimnya sama. Walaupun demikian masih banyak politisi yang memang berjuang untuk rakyat, baik yang ada di parpol lama maupun yang baru membuat parpol. Daripada membiarkan politisi busuk yang hanya janji-janji dan KKN yang terpilih ke gedung DPR/MPR, gunakan hak pilih kita untuk memberi dukungan pada politisi yang benar-benar berjuang untuk rakyat agar bisa menjadi wakil rakyat dan pemimpin kita lima tahun ke depan. Ada banyak partai yang menawarkan programnya dan ada banyak caleg dengan track record masing-masing. Saatnya untuk memilih yang tepat untuk Nusantara dan Pancasila kita, jangan sia-siakan hak kita dan membiarkan kebusukan bersama kita selama lima tahun kedepan.
Penulis, dosen Sistem Informasi/Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali, warga Serongga Kelod Gianyar

Thursday, July 17, 2008

Untuk Indonesiaku


MEMBANGUN BANGSA
Indonesia, tanah lahir beta
pusaka abadi nan jaya
...
Indonesia, sejak dulu kala
tetap dipuja-puja bangsa
...

Melalui blogger ini kupersembahkan gagasanku, nafasku, gerak tubuhku, dan hidupku untuk negeri tumpah darahku. Semoga apa yang kusampaikan dalam setiap kesempatan akan memberikan manfaat bagi negeri ini, bagi bangsaku yang sedang membangun.

...
tempat berlindung di hari tua
sampai akhir menutup mata




Wednesday, July 09, 2008

Nutrition and Suputra




Gizi Membentuk Anak yang Suputra dan Sadhu Gunawan

Anak adalah titipan Tuhan yang wajib untuk di rawat dan dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, sehingga tumbuh menjadi anak yang baik, cerdas, dan sehat. Membentuk seorang anak menjadi anak yang suputra dan sadhu gunawan adalah tugas Ibu sebagai guru rupaka. Ciri anak sehat dapat dilihat dari segi fisik dan tingkah lakunya. Anak yang sehat akan merasa senang apabila diajak bermain, periang, mempunyai tubuh yang proporsional, dan penuh dengan semangat. Anak yang pintar bersosialisasi dengan yang lain. Kesehatan tubuh anak sangat erat kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi. Banyaknya zat-zat tidak baik yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sangat mempengaruhi kesehatan.


Beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya masalah yang timbul mengenai gizi buruk pada balita adalah faktor ekonomi, lingkungan, dan ketidaktahuan orangtua. Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kubutuhan gizi pada anak. Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak, seperti jajan sembarangan. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal, baik fisik dan psikisnya. Secara psikis, anak yang sehat akan terus bertambah cerdas, perasaan bertambah peka, dan dapat bersosialisasi dengan baik. Bukan hanya itu saja, anak yang sehat tampak aktif, gesit, dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh. Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antara lain diare, disentri, gondok, busung lapar, defisiensi kurang kalori protein, defisensi vitamin A, defisiensi yodium, anemia, dan beberapa penyakit lainnya. Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi genetiknya. Jika pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup, maka jumlah sinapsis yang berbentuk akan berkurang, sehingga mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang, seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak usia dua sampai tiga tahun, mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti seng dan vitamin A. Hal ini perlu diwaspadai, karena mempunyai relevansi dengan perbanyakan sel tertentu dan bagian dari otak, yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan mengingat informasi serta mengurangi daya cipta. Zat lain yang perlu diwaspadai adalah zat besi, karena dapat mengakibatkan kelainan fungsi otak dan kelainan pertumbuhan balita serta mudah terkena infeksi. ASI merupakan sumber gizi pertama dan yang paling alami yang diberikan ibu kepada anaknya. ASI banyak mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan air yang berubah menjadi sebuah fondasi yang sangat kokoh untuk melindungi tubuh dari penyakit. ASI mengandung kolostrum, yaitu suatu zat kekebalan tubuh yang khusus, dan tidak pernah terdapat pada jenis makanan yang lain. ASI mengandung nutrien yang diperlukan oleh otak bayi seperti taurin dan asam lemak ikatan panjang, laktosa, garam, kalsium dan fosfat yang tepat, serta mengandung antibodi, sel darah putih hidup, dan faktor bifidus yang membantu Lactobacillus bifidus dalam usus bayi. Meskipun ASI kaya akan gizi, namun ASI tidak diberikan seumur hidup. Setelah bayi berumur kurang lebih satu tahun, bayi sudah boleh memakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi utama. Karbohidrat banyak terdapat pada umbi-umbian. Sedangkan lemak berfungsi untuk melindungi organ tubuh, pelarut vitamin dan sumber energi yang terdapat pada keju, susu, kelapa, dan avokad. Protein terdapat telur, gandum, dan kacang-kacangan. Vitamin berfungsi untuk memperlancar proses pengolahan makanan. Vitamin banyak terdapat pada buah-buahan. Makanan yang mengandung keenam zat gizi tersebut disebut 4 sehat 5 sempurna. Riwayat kelahiran juga berperan dalam resiko kurang gizi antara lain tempat lahir dan penolong persalinan. Dengan gizi dan lingkungan yang baik, akan menghasilkan anak yang baik, cerdas, dan berguna bagi keluarga, bangsa dan agamanya.

Simakrama Bali

Simakrama Kandidat Ke Desa Pekraman 
MENGETAHUI KONDISI RIIL MASYARAKAT BALI 
I Gede Suputra Widharma, ST, MT 

Selama ini Gubernur Bali selalu memberikan bantuan kepada Desa Pekraman yang nilainya terus mengalami peningkatan. Bantuan semacam ini rutin dilaksanakan oleh Gubernur Bali sebagai perangsang kepada Desa Pakraman di Bali untuk pelaksanaan pembangunan. Bahkan bantuan untuk tahun ini yang berkisar pada nilai 50 juta rupiah meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 40 juta rupiah. Bantuan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bali tentang penetapan Desa Pakraman, Subak dan Subak Abian penerima bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Bali. Jadi bukan sesuatu yang baru bila Gubernur Bali memberikan bantuan yang jumlahnya terus meningkat bagi Desa Pekraman. Demikian pula dengan para kandidat, walaupun tidak berjanji untuk meningkatkan bantua pada Desa Pekraman, namun saat nanti menjadi Gubernur Bali pasti tetap akan memberikan bantuan bagi Desa Pekraman yang nilainya tentu akan lebih besar sesuai dengan peningkatan pendapatan daerah yang juga berasal dari sepak terjang Desa Pekraman dalam memajukan wilayahnya. 

Hubungan kekerabatan masyarakat Bali terbentuk dalam Desa adat dan desa dinas yang kemudian telah diperdakan berubah menjadi Desa Pekraman. Desa pekraman merupakan satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat dalam ikatan Kahyangan Tiga secara turun temurun. Desa Pekraman merupakan perkumpulan warga desa bercirikan sosio-religius dan komunal yang didasari dengan tata cara krama menjalankan adat istiadat dan agamanya. Desa adat merupakan benteng dalam mempertahankan adat dan budaya Bali, untuk itulah Desa Pekraman perlu mendapatkan bantuan. Bantuan yang diberikan hanya sekedar sebagai perangsang, bukan program yang direncanakan oleh Desa Pekraman. Oeh karena itu bantuan ini diharapkan untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya seperti perbaikan pura, ataupun dipergunakan pelatihan pesraman dan lain sebagainya. Bantuan yang diberikan kepada Desa Pakraman, sesuai dengan keinginan krama adat dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Oleh karena itu diharapkan kepada para Bendesa supaya dapat mempergunakan bantuan tersebut sebaik-baiknya, dan sebelum dipergunakan agar dimusyawarahkan terlebih dahulu untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Hal itulah merupakan inti dari bantuan Gubernur kepada Desa Pekraman. 

Hal ini juga berhubungan dengan tiga hal yang menyebabkan kesejahteraan pada masyarakat yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan Desa Pekraman, yaitu Tri Hita Karana, yaitu Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan. Bantuan yang diperoleh Desa Pekraman memang seharusnta untuk ketiga hal ini, yaitu untuk semakin meningkatkan rasa Sraddha dan Bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi melalui pemeliharaan Pura, Upacara dan Karya Adat lainnya, juga untuk menciptakan lingkungan hidup yang asri, bersih, dan berbudaya, serta membentuk kondisi kehidupan yang aman, tertib, dan damai. Sehingga dari semua itu akan menimbulkan rasa bahagia dalam berkarya dan berkreasi bagi masyarakat Desa Pekraman khususnya, serta juga bagi tamu-tamu baik,yang domestik maupun internasional yang mengunjungi Desa Pekramannya. Bila semua kondisi tersebut telah menjadi kenyataan, maka diharapkan masyarakat di Desa Pekraman khusunya dan Bali umumnya akan maju dan sejahtera. Melalui simakrama dari para kandidat Gubernur Bali yang membawa Visi dan Misi mereka ke Desa Pekraman, yang disisipi acara pemberian bantuan langsung serta janji peningkatan bantuan bila kelak menjadi Gubernur, merupakan salah satu jalan bagi para kandidat untuk melihat dan merasakan secara langsung kondisi riil masyarakat paling bawah di Propinsi ini, dalam hal ini Desa pekraman yang merupakan benteng bagi ajegnya Bali. Kegiatan ini juga merupakan ajang atau kesempatan bagi masyarakat yang selama ini hanya melihat kandidat lewat media elektronika atau media cetak dapat bertemu langsung dengan para kandidat. 

Melihat dari dekat sikap dan mendengar tutur katanya yang merupakan citra pertama yang ditangkap mereka. Kemudian menyampaikan permasalahan dan harapan mereka kepada para kandidat untuk menjadi program Pemerintah Propinsi Bali untuk masa bakti lima tahun ke depan, dalam rangka mensejahterakan masyarakat Bali, bila kelak terpilih menjadi Pemimpin Bali. 

Penulis, dosen Sistem Informasi JTE Politeknik Negeri Bali, UTI dan STITNA, warga Banjar Serongga Kelod Gianyar



Negara dan Gizi Masyarakat

Perlunya Kebijakan Negara Meningkatkan Status Gizi Masyarakat 
I Gede Suputra Widharma, ST, MT 

Masalah gizi merupakan masalah dunia yang telah membuat PBB dan berbagai LSM melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangannya. Masalah kelaparan dan kekurangan gizi di Afrika dan Asia yang masih marak mendorong badan-badan itu membentuk inisiatif untuk secepatnya membantu negara-negara miskin dan berkembang mengakhiri terjadinya maslah kurang gizi pada anak, antara lain mengurangi separuh penduduk dunia yang kelaparan dan miskin pada tahun 2015. Fenomena itu makin mendorong lembaga gizi PBB mencari terobosan-terobosan baru dalam mengatasi masalah gizi. Diperlukan kemauan politik negara yang dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat, khususnya dalam hal keefektifan dana. Hal itu dicapai dengan menyusun program perbaikan gizi yang dilandasi konsep dan data ilmiah yang bersifat universal, yang menjadi bagian integral dari kebijakan dan rencana pembangunan social ekonomi jangka pendek dan panjang, nasional maupun daerah. Karena dana pembangunan negara kita pada umumnya terbatas, harus dicari program yang berbiaya relatif kecil dengan dampak besar terhadap kesejahteraan rakyat. 

Pentingnya kebiasaan hidup sehat dan pola makan gizi seimbang sehari-hari belum merupakan kebutuhan yang dirasakan sebagaian besar masyarakat. Karena itu upaya perbaikan gizi tidak cukup dengan penyediaan sarana tetapi juga perlu upaya perubahan sikap dan perilaku. Masalah gizi kurang yang dapat menjadi gizi buruk, misalnya bukan hanya karena anak kekurangan makanan, tetapi juga karena penyakit. Pola pengasuhan anak juga sangat menentukan status gizi dan kesehatan anak, demikian juga kualitas pelayanan kesehatan dasar yang berpihak pada orang miskin. Berbagai sebab tadi sangat ditentukan oleh situasi ekonomi rakyat, keamanan, pendidikan dan lingkungan hidup. Masalah gizi tidak dapat ditangani dengan kebijakan dan program sepotong-sepotong dan jangka pendek serta sektoral, apalagi hanya ditinjau dari aspek pangan. Masing-masing diarahkan memenuhi persediaan pelayanan dan menumbuhkan kebutuhan atau permintaan akan pelayanan. Untuk itu diperlukan kebijakan pembangunan di bidang ekonomi, pangan, kesehatan dan pendidikan, serta keluarga berencana yang saling terkait dan mendukung, yang secara terintegrasi ditujukan untuk mengatasi masalah gizi dengan meningkatkan status gizi masyarakat. 

