Tuesday, November 24, 2020

Temperature Sensor in Telemetry System



 TERMOSTAT (THERMOSTAT) 

Termostat pertama yang ditemukan oleh seorang inovator Belanda yang bernama Cornelis Drebbel di Inggris pada abad ke-17 adalah Termostat Merkuri yang digunakan untuk mengatur suhu inkubator ayam. Termostat Modern pertama yang menggunakan Bi-Metallic ditemukan oleh seorang ahli kimia Skotlandia yang bernama Andrew Ure pada tahun 1830 untuk mengendalikan suhu di mesin produksi pabrik tekstil. Termostat adalah suatu perangkat yang dapat memutuskan dan menyambungkan arus listrik pada saat mendeteksi perubahan suhu di lingkungan sekitarnya sesuai dengan pengaturan suhu yang ditentukan. Pada umumnya, Termostat yang digunakan saat ini dapat kita bedakan menjadi dua jenis utama yaitu Termostat Mekanikal dan Termostat Elektronik. Termostat Mekanikal pada dasarnya merupakan jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor) yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical sedangkan Termostat Elektronik menggunakan komponen-komponen elektronika untuk mendeteksi perubahan suhunya. Perangkat pendeteksi suhu ini banyak digunakan di perangkat-perangkat listrik seperti Oven, Kulkas, Air Conditioner (AC), pengendalian suhu mesin di mobil dan Setrika. 

a. Prinsip Kerja Termostat Strip Bimetal (Bimetallic Strips Thermostat) 
Sebuah Termostat mekanikal terdiri dari dua jenis logam yang berbeda dan ditempel bersama sehingga menjadi bentuk yang disebut dengan BiMetallic strip (atau Bi-Metal Strip). Dua Strip tersebut akan berfungsi menjadi jembatan untuk menghantarkan atau memutuskan arus listrik ke rangkaian sistem pemanas atau pendinginnya. 
Gambar 2.3 Prinsip kerja dan bentuk-bentuk Termostat Bi-Metal 
SENSOR SUHU 9 
Pada saat Normal, Strip yang berfungsi sebagai jembatan tersebut akan selalu dalam kondisi terhubung dan mengaliri arus listrik, rangkaian yang terhubungnya akan dalam kondisi ON juga. Ketika Strip tersebut menjadi panas, salah satu logam diantaranya akan mengembang dan merubah bentuk menjadi sedikit melekuk dan akan semakin melekuk seiring dengan semakin panasnya strip tersebut yang pada akhirnya akan memisahkan hubungan strip dengan rangkaiannya sehingga aliran listrik ke rangkaian sistem pemanas atau pendingin juga menjadi terputus atau menjadi kondisi OFF. Termostat kemudian berubah menjadi kondisi OFF (Switch OFF) atau terjadi pemutusan arus listrik ke sistem pemanas atau pendingin yang terhubung ke Termostat tersebut. Pada saat kondisi OFF, tidak ada arus listrik yang mengalir melewat strip Bimetal tersebut. Secara bertahap Strip Bimetal tersebut akan kembali menjadi dingin. Logam yang melekuk tadi akan mulai berubah bentuk menjadi bentuk semula sehingga terhubung kembali dan arus listrik mulai mengalir melewati strip bimetal lagi. Kondisi Termostat menjadi ON kembali dan rangkaian sistem pemanas ataupun pendingin menjadi ON lagi. 

b. Prinsip Kerja Termostat Elektronik (Electronic Thermostat) 
Prinsip Kerja Termostat Elektronik ini sedikit berbeda dengan Prinsip Kerja Termostat Bi-Metal yang menggunakan konsep Elektro-Mekanikal. Termostat Elektronik pada dasarnya berbentuk rangkaian elektronika yang terdiri dari berbagai komponen-komponen elektronika. Komponen utama untuk mendeteksi perubahan suhu adalah Thermistor yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat dipengaruhi oleh suhu (Temperature) sekitarnya. Thermistor terbagi menjadi dua jenis yaitu Thermistor PTC dan Thermistor NTC. Pada saat Thermistor mendeteksi adanya suhu tinggi, resistansi atau hambatan Thermistor juga akan berubah sehingga rangkaian elektronikanya akan memutuskan hubungan listrik ke sistem pemanas ataupun pendingin yang terhubung tersebut. Pada saat Thermistor menjadi dingin kembali, resistansi pada thermistor tersebut juga akan berubah menjadi normal kembali sehingga rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai pengendali tersebut akan kembali menyambung aliran arus listrik ke sistem pemanas dan pendingin sehingga menjadi ON kembali. Kelebihan dari Termostat Digital atau Elektronik ini adalah lebih hemat energi dan mencegah pemborosan pada penggunaan listrik. Termostat jenis ini dapat diprogram sehingga kita dapat melakukan pengaturan suhu sesuai dengan periode yang kita inginkan. 