Kebijakan utama yang mendorong penyediaan pelayanan meliputi;pelayanan gizi dan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti penimbangan balita di Posyandu dengan KMS. Kemudian pemberian suplemen zat gizi mikro seperti pil besi kepada ibu hamil, kapsul vitamin A kepada balita dan ibu nifas. Lalu bantuan pangan kepada anak gizi kurang dari keluarga miskin, mengadakan fortifikasi bahan pangan seperti fortifikasi garam dengan yodium, serta melakukan biofortifikasi, suatu teknologi budi daya tanaman pangan. Kebijakan utama ini didukung dengan kebijakan yang mendorong penyediaan pelayanan, meliputi; pelayanan kesehatan dasar termasuk keluarga berencana dan pemberantasan penyakit menular, penyediaan air bersih dan sanitasi, pengaturan pemasaran susu formula, kebijakan pertanian pangan untuk menjamin ketahanan pangan, pengembangan industri pangan yang sehat, dan memperbanyak fasilitas olah raga bagi umum. Kebijakan yang mendorong terpenuhinya permintaan atau kebutuhan pangan dan gizi meliputi pembangunan ekonomi yang meningkatkan pendapatan rakyat miskin, pembangunan ekonomi dan sosial yang melibatkan dan memberdayakan masyarakat rakyat miskin, pembangunan yang menciptakan lapangan kerja, kebijakan fiscal dan harga pangan yang meningkatkan daya beli masyarakat miskin dan pengaturan pemasaran pangan yang tidak sehat dan tidak aman. Kebijakan yang mendorong perubahan perilaku yang mendorong hidup sehat dan gizi baik bagi anggota keluarga adalah meningkatkan kesetaraan gender, mengurangi beban kerja wanita terutama pada waktu hamil, dan meningkatkan pendidikan wanita. 

Faktor pola asuh yang berperan antara lain ibu tidak ikut dalam kegiatan organisasi, juga paparan terhadap media massa surat kabar dan majalah. Demikian pula dengan pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi kurang berperan nyata dalam resiko gizi kurang. Kondisi kesehatan anak saat diperiksa lebih banyak yang sakit pada kelompok status gizi bawah. Resiko kurang gizi juga lebih tinggi secara nyata bila konsumsi semua zat gizi pada anak lebih rendah. Riwayat kelahiran juga berperan dalam resiko kurang gizi antara lain tempat lahir dan penolong persalinan. 

Penulis, dosen Sistem Informasi JTE Politeknik Negeri Bali, UTI, dan STITNA, warga Banjar Serongga Kelod, Gianyar



Local Genius Bali

Lestari dan Kembangkan Local Genius Bali melalui Pemanfaatan IPTEK dan Sistem Informasi 
I Gede Suputra Widharma, ST, MT 

Dengan bergulirnya globalisasi dan menuju era informasi yang mengedepankan nilai-nilai universal telah merubah cara pandang sebagian masyarakatnya yang ingin menghendaki adanya perubahan terhadap Bali yang selama ini tetap konsisten menjunjung nilai-nilai luhur Bali yang tri hita karana yang merupakan local genius trendmark Bali. Cara pandang sebagian orang ini jelas tidak sepenuhnya benar mengingat beberapa kendala yang masih dihadapi Bali ke depan, seperti masih rendahnya tingkat pendidikan, masih kuatnya pengaruh pimpinan informal di dalam kehidupan bermasyarakat, serta kuatnya hukum adat yang berlaku. Dalam era globalisasi yang ditandai dahsyatnya pengaruh nilai, gaya dan budaya asing ke Bali tidak dapat dibendung lagi. Pengaruh asing tersebut baik yang bersifat positif maupun negatif sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pola pikir dan sikap yang akan berpengaruh terhadap jati diri Bali yang socioreligius. Oleh sebab itu, diperlukan usaha pemecahan permasalahan kemasyarakatan yang dapat merintangi dan mengganggu gerak maju masyarakat Bali. Hal ini membutuhkan kepedulian semua dalam upaya menangkal setiap ekses globalisasi yang dapat mempengaruhi integritas dan jati diri kita dengan selalu melestarikan dan mengembangkan local genius yang kita miliki. Derasnya arus informasi dan globalisasi yang melanda kehidupan manusia sebagai akibat perkembangan Iptek pada dewasa ini, mengakibatkan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapai. 

Di era globalisasi kehidupan masyarakat menjadi lebih trasparan dan lebih terbuka terhadap pengaruh luar akibat kemajuan di bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi mengakibatkan persaingan diberbagai bidang kehidupan semakin kuat, sehingga menumbuhkan kecepatan dalam menerima, menyerap, menganalisa serta mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Akibat perkembangan Iptek dan globalisasi tersebut tentunya menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan berdaya saing tinggi. Berbagai isu sosial budaya dan sosial politik dikedepankan untuk meraih kepentingan sosial ekonomi di mana kekuatan ekonomi juga dipakai untuk mamayungi manuver-manuver politik sehingga terjadi pemaksaan kehendak yang telah mengusik kesucian Pura yang sejak dulu merupakan panyengker yang membuat Bali indah untuk didiami. Globalisasi ini telah mengakibatkan perubahan pada masyarakat Bali yang menjadi transparan, terbuka, dan sulit dibedakan mana yang dikategorikan masalah ekonomi, sosial budaya, hingga mencampuri bishama. Seperti apa yang kita lihat sejak dahulu di Bali dalam kehidupan bermasyarakatnya, dengan budaya dan Agama Hindu sebagai dasar kehidupan yang lebih dikenal dengan local genius. Di mana dalam local genius atau kearifan local seperti menyama braya, seguluk segilik selulung sebayan taka, paras paros yang artinya bersatu padu dalam suka dan duka dalam menghadapi marabahaya, senasib sepenanggungan ini harus ditanamkan dalam sanubari setiap masyarakat (krama) Bali khususnya dan pendatang umumnya yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat Bali. Sebetulnya local genius ini sangat ampuh sekali apabila seluruh masyarakat memiliki kesadaran betapa pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam local genius tersebut dan dapat diimplimentasikan di dalam kehidupan sehari-hari serta protektif terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang akan dihadapi ke depan nanti. 

Pemanfaatan IPTEK dan sistem informasi yang terus maju digunakan seluas-luasnya untuk menyatukan visi misi/gerak langkah masyarakat Bali dalam menjalin komunikasi sesama dan menjaga rasa sehati, senasib, sepenanggungan, untuk menyelamatkan Bali dari hal-hal yang merugikan. Informasi yang baik antara Parisadha dengan umatnya, pemimpin dengan warganya, melalui pemanfaatan teknologi akan dapat membatasi, menghambat, mengurangi sampai dengan meniadakan penyebab timbulnya kekerasan, gejolak dan konflik social yang mengarah pada timbulnya gangguan keamanan dan keutuhan sosial yang jelas sekali merugikan image Bali yang memiliki banyak kearifan lokal yang dikagumi dunia internasional. Diupayakan agar semua pihak dapat berpikir dengan jernih, rasional, hati yang sabar, dan dapat menuju ke jalan kebaikan demi keutuhan bersama serta juga untuk memanfaatkan nilai-nilai budaya dan simpul-simpul kegiatan kemasyarakatan dalam hal ini desa pekraman sebagai wadah paling dasar menjaga keajegan Bali yang bersendikan pada local genius yang telah ada selama ini. 

Penulis, dosen Sistem Informasi JTE Politeknik Negeri Bali, warga Banjar Serongga Kelod, Gianyar 





Taraf Hidup Rakyat

Gunakan Anggaran untuk Peningkatan Taraf Hidup Rakyat 

I Gede Suputra Widharma, ST, MT

Pada akhir bulan januari Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan atas nama Pemerintah yang meminta tiap departemen, kementerian atau lembaga negara menunda atau bahkan mengurangi belanja sampai 15 persen dari anggaran masing-masing untuk pengamanan APBN. Penghematan anggaran belanja merupakan bagian dari 9 langkah pemerintah untuk mengamankan APBN 2008 guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi 2008. Penghematan anggaran belanja negara sebesar 15 persen dari total anggaran belanja kementerian/lembaga diperkirakan akan menghasilkan dana sebesar sekitar 20 triliun rupiah. Program pemerintah dalam melakukan efisiensi, tanpa harus mengorbankan prioritas yang dirancang tiap kelembagaannya. Dalam 3-4 tahun terakhir ini peningkatan anggaran belanja kementerian/lembaga cukup besar sehingga tidak begitu masalah jika pada tahun 2008 kementerian/lembaga harus lebih fokus kepada program-program prioritas. Langkah bijak ini tentunya akan menjadi angin segar bagi pembangunan Indonesia yang lebih terarah dalam pemanfaatan anggarannya, tidak seperti yang selama ini terjadinya penyimpangan dan pemborosan di berbagai posisi yang merugikan negara dan tidak berpihak terhadap nasib rakyat kebanyakan. 

Disamping itu penghematan ini akan dapat menekan kemungkinan terjadinya salah sasaran, penyelewengan ataupun bentuk tindakan korupsi lainnya terhadap anggaran yang ada yang tentunya menggunakan uang rakyat. Efisiensi yang diperoleh dari penghematan ini bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk dana kemanusiaan bagi rakyat Indonesia yang belakangan ini seringkali tertimpa berbagai bentuk musibah bencana alam yang tidak hanya merenggut harta benda mereka tapi juga jiwa orang-orang yang disayangi. Dengan demikian pemerintah akan dapat mengurangi rasa sakit yang diterima rakyatnya yang mengalami musibah tersebut, walaupun tentunya tidak akan pernah cukup untuk mengembalikan kebahagiaan yang mereka miliki sebelumnya. Namun demikian program penghematan yang dilaksanakan ini tentunya tidak bisa dilakukan secara pukul rata terhadap semua bidang/lembaga. Ada beberapa kelembagaan atau bidang yang membutuhkan anggaran yang cukup besar bahkan perlu ditingkatkan lagi dari anggaran yang telah dialokasikan selama ini pada bidang tersebut. Salah satunya bidang yang membutuhkan anggaran besar adalah bidang pendidikan. Bidang yang mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut hingga saat ini belum mencapai 20% dari APBN seperti yang telah diamanatkan pada UUD 1945 hasil amandemen MPR Reformasi. 

Demikian juga dengan bidang pertanian, pariwisata, kesehatan, dan militer. Pertanian yang merupakan bidang pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia tentunya membutuhkan anggaran yang besar didalam menjaga keberlangsungannya. Pariwisata yang merupakan bidang andalan dalam mendapatkan devisa bagi negara juga membutuhkan anggaran yang besar didalam mempertahankan dan meningkatkan apa yang telah diraih selama ini. Kesehatan merupakan bidang yang menyentuh harkat rakyat Indonesia yang sebagian besar masih ada dibawah garis kemiskinan. Dan terakhir militer, peralatan militer yang kita miliki telah begitu usangnya sehingga sangat meragukan untuk bisa menjaga martabat bangsa atau menjaga keutuhan wilayah negeri ini. Bahkan karena usangnya, peralatan militer tersebut telah merenggut jiwa tentara kita karena tidak layak pakai lagi. Penghematan anggaran pada bidang yang tepat dan waktu yang tepat akan memberikan manfaat bagi kita semua. Apalagi bila penghematan anggaran seperti ini juga dilaksanakan oleh pemerintah daerah baik itu propinsi, kabupaten, dan tingkat pemerintahan yang lebih rendah lainnya. Tentunya akan semakin banyak manfaat yang dirasakan oleh rakyat Bali dalam peningkatan taraf kesejahteraan hidupnya. Harapan ini sekarang kita gantungkan kepada para pimpinan daerah yang baru terpilih pada pilkada Bali baik tingkat kabupaten maupun propinsi untuk mewujudkannya. Efisiensi dalam penggunaan anggaran yang ada dan anggaran yang diprioritaskan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Bali. 

Penulis, dosen sistem informasi JTE Politeknik Negeri Bali dan STITNA, warga Serongga Kelod, Gianyar



Thursday, February 07, 2008

Adat Bali Benteng Ajeg Bali

ADAT BALI BENTENG AJEG BALI 
I Gede Suputra Widharma 

Bicara tentang Bali pasti tidak akan dapat lepas dari adatnya, karena adat adalah rohnya Bali. Bali tanpa adat seperti sayur tanpa garam atau bahkan lebih tegas lagi seperti sayur kangkung tanpa kangkung. Adat Bali dibentuk oleh para leluhur tentunya dengan tujuan yang sangat mulia, yaitu menjaga lingkungan budaya Bali agar tetap lestari. Bali yang merupakan benteng terakhir kejayaan Hindu nusantara agar mampu selalu mempertahankan eksistensi Hindu di Nusantara ini setelah runtuhnya Majapahit akibat durhakanya seorang anak. Bali menjadi tempat dimana ajaran agama Hindu dapat berjalan dengan baik, seperti upacara Yadnya, Nyepi, dan lain-lain. Namun seiring perkembangan jaman dan modernisasi, terjadilah perkembangan wawasan dan pergeseran cara pandang pada generasi penerus Adat Bali. Perkembangan dan pergeseran ini membuat timbulnya gesekan-gesekan diantara anggota masyarakat yang kadang kala berujung pada tindakan anarkis. seperti kasus adat di Tusan, Banjarangkan, Klungkung yang merupakan akumulasi klimaks kasus adat yg sudah berlangsung beberapa tahun sebelumnya tanpa ada solusi. Juga kasus-kasus lain yg terjadi karena pergesekan sesama orang Bali yang terlibat dalam bentrokan fisik dan berujung dengan pengerusakan bangunan hingga tempat suci. 

Apalagi jika hal ini dibubuhi dengan rasa kesenjangan sosial maka semakin besarlah kemungkinan terjadinya hal-hal yang akan merugikan lahir batin salah satu pihak. Ketidakpuasan yang bisa merusak perjalanan Bali sebagai daerah pariwisata terbaik di jagat ini dan khususnya sebagai benteng Hindu di Nusantara ini. Untuk itu revitalisasi adat Bali memang perlu dilaksanakan. Jadikan adat untuk selalu dapat menjaga budaya luhur masyarakat Bali dan mempertahankan eksistensi Hindu. Hukum/adat pada umumnya memang bergerak lebih lambat dibandingkan dengan pergerakan zaman. Cara mengatasinya, diubah atau direvisi agar sesuai dengan perkembangan zaman. Masalahnya adalah desa pakraman di Bali belum memiliki semacam lembaga eksekusi untuk memaksakan agar perubahan itu dilaksanakan sesuai harapan. Akibatnya, perubahan yang ditawarkan hanya menjadi semacam anjuran. Ditaati syukur, tidak ditaati juga tidak apa-apa. Sanksi adat berupa kasepekang dan kanoroyang, telah dilarang sementara waktu hingga adanya rumusan yang memadai mengenai pengertian dan tata cara menjatuhkan sanksi adat tersebut, yang berlaku bagi semua desa pakraman di Bali. Mengingat untuk sanksi adat ini terasa sangat merugikan pihak korban baik lahir dan bathin serta bila dikaitkan dengan hukum internasional akan menjadi bentuk pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia. Salah satu contoh hukum adat yang telah direvisi tapi tidak dilaksanakan adalah kasus kembar buncing yang terjadi di Desa Pakraman Padangbulia, Singaraja, baru-baru ini. Hukum adat Bali yang terkait dengan kembar buncing sebenarnya sudah dihapuskan sejak tahu 1951 berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bali. Tapi, kenyataannya, masih ada masyarakat atau desa pakraman yang mengenakan sanksi adat kepada warganya yang melahirkan kembar buncing. 

Demikian juga tentang larangan perkawinan antarkasta (asu pundung dan anglangkahi karang hulu) telah dihapus tapi tetap saja masih banyak yang berpegang teguh sehingga kasus kawin lari masih banyak terjadi. Padahal kasta itu telah tidak berlaku lagi. Berdasarkan Keputusan Pasamuhan Agung Majelis Desa Pekraman Provinsi Bali tanggal 3 Maret 2006, ditentukan bahwa penduduk yang bertempat tinggal di desa tempat tertentu, dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu (1) krama desa, (2) krama tamu, dan (3) tamu. Krama desa atau pawongan desa, yaitu penduduk yang beragama Hindu dan tercatat sebagai anggota desa adat di tempat yang bersangkutan berdomisili. Krama tamiu, yaitu penduduk beragama Hindu tapi tidak tercatat sebagai anggota desa adat di tempat yang bersangkutan berdomisili. Tamu, yaitu penduduk yang tidak beragama Hindu dan tidak tercatat sebagai anggota desa adat. Masing-masing kelompok memiliki kewajiban yang berbeda terhadap desa adat, dengan demikian diharapkan desa adat tampil lebih sejuk. Walaupun dalam kenyataan, hal ini juga belum berjalan seperti yang diharapkan, tapi telah banyak desa pekraman yang melaksanakannya. Seperti yang berlaku di Desa Pakraman Serongga yang terletak di selatan kota Gianyar. Desa ini memegang teguh pelestarian warisan leluhur. Kehidupan sosial masyarakat yang terdiri atas berbagai warna, mulai dari brahmana, kesatria, waisya dan sudra berbaur menjadi satu dalam kerukunan hidup bertetangga. Belum lagi kanekaragaman clan yang ada di desa ini seperti Dukuh Segening, Pande, Pasek, Arya, dan lain lain, namun kuatnya rasa solidaritas masyarakat yang dipayungi oleh keberadaan Pura Kahyangan, di antaranya Pura Dalem, Pura Puseh/Bale Agung, serta Pura Sakenan, membuat kestabilan dan kedinamisan masyarakat terbina dengan baik. 

Dengan menyadari adanya pluralisme/keanekaragaman di dalam masyarakat seperti yang terlihat melalui adanya eksistensi masyarakat adat, tiada cara yang lebih strategis selain mengelolanya sebagai kekuatan yang produktif dalam mencapai kemajuan bersama. Proses-proses sosial perlu terus dilakukan dalam memelihara dan menyegarkan terajutnya jalinan pluralisme ini menjadi suatu tatanan sosial yang mapan di dalam masyarakat. Peran pemerintah yang selama ini cenderung melakukan praktek eksploitasi terhadap masyarakat adat perlu segera diperbaharui, agar kesadaran pluralis di dalam masyarakat adat tidak berkembang pada bentuk resestensi yang tidak sehat, misalnya dengan ekslusfisme identitas kelompok. Kesadaran pluralis harus terus ditanam dan dikembangkan di dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat perlu mengapresiasi nilai baru yang dapat memberdayakan kehidupan bersama untuk kemajuan dan kreatifitas dalam membangun kebudayaan. Interaksi dalam masyarakat perlu terus dikembangkan melalui bentuk kerjasama dalam menciptakan adat yang sesuai dengan perkembangan jaman dan tetap menjaga Ajeg Bali. Beberapa adat peninggalan masa lalu sudah ketinggalan jaman dan mulai punah di masa kini. Babad sejarah memang selalu berubah sesuai jaman, namun ajaran kebenaran tidak akan pernah berubah sepanjang masa. Demikian juga dengan Adat Bali, perlu kearifan lokal untuk mencari solusi terbaik, yang mana yang perlu kita lestarikan? Masih sesuai kah untuk kondisi Bali dimasa mendatang? Ini merupakan pemikiran untuk masyarakat Bali khususnya, dan pemerhati Bali dimana pun berada. Selama hati kita tidak berubah, semuanya akan tetap lestari di masa mendatang, walau dalam wujud yang berbeda. 

Dosen Program Studi Sistem Informasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali



Friday, September 28, 2007

Electro Engineering


Nama : I Gede Suputra Widharma, ST, MT
Alamat : Banjar Serongga Kelod, Desa Serongga, Gianyar, Bali
: Lingkungan Kertha Bhayangkara, Jl Bhayangkara 15, Amlapura, Bali
: Lingkungan Banjar Seseh, Jl Tukad Buaji Gg। Lotus 21, Denpasar Bali
Kantor : Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bali, Bukit Jimbaran, Badung, Bali
: LBB Widya Gama, Jl. Tukad Buaji
: Jurusan Elektro Biomedik, STITNA, Jembrana, Bali

Sunday, January 21, 2007

Mikroprosesor

Anda tidak sendirian atau tidak berdaya. Kekuatan yang mengatur bintang dilangit, bersama anda juga. (Shrii Shrii Anandamurti) 

 BAB I PENDAHULUAN 

 I.1. Latar Belakang 
 Mikroprosesor mulai berkembang sejak ditemukannya teknologi rangkaian terpadu (integrated circuit) sekitar tahun 1960. Mikroprosesor pertama (mikroprosesor 4-bit) mulai diperkenalkan sekitar tahun 1971, kemudian disusul oleh generasi-generasi berikutnya yang semakin hari semakin kompleks saja. Komputer pribadi yang kita kenal sekarang ini merupakan suatu sistem berbasis mikroprosesor, yaitu suatu sistem yang dikembangkan berdasar pada mikroprosesor. Dewasa ini, mikroprosesor semakin mendapat tempat dalam kehidupan kita. Mikroprosesor di dalam sistem komputer digunakan untuk mengerjakan berbagai hal, mulai dari keperluan mengetik, mengolah data, membuat desain (rancangan), dan lain-lain. Selain itu, mikroprosesor juga dapat digunakan pada rangkaian kontrol elektronik untuk mengendalikan berbagai peralatan. Hidup matinya pompa air, gerakan lift pada bangunan bertingkat, sistem keamanan suatu gedung, sampai alat-alat produksi di industri-industri dapat dikendalikan dengan memanfaatkan mikroprosesor. Mikroprosesor, sebagai ”otak” dari sebuah komputer, mengorganisasikan semua operasi yang terjadi di dalam komputer. Operasi-operasi perpindahan data, operasi aritmatika dan logika, dan pengendalian seluruh sumber daya dikendalikan oleh mikroprosesor. Operasi-operasi internal komputer dapat disusun sedemikian rupa untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu. Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut, perlu dilakukan pemrograman terhadap mikroprosesor. 
Selengkapnya dapat diperoleh pada http://igedesuputrawidharma.s5.com/microprocessor_general. A. Pengertian Mikroprosesor (mP) Apa itu rangkaian terpadu (IC) ? Sebuah alat yang memadukan rangkaian beberapa komponen elektronik dalam satu kemasan. Jumlah komponen logika, khususnya transistor, bisa berkisar antara 2 sampai lebih dari 100.000 buah. Pemaduan skala besar (= large scale integration, LSI) menunjukkan teknologi baru yang memadukan ribuan transistor pada satu rangkaian terpadu. Apa yang dimaksud serpih atau chip ? Kepingan silikon kecil berbentuk persegiempat pada mana hampir semua rangkaian terpadu diimplementasikan. Apa yang dimaksud CPU (Central Processing Unit) ? 
Unit pemroses pusat (CPU) terdiri dari dua unit yaitu : 
1. Unit pengendali (CU), berfungsi mengambil, mendekode dan melaksanakan urutan instruksi sebuah program yang tersimpan dalam memori. Unit ini mengatur urutan operasi seluruh sistem. 
2. Unit aritmatika dan logika (ALU), memiliki fungsi melaksanakan operasi aritmatika dan logika untuk data yang melaluinya. Fungsi aritmatika : penjumlahan dan pengurangan. Operasi logika : AND, OR dan pergeseran. 
Jadi, mikroprosesor dapat didefinisikan : 
sebuah komponen LSI yang mengimplementasikan fungsi-fungsi sebuah unit aritmatika dan logika ditambah unit pengendalinya pada satu serpih. Disamping itu, di dalam mikroprosesor juga terdapat sejumlah register. Enam teknologi utama yang digunakan untuk membuat peralatan MSI dan LSI : 
1. Teknologi PMOS Digunakan dalam beberapa pemakaian industri dan militer untuk mencapai kerapatan yang sangat tinggi. 
2. Teknologi NMOS Umumnya dipakai untuk mikroprosesor standar. 
3. Teknologi CMOS Digunakan pada pemakaian yang membutuhkan portabilitas. 
4. Teknologi Bipolar (TTL, ECL, IIL) Digunakan untuk peralatan berkecepatan tinggi. 
5. Teknologi CCD (charge-coupled devices) 
6. Teknologi-teknologi lainnya : - memori gelembung (bubble memories) - MNOS (metal nitride oxide semiconductor) - DMOS (double-diffused MOS) - VMOS B. Jenis-jenis mP dan Perkembangannya 
1. Mikroprosesor 4-bit Tahun 1971, Intel memperkenalkan mikroprosesor pertama, mikroprosesor 4-bit, bernama Mikroprosesor 4004. Pada masa sekarang, mikroprosesor ini sangat primitif, karena hanya memiliki 4096 alamat, masing-masing 4-bit memori. Mikroprosesor ini memiliki 45 buah instruksi yang berbeda. 
 2. Mikroprosesor 8-bit Pada akhir tahun 1971, Intel memperkenalkan mikroprosesor 8-bit pertama yaitu mikroprosesor 8008. Memori yang lebih besar (16 K x 8-bit) dan jumlah instruksi yang lebih banyak (48 instruksi). Pada tahun 1973, Intel memperkenalkan mikroprosesor 8080, mikroprosesor 8-bit modern yang pertama. Versi yang lebih baru dari 8080 yaitu 8085, yang diperkenalkan Intel pada tahu 1977. Pada masa ini, perusahaan mikroprosesor Zylog memperkenalkan Z-80 sebagai mikroprosesor 8-bit. 
 3. Mikroprosesor 16-bit Pada tahun 1978, Intel melepas mikroprosesor 8086-nya dan kira-kira setahun kemudian melepas 8088 ke pasaran. Kedua mikroprosesor ini adalah mikroprosesor 16-bit, kapasitas alamatnya 1M x 8-bit Versi dari 8086 yang lebih canggih yaitu 80186. Versi terakhir dari 8086 adalah 80286, yang memiliki alamat memori sebesar 16 MB. 
4. Mikroprosesor 32-bit Dua versi mikroprosesor 32-bit yaitu 80386 dan 80486. Kecepatan clock yang lebih tinggi menjadi kelebihan mikroprosesor ini. Ruang memorinya 4GB. Untuk selanjutnya mikroprosesor selalu mengalami perkembangan yang begitu pesat, hingga sekarang sudah umum kita menggunakan Pentium IV dengan kecepatan clock-nya yang begitu tinggi. 