THERMISTOR 

Komponen Elektronika yang peka dengan suhu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan inggris yang bernama Michael Faraday pada 1833. Thermistor yang ditemukannya tersebut merupakan Thermistor jenis NTC (Negative Temperature Coefficient). Michael Faraday menemukan adanya penurunan Resistansi (hambatan) yang signifikan pada bahan Silver Sulfide ketika suhu dinaikkan. Namun Thermitor komersil pertama yang dapat diproduksi secara massal adalah Thermistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930.
SENSOR SUHU 10 
Samuel Ruben adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Amerika Serikat. Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient). Seperti namanya, Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di sekitar Thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Sedangkan untuk Thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekitarnya, semakin tinggi pula nilai resistansinya (berbanding lurus / Positif). Simbol dan Gambar Thermistor PTC dan NTC Gambar 2.4 Simbol dan gambar Thermistor PTC dan NTC Karaktreristik Thermistor NTC dan PTC Thermistor NTC tersebut bernilai 10kΩ pada suhu ruangan (25°C), tetapi akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai resistansinya akan menjadi 197.388kΩ, saat kondisi suhu di 0°C nilai resistansi NTC akan menurun menjadi 27.445kΩ, pada suhu 100°C akan menjadi 0.976kΩ dan pada suhu 125°C akan menurun menjadi 0.532kΩ (dikutip dari Data Sheet salah satu Produsen Thermistor MURATA Part No. NXFT15XH103). Jika digambarkan, maka Karakteristik Thermistor NTC tersebut adalah seperti dibawah ini : 
SENSOR SUHU 11 
Gambar 2.5 Grafik karakteristik Thermistor NTC 
Pada umumnya Thermistor NTC dan Thermistor PTC adalah Komponen Elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang berhubungan dengan Suhu (Temperature). Suhu operasional Thermistor berbeda-beda tergantung pada Produsen Thermistor itu sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara -90°C sampai 130°C. Beberapa aplikasi Thermistor NTC dan PTC di kehidupan kita sehari-hari antara lain sebagai pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin) mobil, Sensor untuk memonitor suhu Battery Pack (Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk memantau suhu Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer dan lain sebagainya. Thermistor NTC atau Thermistor PTC merupakan komponen Elektronika yang digolongkan sebagai Komponen Transduser, yaitu komponen ataupun perangkat yang dapat mengubah suatu energi ke energi lainnya. 
Dalam hal ini, Thermistor merupakan komponen yang dapat mengubah energi panas (suhu) menjadi hambatan listrik. Thermistor juga tergolong dalam kelompok Sensor Suhu. 
Kelebihan Thermistor : 
 Level perubahan output yang tinggi 
 Respon terhadap perubahan suhu yang cepat 
 Perubahan resistansi pada kedua terminal (pin) 

Kekurangan Termistor : 
 Tidak linier 
 Range pengukuran suhu yang sempit 
 Rentan rusak 
 Memerlukan supply daya 
 Mengalami self heating 

RESISTIVE TEMPERATURE DETECTOR (RTD) 

Resistive Temperature Detector atau disingkat dengan RTD memiliki fungsi yang sama dengan Thermistor jenis PTC yaitu dapat mengubah energi SENSOR SUHU 12 listrik menjadi hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Namun Resistive Temperature Detector (RTD) lebih presisi dan memiliki keakurasian yang lebih tinggi jika dibanding dengan Thermistor PTC. Resistive Temperature Detector pada umumnya terbuat dari bahan Platinum sehingga disebut juga dengan Platinum Resistance Thermometer (PRT). konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan (resistant temperature detector = RTD) adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten melalui pendeteksian tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibiliti. 
Gambar 2.6 Resistive Temperature Detector (RTD) 
Kelebihan dari RTD : 
 Ketelitiannya lebih tinggi dari pada termokopel 
 Tahan terhadap temperatur yang tinggi 
 Stabil pada temperatur yang tinggi, karena jenis logam platina lebih stabil dari pada jenis logam yang lainnya. 
 Kemampuannya tidak akan terganggu pada kisaran suhu yang luas 

Kekurangan dari RTD : 
 Lebih mahal dari pada termokopel 
 Terpengaruh terhadap goncangan dan getaran. 
 Respon waktu awal yang sedikit lama (0,5 s/d 5 detik, tergantung kondisi penggunaannya). 
 Jangkauan suhunya lebih rendah dari pada termokopel. 

THERMOCOUPLE (TERMOKOPEL) 

Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermoelectric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”. 
SENSOR SUHU 13 
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan. Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah : 
Gambar 2.7 Prinsip kerja Termokopel 
Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita. 

JENIS-JENIS TERMOKOPLE (THERMOCOUPLE) 

Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada dasarnya, gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang umum digunakan berdasarkan Standar Internasional. 
 Termokopel Tipe E Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan Rentang Suhu : -200˚C – 900˚C 
SENSOR SUHU 14 
 Termokopel Tipe J Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi) Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan Rentang Suhu : 0˚C – 750˚C 
 Termokopel Tipe K Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium Rentang Suhu : -200˚C – 1250˚C 
 Termokopel Tipe N Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil Rentang Suhu : 0˚C – 1250˚C 
 Termokopel Tipe T Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga) Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan Rentang Suhu : -200˚C – 350˚C 
 Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R) Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga) Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel Rentang Suhu : 0˚C – 1450˚C Kelebihannya Thermocouple Termokopel paling cocok digunakan untuk mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga suhu rendah dari -200 hungga 1800⁰C 
Kelemahan Thermocouple Termokopel tidak dapat mengukur suhu awal dari suatu thermometer pada suhu awal dari suatu thermom inieter pada umumnya karena alat ini tidak dapat dikalibrasi, sehingga ketika termokopel pada posisi ON, langsung muncul suhu ruangan. 

IC SENSOR 

Sensor suhu IC (IC temperature sensor) adalah sensor suhu yang prinsip kerjanya didasarkan pada sifat atau perilaku semikonduktor PN junction silikon yang sangat sensitif terhadap suhu/ temperature. Kesensitifan PN junction ini mungkin menjadi kerugian dalam banyak aplikasi, akan tetapi perilaku ini akan sangat menguntungkan bila digunakan dalam perangkat sensor suhu. Sensor suhu IC akan menghasilkan sinyal output (tegangan, arus) yang berbanding lurus atau linier dengan temperatur. Sensor suhu IC biasa digunakan dalam suhu kisaran –50⁰ C sampai 150⁰ C. Sensor suhu IC dibedakan menjadi 4 tipe dasar : 
1. Sensor IC AD590/592, merupakan sensor suhu yang menghasilkan sinyal arus keluaran yang linier 1µA/⁰K 
2. Sensor IC LM335, merupakan sensor suhu yang menghasilkan sinyal output tegangan yang linier 10mV/⁰K 
3. Sensor IC LM34, merupakan sensor suhu yang menghasilkan sinyal output tegangan yang linier 10mV/⁰F 
SENSOR SUHU 15 
4. Sensor IC LM35, merupakan sensor suhu yang menghasilkan sinyal output tegangan yang linier 10mV/⁰C 

Gambar 2.8 Sensor IC AD590 
Gambar 2.9 Sensor IC LM335 
Gambar 2.10 Sensor IC LM35 

Kelebihan sensor suhu IC : 
1. Menghasilkan sinyal output (tegangan atau arus) yang sangat linier dengan perubahan suhu 
2. Sinyal output tegangan/arus tinggi sehingga tidak membutuhkan sirkuit tambahan 
3. Harganya yang murah 
4. Dapat membaca temperatur secara langsung (1000mV = 100⁰C dan 298µA = 298⁰K atau 25⁰C) pada beberapa perangkat analog 

Kekurangan sensor suhu IC : 
1. Rentang suhu yang sempit, yaitu kisaran -50⁰C sampai 150⁰C 
2. Memerlukan suplai daya 
3. Respon lambat 
4. Pemanasan sendiri 
5. Konfigurasi terbatas 

SENSOR SUHU LM35 

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. 
LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC . 

Gambar 2.11 sensor suhu LM35 
Pada Gambar 2.11 ditunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut : VLM35 = Suhu* 10 mV Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya . Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan. 

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35: 
 Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. 
 Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC  Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. 
 Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. 
 Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA. 
 Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.  Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. 
 Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC. Contact Temperature Sensor Sensor Suhu jenis contact adalah Sensor suhu yang memerlukan kontak (hubungan) Fisik dengan objek yang akan dirasakan perubahan suhunya. Sensor suhu jenis ini dapat digunakan untuk memantau suhu benda padat, cair maupun gas. Non-Contact Temperature Sensor Sensor Suhu jenis Non-Contact adalah Sensor suhu yang dapat mendeteksi perubahan suhu dengan menggunakan konveksi dan radiasi sehingga tidak memerlukan kontak fisik langsung dengan obyek yang akan diukur atau dideteksi suhunya.

Encoder Sensor to Read Electric


 

Sensor Cahaya New Era


 

Sensor Cahaya era Milineal


 

Wednesday, November 11, 2020

TheSuputra YouTube Channel

 

TheSuputra : Yutub Channel for Music, Sport, Science and Living la Vida Loca

                        View, Like, Comment, Subscribe and Rang the Bell




Buku Ini Aku Pinjam

Tourism 4.0 & Gastronomy 4.0 in three language

 TURİZM 4.0'DAN GASTRONOMİ 4.0'A GİDEN YOLDA: GELECEĞİN RESTORANLARI VE YÖNETİMİ 

Öz Turizm 4.0 ve Gastronomi 4.0 önderliğinde, gelecekte restoranların ve yönetiminin nasıl şekillenebileceği konusunda öngörülerde bulunmak çalışmanın temel amacını oluşturmaktadır. Araştırmada nitel araştırma yöntemleri kapsamında, literatür taraması ve doküman analizi çalışmaları yapılmıştır. 

Çalışmanın sonunda; yeni nesil dijital tüketiciyi tanımak ve onlara kapsamlı dijital müşteri deneyimi sunmanın önemli olacağı, artan nüfusu besleyebilmek için farklı gıda üretim yöntemlerinin (3D yazıcı, laboratuarda üretilen et gibi) yaygınlaşacağı, restoran menülerinin daha yenilikçi bir hale (kişinin DNA'sına özel sağlıklı menüler vb.) geleceği, dijital pazarlamanın (özellikle gastronomik sosyal medya kullanımı) hayati öneme sahip olacağı, yapay zekâ destekli teknolojik ürünlerin (robotlar, dijital ya da enteraktif menüler, akıllı masalar, müşterinin yediği ürünlerin içeriğini, besin değerini vs. gösteren cihazlar gibi) kullanımının artacağı, paket servisi, eve teslim servis hizmeti ve bu hizmette kullanılacak teknolojilerin (drone'lar vb.) yaygınlaşacağı ve yeni nesil müşterilerin teknoloji ile birlikte, çevreye duyarlılık ve sağlıkla ilgili uygulamalara önem vereceği bulgularına ulaşılmıştır. 

Bu bağlamda; dijital teknolojileri birbirleri ile uyumlu hale getirmek ve tüketiciye kapsamlı bir hizmet modeli ile aradığı dijital deneyimi sunmak, geleceğin restoran yöneticilerinin en önemli görevi olacağı öngörülmüştür.


FROM TOURISM 4.0 TO GASTRONOMY 4.0: RESTAURANTS AND MANAGEMENT OF THE FUTURE 

Under the leadership of Self Tourism 4.0 and Gastronomy 4.0, it is the main objective of the study to make predictions about how restaurants and management can be shaped in the future. Within the scope of qualitative research methods, literature review and document analysis studies were carried out in the research. 