C. Keuntungan-keuntungan mikroprosesor 
Mikroprosesor sedang menggantikan elektronika lama dalam hampir tiap bidang yang menyangkut program atau pengendalian otomatis. Tiga keuntungan pokok menggunakan mikroprosesor adalah : Lebih sedikit komponen Sejumlah kecil komponen yang diperlukan oleh sistem mikroprosesor mengakibatkan beberapa keuntungan : - volume fisik menyusut dan miniaturisasi sistem, sering mengakibatkan kemudahan dibawa-bawa, portabilitas. - konsumsi catu daya menurun - pembuangan daya berkurang - keandalan bertambah sebab jumlah komponen lebih sedikit Biaya lebih rendah Kemampuan diprogram Keuntungan pokok pemrograman adalah penyederhanaan desain, mempersingkat waktu pengembangan dan memungkinkan perubahan yang mudah. Singkatnya, keyboard mengambil alih alat patri dan perlengkapan pengembangan pemrograman yang tangguh dipakai sebagai ganti perangkat keras pembantu meneliti jalannya program (debuging) yang rumit. D. Sistem bilangan Dalam mempelajari mikroprosesor, sistem bilangan harus dipahami sebab proses dalam mikroprosesor dilakukan dalam biner dan instruksi yang diberikan pada mikroprosesor dalam heksadesimal sedangkan kebiasaan kita sehari-hari adalah sistem desimal. Operasi-operasi mengenai sistem bilangan sudah banyak dibahas pada mata kuliah teknik digital semester sebelumnya. 

I.2. Sistem Minimum 

Pada umumnya sistem minimum mikroprosessor terdiri atas perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) · Perangkat keras : - CPU - ROM - RAM - Input dan Output unit - Perangkat penunjang seperti decoder, clock, buffer, latch, tranceiver · Perangkat lunak (materi ini akan dibahas lebih lanjut pada Handout Sistem Mikroprosessor II) 

1.3. Soal dan Pertanyaan 
1. Apa yang dimaksud dengan mikroprosessor? 
2. Apa yang dimasud dengan istilah: Mikroprosesor sebagai mikrokomputer? 
3. Apa yang dimasud dengan istilah: Mikroprosesor sebagai minimum sistem? 
4. Jelaskan sejarah perkembangan mikroprosesor dan lengkapi dengan kapasitas kemampuannya? 

Waktu yang terlewati dengan tetesan keringat, tidak akan berlalu dengan sia-sia 
(Hj.Megawati Soekarnoputri) 

 BAB II CENTRAL PROCESSING UNIT 

 A. Arsitektur mikroprosesor Mikroprosesor generasi ketiga yang pertama adalah Z-80 dan 8085, diperkenalkan pada April 1976. Dengan mempergunakan proses pembuatan CMOS saluran-N, beban modus pengosongan, hanya catu daya + 5 volt yang diperlukan mikroprosesor tersebut. Hanya satu pewaktu + 5 volt di luar mikroprosesor yang diperlukan dikemas dalam DIP dengan 40-penyemat. Z-80 dan 8085 mempunyai saluran-saluran alamat 16 buah sehingga mampu berhubungan dengan memori sebesar 64KB. Z-80 dan 8085 juga mempunyai bus data dua arah 8-bit. 
 Di dalam mikroprosesor terdapat register-register, adapun fungsinya sebagai berikut : ¨ Program Counter Program counter adalah register yang berfungsi untuk menahan lokasi atau alamat (address) untuk instruksi berikutnya. ¨ Instruction register Instruction register bertugas manahan instruksi untuk didecode. Proses decode ini sesuai dengan kata-kata kode instruksi yang dimengerti oleh mikroprosesor, sedemikian rupa sehingga mikroprosesor dapat melakukan instruksi tersebut. ¨ Accumulator Accumulator adalah register temporer yang berfungsi untuk melakukan operasi-operasi aritmatika dan logika, misalnya penjumlahan. ¨ Index Register Index register merupakan register pembantu accumulator. Register ini digunakan untuk menyimpan hasil sementara accumulator. ¨ Status Register (Flag) Digunakan untuk mengetahui kondisi mikroprosesor. ¨ Arithmetic and Logic Unit Suatu unit di dalam mikroprosesor untuk mengadakan perhitungan dan manipulasi data. 

SISTEM BUS NOISE IMMUNITY 
Dalam suatu sistem mikroprosesor terdapat 3 type bus, yaitu : Type Description Example 1 One transmitter, many receivers Address bus 2 One receiver, many transmitter CPU control line (WAIT, INT, etc.) 3 Many transmitters and receivers Data bus Supaya suatu sistem bus dapat bekerja, harus memenuhi syarat-syarat : VOH > VIH dan VOL < VIL Selisihnya disebut sebagai noise immunity. Tabel Logic level TTL, LSTTL dan CMOS Description TTL LSTTL CMOS VOH Tegangan output logic 1 2,4 volt 2,7 volt 4,6 volt VOL Tegangan output logic 0 0,4 volt 0,5 volt 0,4 volt VIL Tegangan input logic 0 0,8 volt 0,8 volt 1,5 volt VIH Tegangan input logic 1 2,0 volt 2,0 volt 3,5 volt IIL Arus input logic 0 - 1,6 mA - 0,4 mA - 1 mA IIH Arus input logic 1 40 mA 20 mA 1 mA IOH Arus output logic 1 - 400 mA - 400 mA - 360 mA IOL Arus output logic 0 16 mA 8 mA 0,36 mA 

Contoh 
1 : Asumsikan suatu gerbang TTL 7400 men-drive suatu line dengan sebuah gerbang 74LS04. Hitung noise immunitynya? 
Jawab : VOH 7400 = 2,4 volt VIH 74LS04 = 2,0 volt Jadi logic 1 level noise immunitynya = 2,4 – 2,0 = 0,4 volt Contoh 
2 : Hitung jumlah gerbang 74LS04 sebagai receiver yang dapat di-drive oleh transmitter 7400 
Jawab : 
Untuk logic 1, 74LS04 memerlukan arus 20 mA per input sedangkan 7400 mampu men-supplay arus 400 mA Jadi 7400 dapat men-drive 400/20 = 20 74LS04 receiver
Untuk logic 0, 74LS04 memerlukan arus 0,4 mA per input sedangkan 7400 mampu men-supplay arus 16 Ma Jadi 7400 dapat men-drive 16/0,4 = 40 74LS04 receiver Sehingga batas maksimum gerbang 74LS04 yang dapat di-drive oleh 7400 = 20 gerbang. 

Terdapat 3 tipe bus, yaitu : Ø Type 1 Bus Bus type ini bersifat satu arah yang berfungsi untuk menambah fan-out. Karakteristik dari bus type 1 ini adalah terdiri dari satu pengirim dan beberapa penerima. Bus type 1 ini contohnya digunakan pada bus alamat sistem mikroprosesor. IOH Z-80 = 250 uA IOL Z-80 = 1,8 mA Apakah rangkaian berikut perlu buffer? Ø Type 2 Bus Bus type 2 ini mempunyai beberapa pengirim tetapi memiliki hanya satu penerima. Contoh pemakaian bus type 2 ini adalah pada CPU control line (WAIT, INT, dll) Ø Type 3 Bus Bus type ini bersifat dua arah (bidirectional) dimana terdapat beberapa pengirim dan beberapa penerima. Pada bus data terdapat type bus seperti ini. Fungsi masing-masing bus dalam mikroprosesor 
 1. BUS DATA Bus data dimanfaatkan oleh mikroprosesor untuk menerima data dari luar dan untuk mengeluarkan data ke perangkat-perangkat di luarnya (bus untuk lalu lintas data dari dan ke mikroprosesor). Kebanyakan mikroprosesor memiliki sifat bus data dua arah (bidirectional). 
 2. BUS KONTROL Digunakan untuk mengontrol perangkat-perangkat di luar mikroprosesor seperti memori (RAM dan ROM), dan peralatan input/output. 
 3. BUS ALAMAT Address bus merupakan jalur untuk menggapai alamat komponen di luar mikroprosesor, misalnya menggapai suatu chip memori sehingga memori tersebut dapat ditulisi atau dibaca datanya oleh mikroprosesor tersebut. Jumlah jalur pada address bus menentukan jumlah alamat yang berbeda yang dapat dihubungi oleh mikroprosesor. Arah aliran data address bus adalah satu arah (unidirectional), yaitu dari mikroprosesor menuju komponen di luar mikroprosesor. Dalam menghasilkan ke tiga fungsi BUS tersebut, mikroprosessor membutuhkan Buffer, Transceiver, dan Latch. 