At the end of the study; different food production methods (such as 3D printers, lab-produced meat) will become more innovative (such as healthy menus specific to one's DNA, etc.), digital marketing (especially gastronomic social media use) will be vital, artificial intelligence-powered technological products (robots, digital or enter active menus) will be important to get to know and provide them with a comprehensive digital customer experience. , smart desks, the contents of the products eaten by the customer, food value, etc.) will increase the use of, takeaway, home delivery service and technologies to be used in this service (drones, etc.) will become widespread and the next generation of customers, together with technology, environmental sensitivity and health-related applications have been reached. 

In this context; Harmonising digital technologies with each other and delivering the consumer the digital experience they are looking for with a comprehensive service model is predicted to be the most important task of the restaurant managers of the future.


DARI TOURISM 4.0 HINGGA GASTRONOMY 4.0: RESTORAN DAN MANAJEMEN MASA DEPAN 

Di bawah kepemimpinan Self Tourism 4.0 dan Gastronomy 4.0, ini adalah tujuan utama penelitian untuk membuat prediksi tentang bagaimana restoran dan manajemen dapat dibentuk di masa depan. Dalam lingkup metode penelitian kualitatif, tinjauan literatur dan studi analisis dokumen dilakukan dalam penelitian. 

Pada akhir penelitian; metode produksi makanan yang berbeda (seperti printer 3D, daging yang diproduksi lab) akan menjadi lebih inovatif (seperti menu sehat khusus untuk DNA seseorang, dll.), pemasaran digital (terutama penggunaan media sosial gastronomi) akan menjadi produk teknologi yang vital dan bertenaga kecerdasan buatan (robot, digital atau masuk menu aktif) akan penting untuk mengenal dan memberi mereka pengalaman pelanggan digital yang komprehensif, meja pintar, isi produk yang dimakan oleh pelanggan, nilai makanan, dll.) akan meningkatkan penggunaan, takeaway, layanan pengiriman rumah dan teknologi yang akan digunakan dalam layanan ini (drone, dll.) akan menjadi tersebar luas dan generasi pelanggan berikutnya, bersama dengan teknologi, sensitivitas lingkungan dan aplikasi terkait kesehatan telah tercapai. 

Dalam konteks ini; menyelaraskan teknologi digital satu sama lain dan memberikan konsumen pengalaman digital yang mereka cari dengan model layanan yang komprehensif diprediksi menjadi tugas terpenting manajer restoran di masa depan.



Tuesday, October 27, 2020

K3 Aman Bekerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

 

I Gede Suputra Widharma

1. Kebersihan

Kebersihan merupakan syarat utama bagi pegawai agar tetap sehat, dan pelaksanaannya tidak memerlukan banyak biaya. Untuk menjaga kesehatan, semua ruangan hendaknya tetap dalam keadaan bersih. 

2. Air Minum dan Kesehatan

Air minum yang bersih dari sumber yang sehat secara teratur hendaknya diperiksa dan harus disediakan secara cuma-cuma dekat tempat kerja. Hal ini penting karena di tempat persediaan air yang disangsikan kebersihannya, dan di tempat kerja terbuka, apabila tidak ada persediaan air bersih, pegawai akan cenderung menyegarkan diri dengan air kotor.

3. Urusan Rumah Tangga

Kerapihan dalam ruang kerja membantu pencapaian produktivitas dan mengurangi kemungkinan kecelakaan. Jika jalan sempit dan tidak bebas dari tumpukan bahan dan hambatan lain, maka waktu akan terbuang untuk menggeser hambatan tersebut sewaktu bahan dibawa ke dan dari tempat kerja atau mesin.

4. Ventilasi, Pemanas dan Pendingin

Ventilasi yang menyeluruh perlu untuk kesehatan dan rasa keserasian para pegawai, oleh karenanya merupakan faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja. Pengaruh udara panas dan akibatnya dapat menyebabkan banyak waktu hilang karena pegawai tiap kali harus pergi ke luar akibat “keadaan kerja yang tidak tertahan”.

5. Tempat Kerja, Ruang Kerja dan Tempat Duduk

Seorang pegawai tak mungkin bekerja jika baginya tidak tersedia cukup tempat untuk bergerak tanpa mendapat gangguan dari teman sekerjanya, gangguan dari mesin ataupun dari tumpukan bahan. Dalam keadaan tertentu kepadatan tempat kerja dapat berakibat buruk bagi kesehatan pegawai, tetapi pada umumnya kepadatan termaksud menyangkut masalah efisiensi kerja.

6. Pencegahan Kecelakaan

Pencegahan kecelakaan harus diusahakan dengan meniadakan penyebabnya, apakah sebab itu merupakan sebab teknis atau sebab yang datang dari manusia.

7. Pencegahan Kebakaran

Kebakaran yang tidak terduga, kemungkinan terjadi di daerah beriklim panas dan kering serta lingkungan industri tertentu. Pencegahan senantiasa lebih baik daripada memadamkan kebakaran, tetapi harus ditekankan pentingnya peralatan dan perlengkapan lainnya untuk pemadaman kebakaran, yang harus dipelihara dalam keadaan baik.

8. Gizi

Pembahasan lingkungan kerja tidak dapat lepas tanpa menyinggung tentang masalah jumlah dan nilai gizi makanan para pegawai. Di beberapa negara jumlah makanan pegawai tiap hari hanya sedikit melebihi yang diperlukan badannya, jadi hanya cukup untuk hidup dan sama sekali kurang untuk dapat mengimbangi pengeluaran tenaga selama menjalankan pekerjaan yang berat. Dalam keadaan yang demikian tidak dapat diharapkan bahwa pegawai akan sanggup menghasilkan keluaran yang memerlukan energi berat, yang biasanya dapat dihasilkan oleh pegawai yang sehat, cukup makan, lepas dari kesulitan akibat iklim yang harus dihadapi.

9. Penerangan/cahaya, warna, dan suara bising di tempat kerja

Pemanfaatan penerangan/cahaya dan warna di tempat kerja dengan setepat-tepatnya mempunyai arti penting dalam menunjang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Kebisingan di tempat kerja merupakan faktor yang perlu dicegah dan dihilangkan karena akan dapat mengakibatkan kerusakan.

 

AKTIVITAS KERJA

Aktivitas kerja adalah suatu kegiatan kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan.

Mengukur aktivitas kerja manusia adalah mengukur seberapa besar tenaga yang dibutuhkan oleh seorang pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya (Sedarmayanti, 2011:18).

Menurut Sedarmayanti (2011:19) secara umum kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia dibagi ke dalam dua kelas utama, yaitu:

1. Kriteria Fisiologis

Kriteria fisiologis dari aktivitas kerja manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya tenaga yang tepat berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain. Kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi tekanan psikologis, tekanan lingkungan atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga tekanan tersebut sama pengaruhnya. Apabila kecepatan denyut jantung meningkat, agak sulit ditentukan, apakah meningkatnya itu disebabkan akibat kerja, akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat rasa takut. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis dapat digunakan apabila faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi kerja ada dalam keadaan normal.

2. Kriteria Operasional

Kriteria operasional melibatkan teknik untuk mengukur atau menggambarkan hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota tubuh pada saat melaksanakan gerakan. Secara umum hasil gerakan yang bisa dilakukan oleh anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk:

rentang gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur aktivitas tersebut, dapat digunakan bermacam-macam alat ukur seperti: alat pengukur tegangan, dinamo meter dan lain-lain.

 

Keberhasilan Aktivitas Kerja

Menurut Sedarmayanti (2011:21) secara garis besar faktor yang mempengaruhi keberhasilan aktivitas kerja dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu:

1. Faktor Diri

Setiap pekerjaan memiliki ciri dari mana masing-masing timbul, sehingga dapat diperkirakan mengenai pegawai macam apa yang dibutuhkannya. Karena faktor diri pada dasarnya tidak dapat diubah, maka agar suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, terlebih dahulu harus dilakukan pemilihan calon pegawai yang meliputi pengukuran terhadap kemampuan diri disertai dengan penilaian kesesuaiannya dengan tuntutan pekerjaan. Kesesuaian antara pegawai dengan pekerjaannya merupakan syarat penting karena jika diabaikan hasil kerjanya akan menjadi rendah. Pada saat pegawai bersangkutan menyadari hal tersebut, apalagi jika pegawai kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dari kerjanya ini, maka hasil kerjanya akan semakin rendah. Hal ini jelas semakin tidak dikehendaki baik oleh pegawai maupun oleh pihak organisasi.

2. Faktor Sosial dan Keorganisasian

Tidak semua kebutuhan pegawai dapat dipenuhi dengan materi, bahkan kadang-kadang kebutuhan non materi dapat mengalahkan kehendak yang didasari oleh kebutuhan materi. Perlakuan sebagai manusia dibutuhkan oleh pegawai walaupun mereka merupakan salah satu alat produksi. Bicara tentang segi kemanusiaan dari seorang pegawai, tampak berbagai kebutuhan pegawai seperti rasa aman, rasa terjamin, ingin perlakuan yang adil, ingin prestasinya diketahui dan dihargai orang lain, ingin berteman, ingin diakui sebagai bagian masyarakat, bahkan ingin menonjol. Peranan organisasi sangat besar dalam menciptakan iklim kerja yang baik, menjalankan kepemimpinan yang baik, mengadakan hubungan terbuka baik formal maupun informal, menyelenggarakan sistem penggajian yang adil, sistem “penghargaan dan hukuman” yang tepat, pelatihan yang cukup, pembagian tugas dan tanggung jawab yang memadai dan sebagainya.

3. Faktor Fisik

Pekerjaan Hubungan antara manusia dengan mesin dan peralatannya serta lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik karena interaksi antara hal tersebut membentuk sistem kerja yang tidak sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Disuatu pabrik besar yang produksinya yang bersifat massa, jumlah mesin yang banyak dan seringkali sejenis atau terlampau bermacam jenis, dapat menimbulkan suatu ketegangan (stress) pada pegawai. Pembagian tugas yang sempit atau spesialisasi yang ketat menyebabkan pekerjaan bersifat terlampau berulang-ulang, kadang-kadang dengan siklus yang singkat, sangat rutin dan menjemukan. Begitu juga mesin yang berjalan cepat dan memerlukan pengawasan yang ketat. Pegawai akan merasa bahwa dirinya diawasi oleh mesin yang dapat memberi kesan merendahkan produksi, menghilangkan rasa berjasa dan menyebabkan kurangnya rasa tanggung jawab. Kurangnya rasa tanggung jawab akibat tidak pernah melihat hasil, akhirnya dapat terjadi. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan agar pada akhirnya dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Selain itu perlu diperhatikan pula keadaan faktor fisik lain seperti kemampuan kerja pegawai, pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap hasil kerja, perancangan mesin dan peralatan agar sesuai dengan pemakaian, dan cara menangani atau memakainya.