BUFFER & TRANCEIVER 
 Buffer adalah suatu penguat yang dapat digunakan untuk menaikkan kemampuan menggerakkan saluran sinyal mikroprosesor. Buffer dengan keluaran tri-keadaan dapat pula digunakan untuk melakukan isolasi secara listrik antara bagian-bagian dari sistem mikroprosesor. Suatu pemakain yang penting dari buffer adalah dalam pintu masukan (input port). Dalam pemakaian ini, buffer bekerja untuk mengisolasikan data masukan dari bus data dari mikroprosesor, sampai data masukan diminta oleh mikroprosesor. Gerbang-gerbang logika dapat digunakan untuk mengetahui suatu permintaan untuk masukan dari suatu pintu tertentu dan untuk menjalankan sinyal strobe masukan. Untuk mikroprosesor Z-80, sinyal IORQ dan sinyal RD keduanya menjadi logika nol digunakan untuk menunjukkan suatu permintaan masukan. Saluran-saluran mikroprosesor dua arah dapat di-buffer dengan pengerak dua arah (bidirectional drivers = tranceiver). Suatu pengerak dua arah dapat dibentuk dari dua buffer tri-keadaan yang dihubungkan masukan dan keluarannya dan dengan satu inverter yang dihubungkan di antara kedua saluran enable yang akan menjamin bahwa pada setiap saat hanya satu enable yang bekerja. Buffer (penyangga) merupakan rangkaian logika yang digunakan untuk memperkuat sinyal. Buffer diaplikasikan pada berbagai bus satu arah sehingga bus dapat disalurkan ke berbagai rangkaian. Beberapa buffer yang ada antara lain: 74 240, 74 241, 74 244, dan masih banyak banyak lagi. Salah satu IC penyangga adalah 74LS244. IC ini dilengkapi dengan masukan dan keluaran 8 bit. Sinyal masukan antara lain: 1A1 – 1A4, 2A1 –2A4. Sinyal keluaran antara lain: 1Y1 – 1Y4, 2Y1 – 2Y4. Sedangkan masukan 1G dan 2G merupakan masukan enable. Untuk mengaktifkan buffer 74LS244, masukan enable 1G dan 2G harus diberi logika rendah. Pemberian logika tinggi pada masukan enable ini akan menaruh keluaran pada impedansi tinggi. Transceiver merupakan piranti untuk mengirim / menerima sinyal dan memperkuat sinyal. Transceiver diaplikasikan pada berbagai bus dua arah sehingga bus dapat disalurkan ke berbagai rangkaian. Beberapa transceiver yang ada antara lain: 74 242, 74 243, 74 245, dan masih banyak lagi. Salah satu IC transceiver adalah 74LS245. IC ini mampu mengirimkan dan menerima 8 bit sinyal, sesuai dengan logika yang diberikan pada masukan DIR dan . Bila berlogika rendah, maka transceiver akan menyalurkan data sesuai dengan keadaan logika DIR. Bila DIR berlogika tinggi, maka data pada sisi A akan menuju sisi B. Sebaliknya bila DIR berlogika rendah, maka data pada sisi B akan menuju sisi A. Kedua sisi A dan B akan diisolasi bila berlogika tinggi. 
LATCH 
Seringkali dalam sistem-sistem mikroprosesor, informasi dapat muncul dalam bus mikroprosesor yang harus disimpan untuk digunakan oleh sistem kemudian. Informasi dikirimkan ke suatu pintu keluaran misalnya, mungkin perlu disimpan untuk beberapa saat setelah dialihkan ke bus mikroprosesor. Dalam keadaan seperti itu suatu penahan (latch) dapat digunakan. Latch merupakan piranti yang mampu menyimpan keadaan logika. Pada prinsipnya latch dibentuk dari sekumpulan flip-flop. Latch atau gerendel memiliki sekumpulan penyemat masukan, penyemat keluaran dan serta penyemat kendali. Latch banyak digunakan pada bus searah yang menyalurkan sinyal sesuai dengan kondisi sinyal kendali. Berbagai tipe Latch yang ada antara lain : 74 373, 74 374, 74 377, 74 364 dan masih banyak lagi. IC 74LS373 merupakan salah satu latch 8 bit transparan yang berarti bila penyemat kendali enable (G) sedang tinggi, maka keluaran – keluaran Q akan mengikuti masukan – masukan D. Bila enable (G) rendah, maka logika pada keluaran – keluaran Q akan tergerendel / terkunci sesuai dengan logika terakhir sebelum enable(G) diubah menjadi rendah. Penyemat OC (Output Control) digunakan untuk mengendalikan kerja latch sesuai dengan tabel berikut. 

E. SISTEM CLOCK mP Sinyal-sinyal pewaktu dalam sistem mikroprosesor berupa gelombang-gelombang yang digunakan utuk menyerempakkan operasi seluruh sistem. Beberapa mikroprosesor mempunyai osilator di dalamnya untuk membangkitkan sinyal pewaktu, mikroprosesor ini hanya memerlukan satu komponen pewaktu di luar. Mikroprosesor-mikroprosesor yang lain tidak mempunyai osilator di dalamnya, dan memerlukan rangkaian osilator yang rumit di luarnya untuk menghasilan bentuk gelombang pewaktu. 

F. SISTEM RESET mP Sinyal reset diperlukan supaya mikroprosesor mengerjakan programnya dari awal, seperti pada awal mula mikroprosesor diberikan catu daya. 

Ilmu tanpa agama adalah buta, Agama tanpa ilmu tidak akan kemana-mana (Albert Einstein) 

BAB III MEMORI UNIT 

Semua sistem mikroprosesor memerlukan memori supaya dapat berfungsi. Program mikroprosesor disimpan dalam memori ini, demikian pula setiap data yang diperlukan. Dalam beberapa kasus, semua memori yang diperlukan berada dalam serpihan itu sendiri. Akan tetapi seringkali tambahan memori yang diperlukan berada di luar mikroprosesor. Dua jenis memori yang berbeda dapat digunakan dalam suatu sistem mikroprosesor, yaitu : (1) volatil (mudah “menguap”) dan (2) nonvolatil (tak mudah “menguap”). Memori volatil mempunyai ciri bahwa sekali daya diambil daripadanya, informasi yang disimpan di dalamnya akan hilang. Sebaliknya isi dari memori nonvolatil tidak hilang apabila daya diambil darinya. Read-only Memori (ROM) adalah suatu contoh dari memori non-volatil yang mengandung informasi tetap yang tidak berubah atau susah untuk diubah. Random-access Memory (RAM) merupakan jenis memori yang volatil. Lengkapnya pada http://igedesuputrawidharma.s5.com/microprocessor_memory. 
A. ROM (Read Only Memory) Read Only Memori (memori hanya untuk dibaca) adalah suatu jenis memori yang paling sederhana. Memori ini ekivalen dengan sekelompok register, dan masing-masing register dapat menyimpan sebuah kata secara permanen. Dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat membaca suatu kata dari lokasi memori yang mana saja. (membaca berarti membuat isi lokasi memori muncul pada terminal-terminal keluaran ROM). Dengan sebuah ROM, kita harus mengirimkan kepada pabrik daftar data yang akan disimpan dalam lokasi memori berbeda dalam ROM. Atas dasar ini pabrik membuat masker yang akan dipakai dalam produksi ROM secara besar-besaran. PROM Programmable ROM memberi keleluasaan kepada pemakai untuk menyimpan data. Sebuah PROM dapat melakukan penyimpanan dengan pembakaran. Dengan pemrograman PROM, seorang pemakai dapat memasukkan program dan data melalui pembakaran tersebut. Sekali hal ini dilakukan, pemrograman tersebut akan bersifat permanen. Dengan kata lain, isi yang tersimpan tidak dapat dihapuskan. EPROM Erasable PROM menggunakan MOSFET sebagai komponen-komponennya. Data disimpan dengan memakai pemrogram PROM. Selanjutnya data dapat dhapus dengan sinar ultraviolet. Sinar itu dilewatkan melalui jendela kemasan IC menuju ke serpih. Dengan ini akan terjadi pembebasan muatan-muatan tersimpan pada MOSFET. Efek yang ditimbulkan berupa penghapusan isi yang tersimpan. Dengan kata lain, EPROM adalah ROM yang dapat dihapus dengan sinar ultraviolet dan dapat diprogram kembali secara listrik. EPROM sangat membantu dalam desain dan pengembangan. Ini memungkinkan pemakai untuk menghapus dan menyimpan sesuatu sampai akhirnya dihasilkan program dan data yang telah disempurnakan. Ada 2 jenis EPROM yang biasa dipakai yaitu UVEPROM (Ultra Violet EPROM) dan EEPROM (Electricity EPROM). 

B. RAM (Random Access Memory) RAM digolongkan sebagai memori statik atau memori dinamik. Dalam memori dinamik, informasi disimpan sebagai muatan dan memori ini menghilang apabila tidak “disegarkan lagi” (refreshed). Suatu rangkaian penyegar di luar memori diperlukan apabila menggunakan RAM dinamik. Memori statik, di pihak lain tidak memerlukan rangkaian penyegar seperti itu, oleh karena informasi disimpan dalam flip-flop yang ditahan. Walaupun memori dinamik memerlukan suatu rangkaian penyegar di luarnya, harganya lebih murah daripada memori statik dan memerlukan daya lebih sedikit. 
Ada 2 jenis RAM yang biasa dipakai yaitu DRAM (Dynamic RAM) dan SRAM (Static RAM). 

C. RUANG MEMORI Informasi disimpan dalam memori pada suatu kumpulan lokasi memori. Masing-masing lokasi memori mengandung satu kata memori. Ukuran dari kata memori ditentukan oleh lebar lintasan data dari mikroprosesor. Suatu mikroprosesor 8-bit, misalnya memerlukan setiap lokasi memori mengandung suatu kata data 8-bit atau byte. Akan tetapi organisasi memori yang berbeda akan digunakan untuk suatu mikroprosesor 4-bit, yaitu demikian sehingga setiap lokasi memori mengandung kata 4-bit atau nibble. Setiap lokasi memori mempunyai suatu alamat memori yang tertentu. Alamat ini akan ditentukan dengan menggunakan notasi heksadesimal. Sebelum membaca atau menulis pada suatu lokasi memori, mikroprosesor harus terlebih dahulu memilih address memori yang dikehendaki. Seluruh kumpulan dari lokasi memori suatu mikroprosesor yang dapat dihubungi atau dicapai disebut ruang memori. Untuk sebuah mikroprosesor dengan bus alamat 16-bit, lokasi memori yang paling rendah pada alamat 0000, sedangkan lokasi memori yang tertinggi ada pada alamat FFFF. Dalam Memory Modul terdapat pendekodingan Memory yang berhubungan erat dengan kapasitas CPU, kapasitas Memory, dan ruang Memory. Hal ini dikenal dengan Memory Map. Salah satu contoh memory map ditunjukkan pada gambar berikut, terlihat adanya 3 IC Memory yang dipakai yaitu ROM 27128, ROM 27256 dan RAM 6264. 0000-3FFF H ROM 27128 16 KBytes 4000-AFFF H ROM 27256 32 KBytes B000-B7FF H RAM 6264 8 KBytes B800-FFFF H zone bit 8 KBytes Dari Memory map ini terlihat bahwa map terdiri atas 3 kolom yaitu kolom alamat memory, kolom jenis memory (IC) dan kolom kapasitas memory. Pada contoh tampak bahwa kapasitas memory terisi 56 Kbytes dari penuhnya 64 Kbytes (bila prosesornya adalah 8085). Sisa antara kapasitas CPU dan memory disebut dengan zone bit, dimana pada contoh diatas sebesar 8 Kbytes. Pendekodingan Memory membutuhkan peralatan yang disebut dengan Dekoder. Decoder merupakan rangkaian logika yang digunakan untuk mengkodekan. Decoder diaplikasikan pada bus alamat (address bus) sehingga berbagai rangkaian pendukung mikroprosesor (input/output) dapat dialamati. Decoder dapat disusun dari gerbang-gerbang dasar (Not, AND, OR) atau berupa IC decoder dalam satu kemasan. Beberapa decoder yang ada antara lain: 74 138, 74 139, 74 154, 74 155, 74 156 dan masih banyak lagi. Salah satu IC decoder adalah 74LS138. IC ini dilengkapi dengan masukan 3 bit dan keluaran 8 bit. Sinyal masukan antara lain: A,B dan C. Sinyal keluaran antara lain: Y0 s/d Y7 aktif rendah. Sedangkan masukan G1 dan G2 merupakan masukan enable. Untuk mengaktifkan dekoder 74LS138, masukan enable G1 harus diberi logika tinggi dan G2 harus diberi logika rendah. Pemberian logika ini pada masukan enable akan mengaktifkan salah satu keluaran. Decoder merupakan rangkaian logika yang digunakan untuk mengkodekan. 
Decoder diaplikasikan pada bus alamat (address bus) sehingga berbagai rangkaian pendukung mikroprosesor (input/output) dapat dialamati. Decoder dapat disusun dari gerbang-gerbang dasar (Not, And, Or) atau berupa IC decoder dalam satu kemasan. Beberapa decoder yang ada antara lain: 74 138, 74 139, 74 154, 74 155, 74 156 dan masih banyak lagi. Gerbang logika dapat disusun membentuk suatu rangkaian yang memberikan logika keluaran dengan kombinasi masukan tertentu. Logika keluaran inilah yang digunakan untuk mengaktifkan sistem memori ataupun input-output dalam suatu sistem mikroprosesor. Gerbang logika yang digunakan dapat berupa gerbang AND dan NOT atau NAND. Dalam IC 74LS08 terdapat 4 buah gerbang AND dua masukan dan IC 74LS04 terdapat 6 buah gerbang NOT (pembalik). Bentuk dari pendekodingan memory dengan contoh memory map diatas dan menggunakan decoder 74LS138 adalah sebagai berikut: ROM ROM RAM Dekoder 74LS138 disini menggunakan 4 keluarannya yang masing-masing mampu mengakses memory dengan kapasitas 16 Kbytes. Dengan kondisi demikian maka untuk ROM 27128 dapat langsung dicatu decoder. Sedangkan ROM 27256 harus dicatu dengan 2 keluaran decoder yang dimultipleksing dengan bantuan gerbang logika NAND. RAM 6264 dapat langsung dicatu decoder juga karena kapasitas memorynya yang lebih kecil dari keluaran decoder. ROM yang dipakai disini bisa jenis UVEPROM (Ultra Violet EPROM) atau EEPROM (Electricity EPROM), sedangkan untuk RAM yang dipakai disini adalah jenis SRAM (Static RAM). Untuk DRAM (Dynamic RAM) membutuhkan pendekodingan khusus dengan decoder yang berbeda yaitu IC 8284 yaitu IC interface dengan kemampuan mencatu RAM Bank. Pada IC ini terdapat fasilitas Row (RAS) dan Column (CAS) yang dipakai untuk mencatu tiap RAM pada RAM Bank baik dari sisi baris maupun kolomnya. Untuk lebih jelasnya dapat melihat http://igedesuputrawidharma.s5.com/DRAM. 