4. Faktor Perubahan

Semua yang termasuk ke dalam faktor diri, sosial keorganisasian dan fisik pekerjaan secara bersama-sama berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempengaruhi keberhasilan kerja. Tugas pimpinan adalah mengusahakan perpaduan faktor tersebut dengan baik sehingga secara keseluruhan menghasilkan sistem kerja yang efisien. Teknik tata cara kerja ditunjukkan untuk mendapat rancangan sistem kerja yang terbaik, dan dalam rangka ini salah satu hal yang penting adalah bahwa kegiatan mendapatkan rancangan terbaik dan merupakan kegiatan yang dinamis. Ini menunjukkan adanya perubahan yang terus menerus sesuai dengan perbaikan rancangan yang dinilai lebih menguntungkan. Hal yang sering merupakan penghambat terlaksananya perubahan (perbaikan) ini adalah ketidaksediaan pegawai menerimanya. Memang hal ini harus disadari karena hampir setiap usaha merubah merupakan sesuatu yang wajar. Tantangan ini tidak terbatas pada hal-hal yang dirasakan memberatkan saja, tetapi terdapat hal yang secara obyektif yang menguntungkan pun sering dihadapi oleh pegawai.

Penulis, dosen teknik elektro PNB dan dosen teknik industri UNMAR




Alat Pelindung Diri

 

Alat Pelindung Diri (APD)

I Gede Suputra Widharma


Pendahuluan

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 bahwa pengusaha wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja/buruh di tempat kerja.

Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja.

Alat pelindung diri sebaiknya memenuhi persyaratan berikut:

1. Alat pelindung diri yang efektif harus:

a. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi

b. Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut

c. Cocok bagi orang yang akan menggunakannya

d. Tidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugas

e. Memiliki konstruksi yang sangat kuat

f. Tidak mengganggu alat pelindung diri lain yang sedang dipakai secara bersamaan

g. Tidak meningkatkan risiko terhadap pemakainya.

 

2. Alat pelindung diri harus:

a. Disediakan secara gratis

b. Diberikan satu per orang atau jika tidak, harus dibersihkan setelah digunakan

c. Hanya digunakan sesuai peruntukannya

d. Dijaga dalam kondisi baik

e. Diperbaiki atau diganti jika mengalami kerusakan

f. Disimpan di tempat yang sesuai ketika tidak digunakan.

 

3. Operator-operator yang menggunakan alat pelindung diri harus memperoleh:

a. Informasi tentang bahaya yang dihadapi

b. Instruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil

c. Pelatihan tentang penggunaan peralatan dengan benar

d. Konsultasi dan diizinkan memilih alat pelindung diri yang tergantung pada kecocokannya

e. Pelatihan cara pemeliharaan dan menyimpan alat pelindung diri dengan rapi

f. Instruksi agar melapor setiap kecacatan atau kerusakan

 

Adapun jenis-jenis dari alat pelindung diri yang wajib disediakan oleh perusahaan yaitu sebagai berikut: 1. Pelindung Kepala

Pelindung kepala terbagi menjadi beberapa jenis seperti helm keras (hard hats), helm empuk (bump caps), topi, harnet, atau pemangkasan rambut.

Fungsi dari alat ini yaitu untuk melindungi kepala dari jatuhnya benda-benda keras, ruang yang sempit, dan rambut terjerat di tempat kerja.

2. Pelindung Telinga

Pelindung telinga terbagi menjadi dua jenis yaitu penutup telinga (ear muff) dan penyumbat telinga (ear plug).

Fungsi dari alat ini yaitu untuk melindungi telinga/pendengaran dari suara bising di tempat kerja.

3. Pelindung Mata

Pelindung telinga terbagi menjadi beberapa jenis yaitu kacamata pelindung (goggles), pelindung wajah, goggles khusus.

Fungsi alat ini yaitu untuk melindungi mata/penglihatan dari terkena debu, kersik, partikel-partikel berbahaya yang berterbangan, radiasi, laser, dan bunga api las di tempat kerja.

4. Pelindung Paru-Paru

Pelindung paru-paru terbagi menjadi beberapa jenis yaitu masker wajah, respirator dengan filter penyerap, dan alat bantu pernapasan lainnya.

Fungsi alat ini yaitu untuk melindungi paru-paru dari debu, asap, gas beracun, dan atmosfer miskin oksigen yang melewati hidung dan mulut pada saat sedang bekerja.

5. Pelindung Tangan

Pelindung tangan atau sarung tangan terbagi menjadi dua jenis yaitu sarung tangan tahan bahan kimia dan sarung tangan insulasi.

Alat ini berfungsi untuk melindungi tangan dari terkena tepi-tepi dan ujung yang tajam dari suatu benda, zat kimia korosif, dan tempertur tinggi/rendah pada saat sedang bekerja.

6. Pelindung Kaki

Pelindung kaki atau sepatu pengaman berfungsi untuk melindungi kaki dari terpeleset, menginjak benda tajam dilantai, tertimpa benda keras,  dan terkena percikan logam cair pada saat sedang bekerja.

7. Pelindung Kulit

Pelindung kulit atau krim pelindung berfungsi menjaga kelembaban kulit dan untuk melindungi kulit dari terkena bahan korosif ringan atau kuat, dan zat pelarut yang berbahaya pada saat sedang bekerja.

8. Pelindung Seluruh Tubuh

Pelindung seluruh tubuh terbagi menjadi beberapa jenis yaitu pakaian bertekanan udara (pressurized suits), tali-temali pelindung (harness), baju/rompi yang terlihat di kegelapan (high-visibility), baju pelindung khusus, baju tahan panas, dan baju untuk segala cuaca.

Alat ini berfungsi untuk melindungi seluruh tubuh dari atmosfer yang berbahaya (uap beracun dan debu radioaktif), terjatuh, kendaraan bergerak, gergaji rantai, temperature tinggi, dan cuaca ekstrim.




Sunday, October 25, 2020

PengeLOCOkan MISi MAKo

Kunjungi Yutub Channel "The Suputra"

PengeLOCOkan MISi MAKo 


And many more video in Yutub Channel "TheSuputra"
About Balinese, Culture, Sport, Music, Drama and Science



Belajar C++

 I Gede Suputra Widharma


 



MODUL I

BAB I
JUDUL PRAKTIKUM

PENGANTAR C++

BAB II
DASAR TEORI

1. Pengantar C++

            Dalam mata kuliah pemrograman komputer ini, mahasiswa menggunakan bahasa pemrograman C++, dan menggunakan aplikasi compiler yaitu aplikasi CodeBlock. Bahasa pemrograman C++ merupakan bahasa pemrograman yang bisa digunakan dengan banyak tujuan. Bahasa C++ juga mendukung OOP Object Oriented Programming yang memudahkan programmer memelihara program hasil karyanya. C++ dirancang untuk system programming, dengan batasan resources, pemrograman dengan skala besar dengan performance yang tinggi dan tingkat fleksibilitas yang tinggi juga.

Bahasa C++ ini termasuk compiled language, dimana source code dilakukan proses compiling sehingga dihasilkan suatu program binary dimana binary filenya adalah binary file sesuai dengan sistem operasi maupun platform tujuan. Binary file ini kemudian dijalankan dan menghasilkan aplikasi sesuai source yang telah kita buat. Bahasa C++ termasuk middle-level language yang merupakan kombinasi high-level dan low-level language. Makin low-level makin mendekati bahasa mesin. Sebelum mulai melakukan kode program, sebaiknya diingat bahwa  C++  bersifat  “case  sensitive”,  yang  artinya  huruf besar dan huruf kecil dibedakan.

2. Struktur Bahasa C++

// program pertamaku

#include <iostream.h>

int main ()

{

cout << "Selamat Belajar C++";

return 0;

}

 

Program   di   atas,   misalnya   dapat   disimpan   dengan   nama latih1.cpp. Cara untuk menyimpan dan mengkompile program berbeda-beda, tergantung kompiler yang dipakai.

Ketika  di-run,  maka  di  layar  akan  muncul  sebuah  tulisan “Selamat Belajar C++”.  Contoh di atas, adalah sebuah contoh program sederhana menggunakan C++. Namun, penggalan program  tersebut  telah  menyertakan  sintak-sintak  dasar bahasa C++. Sintak dasar tersebut, akan kita bahas satu per satu:

 

// program pertamaku

Merupakan sebuah baris komentar. Semua baris, yang ditandai dengan dua buah tanda slash (//), akan dianggap sebagai baris komentar dan tidak akan berpengaruh pada hasil.

Biasanya, baris komentar dipakai oleh programmer untuk memberikan penjelasan tentang program.

Baris komentar dalam C++, selain ditandai dengan (//) juga dapat ditandai dengan (/*….*/).

Perbedaan mendasar dari keduanya adalah :

// baris komentar

/* blok komentar */

 

#include <iostream.h>

Pernyataan yang diawali dengan tanda (#) merupakan pernyataan untuk menyertakan preprocessor. Pernyataan ini bukan untuk dieksekusi.  #include  <iostream.h>  berarti  memerintahkan kompiler untuk menyertakan file header iostream.h. Dalam file header ini, terdapat beberapa fungsi standar yang dipakai dalam proses input dan output. Seperti misalnya perintah cout yang dipakai dalam program utama.


int main ()

Baris  ini  menandai  dimulainya  kompiler  akan  mengeksekusi program.  Atau  dengan   kata  lain,  pernyataan   main  sebagai penanda program utama. Adalah suatu keharusan, dimana sebuah program yang ditulis dalam bahasa C++ memiliki sebuah main.

main diikuti oleh sebuah tanda kurung () karena main merupakan sebuah fungsi. Dalam bahasa C++ sebuah fungsi harus diikuti dengan tanda (), yang nantinya dapat berisi argumen. Dan sintak formalnya, sebuah fungsi dimulai dengan tanda {}, seperti dalam contoh program.

 

cout << "Selamat Belajar C++";

perintah ini merupakan hal yang akan dieksekusi oleh compiler dan merupakan perintah yang akan dikerjakan. cout termasuk dalam file iostream. cout merupakan perintah untuk menampilkan ke layer.

 

Perlu diingat, bahwa setiap pernyataan dalam C++ harus diakhiri dengan tanda semicolon (;) untuk memisahkan antara pernyataan satu dengan pernyataan lainnya.

 

return 0;

pernyataan return akan menyebabkan fungsi main() menghentikan program dan mengembalikan nilai kepada main. Dalam hal ini, yang dikembalikan adalah nilai 0. Mengenai pengembalian nilai, akan dijelaskan nanti mengenai Fungsi dalam C++.

 

Coba  tambahkan  sebaris  pernyataan  lagi,  sehingga  program contoh di atas akan menjadi seperti berikut:

// latihan keduaku

#include <iostream.h>

int main ()

{

cout << "Selamat Belajar C++";

cout << "di kampusku";

return 0;

 

Maka  perintah  cout  yang  kedua  akan  menampilkan  sebuah kalimat lagi di layar, dengan tulisan “di kampusku”.

 

 

 

MODUL II

 

BAB I
JUDUL PRAKTIKUM

VARIABEL, DATA DAN KONSTANTA

BAB II
DASAR TEORI

 

1.      TIPE DATA

Terdapat  5  tipe  data  bawaan  dari  bahasa  C,  yaitu  :  void, integer, float, double, dan char.