Dia yang tidak pernah menderita, hanya sekedar hidup. Dia yang tidak pernah gagal, tidak pernah berusaha. Dia yang tidak pernah menangis, tidak tahu arti tertawa sebenarnya (Diego Maradona) 

BAB IV INPUT/OUTPUT 

Fungsi utama dari bagian Input/Output adalah untuk menjalin komunikasi antara peripheral dengan sistem komputer. Sesuai dengan namanya, maka bagian ini memiliki dua fungsi yang bersifat bolak-balik yang pertama yaitu untuk membaca data dari peripheral ke dalam komputer. Pada saat pembacaan data, bagian inimenginterpretasikan sinyal masukan, menahannya secara sementara sampai data dapat ditempatkan dalam memori. Fungsi yang kedua adalah mentransmisikan hasil olahan komputer ke bagian peripheral yang dikehendaki. Dalam menjalankan fungsinya, Input Output Unit memerlukan komponen penunjang, antara lain decoder dan interface. Dekoder Seperti halnya memory, pada bagian Input Output ini juga membutuhkan decoder yang dipakai untuk mendekoding komponen-komponen Input Output. Dengan demikian perancangannya juga membutuhkan Input Output Map, yaitu pengalamatan tiap komponen pendukungnya. Piranti yang biasa dipakai sebagai decoder I/O unit adalah IC 74LS138, 74LS139, 74LS155 serta gerbang logika. Untuk kharakteristik decoder dapat dilihat pada Bab II tentang Memory Modul. Sedangkan bentuk pengalamatannya sedikit berbeda tergantung Komponen yang dicatu. Komponen yang paling sering dipakai untuk mendukung Input Output Unit adalah Interface yaitu PPI 8255. PPI 8255 PPI yaitu Peripheral Programmable Interface adalah interface yang bisa diprogram dan memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan sebagai input maupun output ataupun dua-duanya. Pada kesempatan ini hanya diulas secara garis besar tentang PPI. PPI memiliki 3 port 8 terminal yaitu port A, B dan C (port C dapat terbagi atas 2 yaitu port C upper 4 terminal dan port C lower 4 terminal). Masing-masing port ini dapat berfungsi sebagai Input atau Output, termasuk port C upper dan lower difungsikan sama atau beda. Fungsi ini terbentuk dari kondisi data bus yang deprogram/dirancang. Seperti contoh dibawah Data Bus dirancang untuk data 9AH. Hal ini dikenal dengan istilah CWD (Control Word). Maka dapat dipilah fungsi port A, B, C upper dan C lower. D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 1 0 0 1 1 0 1 0 D7 adalah mode aktif berlogika 1 menunjukkan PPI dalam kondisi aktif. D6 dan D5 menunjukan mode operasi PPI yaitu mode 0, mode yang dipakai untuk mengfungsikan PPI sebagai Interface Input Output. D4 adalah menunjukkan kondisi fungsi port A, 1 berarti port A sebagai port input. D3 adalah menunjukkan kondisi fungsi port C lower, 1 berarti port C lower sebagai port input. D2 menunjukan mode operasi PPI yaitu mode 0, jadi sesuai dengan kondisi D6 dan D5, mode yang dipakai untuk mengfungsikan PPI sebagai Interface Input Output. D1 adalah menunjukkan kondisi fungsi port C upper, dengan kondisi 1 berarti port C upper sebagai port input. D0 adalah menunjukkan kondisi fungsi port B, 1 dengan kondisi 0 berarti port B sebagai port output. Sedangkan pengalamatan PPI disesuaikan dengan keinginan perancangnya, baik pengalamatan port A, B, C dan CWR (Control Word Register). Contoh: Pengalamatan Input Output Unit dengan PPI 8255 dan decoder 74LS138. Sedangkan CWDnya 89H. Pengalamatan port A yaitu 80 H , port B 81 H , port C 82 H dan CWR yaitu 83 H. Maka dapat dibuat pendekodingannya yaitu: D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 1 0 0 0 1 0 0 1 Jadi port A sebagai output, port B sebagai output dan port C upper dan lower sebagai output. Sedangkan pengalamatannya yaitu: ALAMAT A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 Port 80 1 0 0 0 0 0 0 0 A 81 1 0 0 0 0 0 0 1 B 82 1 0 0 0 0 0 1 0 C 83 1 0 0 0 0 0 1 1 CWR Dengan ini maka dapat dibuat pendekodingannya, yaitu: A7-A5 dihubungkan ke terminal masukan dekoder. A4-A2 dihubungkan ke terminal enable decoder. A1-A0 dihubungkan ke A0 dan A1 dari PPI. 

Berikan padaku, 10000, ya 1000 laki laki kuat perkasa, aku mampu meratakan semeru. Berikan padaku, 100, ya 10 generasi muda yang patriotis dan nasionalis, aku mampu menggemparkan dunia. (Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia) 

BAB V PENUTUP 

5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dari Bab I hingga Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Mikroprosesor terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak Perangkat utama mikroprosesor adalah CPU, Memory unit dan Input Output unit. Perangkat penunjang dari mikroprosesor yaitu decoder, clock, buffer, latch, transceiver, dan PPI 8255 Peta pengalamatan sangat diperlukan dalam membuat memory unit dan Input Output unit. 5.2 Saran Sebaik-baiknya handout ini masih banyak kekurangan. Dengan penambahan dana handout, yakin bisa terselesaikan dengan lebih sempurna baik dari data, gambar maupun narasi. 

Impikan yang berani anda impikan, lakukan yang berani anda lakukan, jadilah apa yang berani anda inginkan (Suputra dan Network21) 

DAFTAR PUSTAKA 

Fauke, Janie, Dooling Dave. 1998: Engineering Tomorrow, 3rd edition, IEEE Press Co.ltd, Washington Handbook Microprocessor Intel Malvino Albert Paul, Leach Donald, Irwan Wijaya, 1994: Prinsip-Prinsip dan Penerapan Digital, Penerbit Erlangga, Jakarta Millman Jacob, Susanto, 1996: Mikroelektronika, Sistem Digital dan Rangkaian Analog, Penerbit Erlangga, Jakarta Menken M. Julius Victor, 1994: Crystal Growth, Characterization and some physicaly Properties, Amsterdam Rashyd. 2000: Microelectronics, Device and System, McGraw-Hill, NewDelhi Russel J Stuart, Peter Norvig, 1995: Artificial Intelligence A Modern Approach, Prentice Hall International, Inc, New Jersey Uffenbeck Jeff, 1998: Microprocessor and Microcontroller System, McGraw-Hill, NewDelhi WWW.Suputramicroprosessor.blogspot.com/8085.html



Fotoku dengan Rekan-rekan Elektro Politeknik Negeri Bali

I'm in middle and the tallest.
Can You see me?

Wednesday, September 13, 2006

Antara Tri Hita Karana dan Devisa bagi Negara

ANTARA TRI HITA KARANA DAN DEVISA NEGARA
I Gede Suputra Widharma

Pura adalah bagian yang tak terpisahkan dan telah menjadi kesatuan yang utuh dengan keberadaan Pulau Bali. Bali bukan Bali bila tanpa Pura, karena itulah pulau yang dikenal dengan Pulau Dewata ini juga terkenal dengan Pulau Seribu Pura. Hal ini wajar karena Pura ada di setiap sisi tanah di Pulau ini dan mewarnai kehidupan sosial masyarakat Bali. Sebutan seperti ini juga terjadi pada daerah lain, misalnya Aceh dengan sebutan Negeri Serambi Mekkah dan Negeri Seribu Masjid, ataupun daerah lainnya di negara ini yang memiliki julukan sesuai dengan kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Arti Penting Pura bagi Bali Pura adalah tempat suci agama Hindu, tempat beribadah umat Hindu terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam penjawantahan Tri Hita Karana pada kehidupan sehari-hari. Sekedar untuk mengingatkan kembali bahwa dalam kehidupan ini umat Hindu menjaga keharmonisan, keserasian, dan keselarasan baik ke arah bawah yaitu lingkungan hidup/alam habitat, ke arah horisontal yaitu sesama manusia, dan ke arah atas yaitu dengan Sang Maha Pencipta. Pura adalah tempat paling baik bagi umat Hindu berkomunikasi dengan Tuhan yang dimuliakannya, suasana Pura yang suci dan indah membuat pikiran, jiwa dan raga pun menjadi suci, dengan demikian telah siap untuk menghadp pada NYA. Pura juga adalah tempat paling tepat bagi umat Hindu untuk membuat rencana kegiatan kedepan dan memecahkan masalah yang penting bagi kehidupan bermasyarakat di Bali, para manggala di desa memilih Pura Desa untuk melaksanakan peparuman sebab dengan kuasa Tuhan dan disaksikan NYA maka apa yang diambil akan memberikan manfaat bagi kehidupan rakyatnya. Pura adalah Subyek spiritual dalam kehidupan bermasyarakat di Bali, Pura menjadi tempat memuja Tuhan, Pura menjadi tempat mengambil keputusan bijak yang penting bagi masyarakat, Pura menjadi tempat berinteraksi dengan lingkungan hidup disekitarnya. Pura berasal dari akar kata Pur (Bahasa Sanksekerta) yang berarti Benteng. Jadi Pura adalah Benteng bagi umat Hindu dalam menjaga hati dan imannya agar selalu ingat dan dekat kepada Tuhan. Pura juga menjadi benteng yang menjaga Bali agar selalu kuat dan tangguh menghadapi segala cobaan dan tantangan ke depan dalam kehidupan yang semakin berat ini. Kita telah diuji berkali-kali dengan bom-bom yang meledak, namun berkat keyakinan yang kuat yang ada pada diri, hati, dan jiwa rakyat Bali maka ujian seperti itu tidak bisa menghancurkan Bali. Keyakinan ini timbul berdasarkan Panca Sraddha yang telah tertanam pada diri rakyat Bali. Tempat keyakinan tumbuh dan berkembang yang merasuk dan menyatu dalam nafas rakyat Bali dan dalam setiap denyut nadinya yang mengalirkan darah ke segala bagian raganya adalah berawal dari tempat sucinya yaitu Pura. Masih ingat penulis pada Buku Sewindu dekat Bung Karno, terdapat dialog antara Bung Karno dengan Presiden Uni Sovyet dalam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai ke Istana Tampak Siring. Dalam perjalanan itu, mereka melihat orang-orang beriring-iringan membawa banten pergi ke Pura, tanpa memakai sandal dan berbaju seadanya bahkan banyak yang telanjang dada. Presiden Uni Sovyet bertanya pada Bung Karno, “Tuan bilang cita-cita negeri yang berdasarkan Pancasila ini adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Kenapa rakyat sini masih banyak yang telanjang kaki dan dada begini?”. Dan Bung Karno memang seorang Pemimpin Besar yang Pancasilais sejati, seperti yang tersimak dalam jawabannya, “Seperti yang tuan lihat, rakyat Bali sangat bahagia pergi berduyun-duyun ke Pura membawa hasil kebunnya untuk dipersembahkan bagi Tuhan. Kami ingin menjaga agar suasana yang penuh kebahagiaan seperti ini selalu terjaga di Bali. Sedangkan untuk urusan ekonomi akan kami tingkatkan secara bertahap tanpa mengusik kebahagiaan ini.” Demikian kisah pendek yang menunjukan arti penting dari begitu banyak arti penting Pura bagi kehidupan sosial masyarakat Bali sejak dulu hingga akhir jaman. Berdasarkan kisah tersebut di atas dan uraian sebelumnya terlihat hubungan antara rakyat Bali, Pura, dan rasa bahagia. Bila ditarik benang merah maka diperoleh kesimpulan secara sederhana yang menyatakan Pura membawa rasa bahagia bagi rakyat Bali. Pura menjadi awal pijakan bagi rakyat Bali dalam melangkah untuk mendapat kebahagiaan hidup. Pura menjadi akhir dari langkah rakyat Bali dalam mempersembahkan kebahagiaan yang diperoleh bagi Sang Pencipta. Pura dan Pariwisata Pulau Bali yang merupakan satu dari sedikit tujuan pariwisata ternama di muka bumi ini. Terkenal karena keunikannya, perpaduan antara alam dan budayanya, tradisi dan agamanya, serta keramahan rakyatnya. Hal inilah yang selalu menarik wisatawan untuk datang mengunjunginya dan membedakan Bali dengan daerah lain yang sering menawarkan tempat / bangunan saja sebagai komuditas pariwisatanya seperti misalnya Jakarta dengan TMII, atau Jogja dengan Keraton, Jawa Tengah dengan Borobudur dan Prambanan, Jawa Timur dengan Batu, Sumatera Utara dengan Danau Toba, Kalimantan Barat dengan Tugu Khatulistiwa, Sumatera Selatan dengan Jembatan Ampera, dan lain-lainnya namun tanpa diwarnai dengan kesemarakan budaya rakyatnya. Hal inilah yang membuat Bali memiliki nilai lebih dibandingkan daerah lain dimata wisatawan umumnya dan wisatawan asing khususnya. Meskipun demikian, banyak juga wisatawan yang memang suka mengunjungi bangunan yang memiliki nilai sejarah atau bangunan yang unik dimata mereka, termasuk tempat ibadah. Candi Borobudur merupakan contoh bagaimana tempat bersejarah yang juga tempat ibadah umat Buddha ini sering dikunjungi wisatawan, menjadi obyek spiritual, hal ini telah lumrah terjadi. Tanpa perkecualian dan berbekal tiket masuk para wisatawan telah boleh merambah isi Candi Borobudur ke setiap lekukannya. Ada wisatawan yang datang untuk menikmati liburan dengan keluarganya, ada yang ingin mempelajari sejarah candinya, maupun hasil produksi penduduknya. Hanya pada hari tertentu Candi ini tidak dibuka untuk umum, tapi hanya bagi umat yang menjalankan prosesi upacara keagamaan, misalnya pada saat perayaan Waisak. Demikian pula dengan Candi Prambanan yang juga sering dikunjungi wisatawan, hanya pada perayaan Nyepi ditutup untuk umum, kecuali yang sedang melaksanakan prosesi Hari Raya Nyepi. Tempat bersejarah dan juga tempat suci ini telah menjadi obyek spiritual yang memberikan masukan bagi daerah dari tiket masuknya, dari pajak atas penjualan produk, dari transportasinya, dan lain-lainnya yang menjadi devisa yang cukup besar. Candi Borobudur dan Prambanan sebagai obyek spiritual setelah menjadi Cagar Budaya yang dilindungi UNESCO, sehingga perawatan tempat sejarah dan ibadah ini ada dibawah koordinasi pemerintah dan badan PBB tersebut. Hal ini tentu baik bila dilihat dari perawatan dan perbaikannya, karena dana untuk menjaganya relatif sangat besar yang cukup membebani pemerintah yang sedang menghadapi krisis apalagi saat bencana alam bertubi-tubi datang dua tahun terakhir ini, diawali oleh gempa dan ombak laut, lalu gunung meletus, banjir, longsor, kebakaran hutan, hingga lumpur panas yang tidak terkendali. Bantuan badan dunia untuk membantu menjaga keberadaannya tentu akan sangat membantu pemerintah. Tempat ini akan selalu dijaga agar awet dan menjadi pusat perlindungan budaya. Devisa terus mengalir dari wisatawan yang berkunjung juga dari pajak bagi pedagangnya. Demikian sisi positif menjadi Cagar Budaya/Obyek Spiritual. Lalu bagaimana dengan Pura? Bali berbeda dengan daerah lain dalam mengelola parawisata. Bali terkenal karena harmonisasi indah antara alam dan budaya rakyatnya, antara tradisi dan agama. Wisatawan datang ke Bali karena ini, bukan karena bangunan kokoh yang diam membisu, tapi karena adanya kehidupan yang menghidupkan bangunan kokoh tersebut. Kehidupan yang bagaimana? Kehidupan simbiosis mutualisme antara rakyat Bali dengan lingkungan alamnya, yang menciptakan suasana yang magis dan suci yang menyelimuti bangunan tersebut. Kita memang membutuhkan devisa dari sektor pariwisata ini, tapi hal ini tidak berarti kita membiarkan kesucian Pura kita terganggu. Ekonomi memang penting, tapi jangan sampai kebahagiaan yang telah kita miliki selama ini yang tercipta karena harmonisnya kehidupan tri hita karana menjadi sirna akibat silau pada sektor ekonomi dari pariwisata yang belum jelas akan bisa memberikan rasa bahagia seperti yang selama ini telah dirasakan rakyat Bali. Pura bukanlah tempat wisata, tapi lingkungan sekitar Pura yang selalu indah dan asri adalah tempat wisata. Orang-orang suci telah memilih lokasi membangun Pura di daerah atau lahan yang sangat baik dan sangat tepat, dan membangun lingkungan yang indah disekitarnya untuk semakin meningkatkan kekhusukan ibadah umat dalam mendekatkan diri pada Tuhan dengan segala manifestasi dan sinar suci NYA. Banyak Pura yang dibangun dengan keindahan panorama lingkungan laut di sekitar lokasi Pura seperti Pura Uluwatu, Pura Silayukti, Pura Candi Dasa, Pura Tanah Lot, Pura Goa Lawah, Pura Pojok Batu dan lainnya. Demikian pula halnya dengan Pura Ulundanu Batur, Pura Sakenan, Pura Tirtha Empul, Pura Candi Narmada dan lainnya yang ada di dekat danau atau sumber air. Lingkungan pegunungan yang indah juga banyak memperindah suasana kesucian Pura, seperti lingkungan di sekitar Pura Besakih, Pura Lempuyang, Pura Batukaru, Pura Bukit Penulisan, Pura Andakasa, dan lainnya. Demikian indahnya lingkungan disekitar Pura yang membuat hati umatnya yang bersembahyang ke tempat suci tersebut menjadi bersih, tenteram, dan suci. Vibrasi yang tercipta pun semakin memberi kekhusukan dalam menyatukan diri dengan Tuhan. Peran Pramuwisata dan PHDI Jadi Pura tetaplah tempat ibadah yang hanya untuk mereka yang ingin beribadah. Wisatawan diijinkan untuk menikmati panorama indah disekitar Pura dengan catatan tidak melakukan hal-hal yang bisa mengganggu umat yang melaksanakan upacara keagamaan. Memang sering tampak beberapa turis masuk ke tempat suci dengan memakai pakaian adat untuk mengambil gambar suasana di dalam Pura, dan mereka sudah diantar pramuwisata, sehingga kehadirannya tidak mengganggu kekhusukan orang yang sedang beribadah dan kekhidmatan upacara yang sedang berlangsung. Peran pramuwisata sangatlah penting untuk memandu para wisatawan agar bisa menikmati panorama alam dan upacara yang sedang berlangsung tanpa mengganggu jalannya upacara. Banyak wisatawan yang baru datang ke Bali untuk pertama kalinya dari negara yang menjunjung tinggi kebebasan bahkan hingga kebebasan yang tak terbatas, sehingga bila tanpa peran pramuwisata yang baik bisa berakibat buruk. Tugas pramuwisata untuk memberikan kepada wisatawan pengertian tentang apa dan bagaimana jalannya upacara serta posisi dimana yang tidak mengganggu kekhusukan jalannya upacara. Hal ini biasanya hanya untuk wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke Bali, sedangkan bagi yang telah pernah atau sering ke Bali, hal-hal yang bersinggungan dengan sosio-religius rakyat Bali seperti ini telah mereka pahami dengan baik, apalagi bagi wisatawan yang berteman atau berkerabat dengan rakyat Bali. Malah sering tampak ada orang asing yang ikut duduk bersila dan sembahyang seperti umat Hindu yang sedang bersembahyang. Apakah ini salah? Tentu tidak, tidak ada salahnya orang beribadah menurut keyakinannya yang mereka anggap benar. Dan hal ini merupakan hak yang mereka bawa sejak mereka lahir. Merupakan peran pramuwisata untuk bisa mengawasi dan memandu tamu Bali ini agar antara mereka dan rakyat Bali dapat menjalankan kegiatannya tanpa ada yang merasa terganggu dan masing-masing dapat merasakan kebahagiaan atas harmonisasi indah yang tercipta dari vibrasi Pura. Ada lagi kekuatan yang memiliki peran sangat penting dalam hal ini, yaitu peran PHDI. Peran Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) adalah signifikan dalam konteks menjaga kesucian Pura khususnya dan keutuhan Bali umumnya. PHDI berperan sesuai dengan kewenangannya untuk membuat bhisama-bhisama yang mendukung kesucian Pura, karena kepercayaan rakyat Bali pada PHDI masih terjaga walaupun belakangan memang sedang menurun, tapi ini hanya bersifat sementara saja. Kepatuhan dan rasa hormat rakyat Bali pada para sulinggih tetap terjaga di tempat yang terhormat. Rakyat Bali akan menjunjung dan melaksanakan bhisama-bhisama yang dikeluarkan PHDI yang pasti untuk menjaga kesucian Pura khususnya dan menjaga keutuhan Bali pada yang menempatkan toleransi pada tempat yang terhormat pada kehidupan bermasyarakatnya. PHDI harus semakin peka dan tegas dalam menghadapi berbagai tantangan dan memecahkan berbagai masalah krusial yang timbul di masyarakat sesegera mungkin sehingga tidak merembet kemana-mana. PHDI sebagai majelis tertinggi agama Hindu yang terdiri atas para sulinggih dan orang suci, para cendikiawan dan tokoh masyarakat Hindu bila diibaratkan badan adalah kepala dengan pusat syaraf dan Guru Cakra didalamnya yang membuat pemikiran dan rencana yang baik bagi wadah ini, bagi badan ini, dan membimbing tangan dan kakinya untuk melakukan hal yang benar serta melangkah di jalan yang benar dalam menjaga kesucian Pura dan keutuhan Bali. Tangan dan kaki tersebut adalah kiprah generasi muda Hindu Bali saat ini dan ke depan nanti yang menjadi generasi penerus untuk melestarikan apa yang telah tercipta dengan baik saat ini. Apalah artinya bila hanya kepala saja yang kuat, tapi tangan dan kaki tidak berdaya? Bali membutuhkan kekuatan muda yang bisa menjaga kesucian Pura agar selalu tetap suci, menjaga keutuhan Bali agar selalu tetap utuh, menjaga budaya dan tradisinya agar wisatawan tetap berwisata ke Bali. Demikian besar tanggungjawab generasi muda Bali bagi Pura dan keajegan Bali. Sekaranglah saatnya generasi muda memegang peranan penting tersebut. Pura di Tangan Generasi Muda Bali Sejarah telah menunjukan bagaimana generasi pendahulu menjaga kesucian Pura dan keasrian lingkungan disekitarnya, sehingga menghasilkan perpaduan yang mengagumkan sampai saat ini. Semangat ini harus selalu dijaga oleh generasi muda Bali dalam setiap langkah kedepan. Pura bukan tempat yang angker yang hanya boleh dikunjungi pada saat Hari Raya saja, tapi bisa dikunjungi setiap hari seperti yang dilakukan pemuda anggota yoga yang tiap malam hari ke Pura untuk melaksanakan meditasi bersama. Hal ini dilakukan karena Pura memberikan vibrasi yang baik sekali dalam menghubungkan diri dengan Yang Maha Kuasa. Begitu memasuki areal Pura dengan keyakinan kuat untuk bermeditasi, getaran itu akan sangat terasa. Apalagi setelah duduk mengambil sikap padmasana atau sidhasana, diteruskan dengan memejamkan mata, memusatkan pikiran pada ista cakra, dan merafalkan ista mantra dalam setiap tarikan nafas, maka kebahagiaan berhubungan dengan Tuhan akan terasa sekali faedahnya bermeditasi bersama di dalam Pura. Itu salah contoh bagaimana generasi muda Bali menjaga Puranya agar selalu hidup. Masih banyak lagi yang bisa dilakukan dalam menjaga Pura oleh generasi muda Bali agar selalu hidup. Kegiatan pembersihan lingkungan dan persembahyangan bersama di Pura setiap hari minggu bisa dilaksanakan, kegiatan ini biasanya dilaksanakan oleh mahasiswa Bali yang kuliah di Jawa terhadap keberadaan Pura di tempatnya menuntut ilmu. Kegiatan seperti ini membuat Pura selalu terjaga karena walaupun bukan hari penting keagamaan ataupun hari penting Pura, tapi mahasiswa Bali tetap melaksanakan acara ngayah dan persembahyangan bersama. Disamping itu kegiatan pertemuan untuk membahas program kerja generasi muda kedepan ataupun organisasi kepemudaan Hindu juga baik dilaksanakan di pelataran Pura, suasana Pura akan membuat pikiran yang baik datang dari segala penjuru alam, sehingga akan dapat membuat keputusan yang baik dan memberi manfaat. Kegiatan generasi muda yang dilakukan bersama-sama seperti ini akan semakin memupuk rasa kebersamaan, rasa solidaritas/kesetiakawanan sosial, dan rasa persatuan diantara generasi muda Hindu akan semakin kuat tercipta. Suasana kondusif yang baik bagi Bali dalam menghadapi era keterbukaan ke depan. Dengan demikian tujuan untuk menjaga kesucian Pura dan menjaga keutuhan Bali akan semakin terwujud. Pura ada ditangan generasi muda Hindu Bali, mau dibawa kemana tergantung dari derap langkah generasi mudanya. Bimbingan dari Para Sulinggih khususnya dan PHDI akan menanamkan nilai-nilai penting dalam menjaga kesucian Pura dan upacara keagamaan. Inilah yang penting, ditangan generasi muda Hindu Bali posisi Pura akan ditentukan, apakah Pura tetap sebagai Subyek Spiritual? Tempat suci untuk memuja NYA setiap saat, tempat untuk mengambil keputusan yang penting bagi kehidupan bermasyarakat di Bali atau Pura menjadi Obyek Spiritual yang didatangi pada saat Hari Raya dan ada upacara keagamaan saja, sedangkan kesehariannya dibuka untuk umum menjadi tempat kunjungan wisata? Generasi muda Hindu Bali yang akan datang menjadi kaki tangan yang kuat yang akan menentukan akan dibawa kemana Pura dan akan melangkah kemana Bali nantinya. Dan harapan Bali pastinya adalah derap langkah generasi muda Bali akan tetap menjaga agar generasi muda selalu berpegang teguh pada Tri Hita Karana dan selalu menjadikan Pura sebagai subyek spiritual. Pura antara Subyek dan Obyek Spritual Bila ditelusuri apa yang telah dibahas sebelumnya tentang arti penting Pura bagi Rakyat Bali, subyek spiritual, obyek spiritual/cagar budya, dan peran pemerintah, PHDI, serta generasi muda. Dapat di simpulkan bahwa Bali memiliki cara sendiri dalam menjaga kesucian Pura, menjaga keutuhan Bali, dan menjaga pariwisata Bali yang telah terkenal di dunia. Pura adalah tempat suci bagi rakyat Bali, baik itu Pura Kahyangan Desa meliputi Pura Desa/Puseh, Pura Bale Agung, dan Pura Dalem yang menjadi tanggungjawab warga desa dimana Pura tersebut berdiri, hingga Pura Kahyangan Jagad seperti Pura Agung Besakih, Pura Luhur Lempuyang, dan lain-lainnya yang tersebar di setiap ujung Pulau Dewata menjadi tanggungjawab seluruh umat Hindu untuk menjaganya dan menghidupkannya. Rasa tanggungjawab yang ada telah ditunjukkan selama ini oleh umat Hindu dengan terjun langsung dalam mengikuti karya agung di Pura, sehingga tidak hanya mengandalkan kerja Panitia. Warga secara bergilir ngayah ke Pura, menciptakan kerjasama yang cantik, mempersiapkan sarana prasarana untuk karya, dan seterusnya. Termasuk dalam penggalangan dana yang akan digunakan pelengkap jalannya upacara. Rakyat Bali telah biasa memberikan yang terbaik bagi Puranya, bagi susuhunannya. Tanpa melihat untung rugi atau banyak sedikitnya kerja atau berat ringannya beban, warga ngayah sesuai dengan apa yang bisa diberikan, apa yang bisa dikerjakan, karena yang utama adalah bagaimana memberikan yang terbaik bagi junjungannya. Jadi Pura adalah tanggungjawab umat Hindu dan akan selalu demikian. 

Keyakinan tersebut makin kuat terasa bila kegiatan dana punia yang merupakan pelengkap dan penyempurna dari persembahyangan yang telah dilakukan umat semakin banyak dilaksanakan. Dukungan dari media cetak, dalam hal ini Bali Post untuk membuka kotak amal bagi warga yang ingin berdanapunia ke Pura-Pura yang ada memberikan kemudahan bagi warga yang ingin memberikan dana punianya setiap saat tanpa menunggu hari upacara keagamaan di Pura-Pura tersebut. Hal ini bisa diawali dengan membuka kotak dana punia untuk Pura-Pura Kahyangan Jagad dulu, kemudian diikuti dengan Pura-Pura Luhur lainnnya. Sehingga dengan terus membuka tentang informasi keberadaan Pura-Pura lainnya, maka suatu saat nanti setiap Pura akan memiliki kotak dana punia Bali Post yang siap untuk dipakai untuk mendanai perawatan dan perbaikan Pura tersebut secara berkelanjutan. Disamping itu tentunya menjadi dana awal bagi pelaksanaan karya agung di Pura tersebut serta anggaran bagi kesejahteraan pemangku dan pengempon Pura tersebut. Bila semangat ngayah dan dana punia warga Hindu ini terus dipertahankan dan ditingkatkan, terutama oleh generasi muda Hindu Bali yang akan menjadi generasi penerus dalam menjaga kesucian Pura dan keutuhan Bali, maka Bali masih bisa menjaga agar Pura tetap menjadi subyek spiritual bagi kehidupan sosial budaya rakyat Bali, tidak perlu menjadi Cagar Budaya dan Obyek spiritual demi mendapat devisa, seperti halnya yang terjadi pada Candi Borobudur dan Prambanan serta beberapa tempat ibadah umat lainnya di negeri ini juga di luar negeri. Pura tetaplah tempat suci dan bernilai penting bagi umat Hindu dalam menghubungkan dirinya dengan Tuhan, tempat berinteraksi masyarakat dengan sesamanya, dan tempat untuk menjaga lingkungan hidup. Pemanfaatan Cagar Budaya bagi Bali Bangunan bersejarah di Bali tidak hanya berupa Pura saja, masih banyak bangunan bersejarah di Bali yang berbentuk taman, museum, puri, dan lain-lainnya. Bangunan bersejarah ini yang memang sebaiknya menjadi Cagar Budaya, karena kawasannya yang relatif luas dan anggaran perawatan dan perbaikannya dibebankan pada pemerintah. Taman Ujung/Soekasada, Taman Tirta Gangga, Taman Ayun, Taman Kerta Gosa, Museum Bali, Museum Subak, dan lainnya merupakan contoh tempat yang pantas untuk menjadi Cagar Budaya. Dengan menjadi Cagar Budaya maka kelestarian tempat ini dapat dijaga, dan beban anggran pemerintah dapat dialihkan ke hal lainnya yang lebih bersentuhan dengan kesejahteraan masyarakat Bali. Cagar Budaya bagi tempat-tempat wisata bernilai sejarah ini akan membuat nilai penting dalam sejarah perkembangan Bali dapat terjaga. Cagar Budaya akan membuat lingkungan Bali disekitar tempat bersejarah seperti itu yang tersebar di seluruh pelosok Bali terjaga keasriannya. Alam yang asri dan indah yang menyelimuti lokasi wisata akan memberikan angin segar bagi warga Bali untuk selalu segar dan semangat dalam bekerja dan beribadah. Alam yang asri juga membuat masyarakat di sekitar obyek wisata dapat membuka usaha baru yang mendukung obyek wisata tersebut seperti menjual cinderamata khas dari daerahnya dengan dikoordinir koperasi atau pemerintah daerah. Alam yang asri di Cagar Budaya ini membuat wisatawan juga senang untuk mengunjunginya guna melepaskan kepenatan bekerja selama berhari-hari sebelumnya. Disamping manfaat bagi warga sekitar Cagar Budaya yang langsung diterima, berupa kesegaran dan sumber penghasilan tambahan, juga menjaga nilai-nilai sejarah perkembangan Bali, serta pastinya memberi devisa bagi negara. Dengan demikian cagar budaya yang terarah pada tempat atau bangunan bersejarah yang memang pantas menjadi obyek wisata akan memberi manfaat bagi warga Bali. Sedangkan untuk Pura tetaplah diposisikan sebagai Subyek Spiritual bagi rakyat Bali yang memegang teguh tri hita karana. Memposisikan Pura sebagai subyek spiritual akan membawa kebahagiaan bagi Bali. Penutup Bali adalah Pulau Kahyangan, Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, dan banyak lagi sebutannya. Pura adalah tempat suci agama Hindu, tempat beribadah umat Hindu terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam penjawantahan Tri Hita Karana pada kehidupan sehari-hari, tempat untuk menjaga keharmonisan, keserasian, dan keselarasan dengan lingkungan hidup/alam habitat, dan tempat berinteraksi sesama manusia agar pikiran yang baik datang dari segala penjuru. 

Pura adalah tempat paling baik bagi umat Hindu berkomunikasi dengan Tuhan yang dimuliakannya, suasana Pura yang suci dan indah membuat pikiran, jiwa dan raga pun menjadi suci, dengan demikian telah siap untuk menghadp pada NYA dan adalah tanggungjawab rakyat Bali untuk menjaga kesuciannya, menjaganya agar selalu menjadi subyek spiritual. Pura bukanlah tempat wisata tapi tempat ibadah bagi umat Hindu, sedangkan keindahan dan keasrian panorama lingkungan di sekitar tempat suci tersebut serta perpaduan alam dengan budaya Bali yang terjadi adalah obyek wisata bagi wisatawan. Simbiosis mutualisma yang akan memberi manfaat bagi semua pihak. Disatu sisi rakyat Bali tetap merasakan kebahagiaan dapat berhubungan dengan Tuhan junjungannya di tempat yang disucikan tanpa merasa terganggu oleh keberadaan wisatawan yang telah dipandu pramuwisata, di sisi lain para wisatawan dapat memperoleh kebahagiaan menikmati keindahan panorama alam di sekitar Pura dan perpaduan yang harmonis antara Pura, alam, dan umat Hindu dalam menjalankan tri hita karana. Devisa bagi pemerintah pun dapat mengalir dari sini tanpa mengusik kebahagiaan yang telah tercipta, disamping dari bangunan bersejarah lainnya yang menjadi obyek wisata andalan Bali lainnya. Merupakan tugas segenap rakyat Bali khususnya generasi muda Hindu untuk menjaga keharmonisan ini. Tetap menjaga kesucian Pura sebagai subyek spiritual, tetap menjaga keutuhan Bali yang kuat dengan toleransinya, dan tetap menjaga agar Bali tetap menjadi tempat tujuan / obyek wisata primadona bagi wisatawan. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penggalian dana untuk perawatan dan perbaikan Pura setiap saat melalui dana punia perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Fasilitas yang memudahkan untuk itu melalui dukungan media cetak yang dikoordinasi Bali Post misalnya dengan membuka kotak dana punia untuk tiap Pura akan membantu masyarakat dalam memberikan dana punia yang besar artinya bagi kelestarian Pura. 

Demikian opini penulis yang mungkin masih ada kekeliruan disana-sini untuk itu penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Dengan mengutip kata-kata indah dari BABA, penulis berharap tulisan ini memberi manfaat bagi kita semua. “Anda tidak sendirian atau tidak berdaya, kekuatan yang menuntun bintang di langit, menuntun anda juga”. 

Penulis, pemerhati masalah sosial, anggota Ananda Marga Yoga, dan pengajar di Politeknik Negeri Bali, warga Dukuh Segening Serongga Kelod