Type

Keterangan

 

void

diartikan sebagai tanpa tipe data dan tanpa

pengembalian nilai

Int

bilangan bulat (integer)

float

bilangan pecahan (floating point)

 

double

bilangan pecahan dengan jangkauan data yang lebih

luas

char

Karakter


Type

Keterangan

bool

isi bilangan Boolean (True dan False)

wchar_t

wide character




Sedangkan C++ sendiri menambahkan dua buah tipe data lagi, yakni : bool dan wchar_t.

 

Dengan jangkauannya adalah sebagai berikut :

Tipe

Ukuran

(bits)

Range

unsigned char

8

0 s/d 255

char

8

-128 s/d 127

short int

16

-32,768 s/d 32,767

unsigned int

32

0 s/d 4,294,967,295

Int

32

-2,147,483,648 s/d 2,147,483,647

unsigned long

32

0 s/d 4,294,697,295

long

32

-2,147,483,648 s/d 2,147,483,647

float

32

3.4 e-38 s/d 1.7 E +38

double

64

1.7 E-308 s/d 3.4 E + 308

long double

80

3.4 E-4932 s/d 1.1 E + 4932

 

4. VARIABEL

Berbeda dengan pendeklarasian variabel di bahasa pemrograman lain, dalam C++ sebelum mendeklarasikan variabel, hal pertama yang harus dideklarasikan adalah tipe data yang akan digunakan untuk menampung data.

Format penulisannya adalah :

Tipe_data pengenal = nilai ;

Sebagai contoh ;

int a;

float nomor;

Atau dapat juga pemberian nilai awal untuk variable dilakukan pada saat deklarasi,

contoh :

 int a=10; char s=’a’;

Jika hendak mendeklarasikan beberapa variabel sekaligus dengan tipe data yang sama, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

int a;

int b;

int c;

atau dapat disederhanakan dengan deklarasi :

int a,b,c;

 

// bekerja dengan variabel

#include <iostream.h>

int main ()

{

// inisialisasi variabel :

int a, b;

int hasil;

// proses :

a = 5;

b = 2;

a = a + 1;

hasil = a - b;

// cetak hasilnya :

cout << hasil;

// menghentikan program :

return 0;

}

 

5. KONSTANTA

Konstanta  mirip  dengan  variable,  namun  memiliki  nilai  tetap. Konstanta dapat berupa nilai Integer, Float, Karakter dan String.

Pendeklarasian konstanta dapat dilakukan dengan 2 cara :

1. Menggunakan (#define)

Deklarasi konstanta dengan cara ini, lebih gampang dilakukan karena akan menyertakan #define sebagai preprocessor directive.

Dan sintaknya diletakkan bersama – sama dengan pernyataan

#include (di atas main()).

Format penulisannya adalah :

#define pengenal nilai

Contoh penggunaan :

#define phi 3.14159265

#define Newline ‘\n’

#define lebar 100

Pendeklarasian  dengan  #define  tanpa  diperlukan  adanya tanda = untuk memasukkan nilai ke dalam pengenal dan juga tanpa diakhiri dengan tanda semicolon(;).

2. Menggunakan (const)

Sedangkan  dengan  kata  kunci  const,  pendeklarasian konstanta mirip dengan deklarasi variable yang ditambah kata depan const.

Contoh :

const int lebar = 100;

const char tab = ‘\t’;

const zip = 1212;

Untuk contoh terakhir, deklarasi variable zip yang tanpa tipe data, maka compiler akan secara otomatis memasukkannya ke dalam tipe int.

 

6. OPERATOR

Dalam  C++,  terdapat  berbagai  macam  operator  yang  dapat dimanfaatkan dalam aplikasi.

1. Operator Assign (=)

Operator (=), akan memberikan nilai ke dalam suatu variable.

 

Artinya memberikan nilai 5 ke dalam variable a. Sebelah kiri tanda = dalam pernyataan di atas, dikenal dengan lvalue (left value) dan di sebelah kanan tanda = dikenal dengan rvalue (right value). lvalue harus selalu berupa variable, sedangkan rvalue dapat berupa variable, nilai, konstanta, hasil operasi ataupun kombinasinya.

Operator

Keterangan

+

Penjumlahan

-

Pengurangan

*

Perkalian

/

Pembagian

%

Modulus

2. Operator Aritmatika ( +, -, *, /, %)

 

 

 

 

 

 

Untuk operator %, sama dengan modulus, yaitu untuk mengetahui sisa hasil bagi. Misalnya a = 11 % 3, maka variable a akan terisi nilai 2 karena sisa hasil bagi 11 dan 3 adalah 2.

Operator Majemuk ( +=, -=, *=, /=, %=, <<=, >>=, &=, |= )

Dalam     C++,    operasi    aritmatika    dapat    disederhanakan penulisannya dengan format penulisan operator majemuk.

 

 

 

Misalnya :

a += 5      sama artinya dengan menuliskan a = a+5

a *= 5   sama artinya dengan menuliskan a = a*5

a /= 5 sama artinya dengan menuliskan a = a/5

a %= 5    sama artinya dengan menuliskan a = a % 5

 

lvalue a = 5 rvalue

 

Operator Penaikan dan Penurunan (++ dan --)

Operator penaikan (++) akan menaikkan atau menambahkan

1 nilai variable. Sedangkan operator (--) akan menurunkan atau mengurangi 1 nilai variable.

 

Misalnya :

a++;

a+=1;

a=a+1;

 

Untuk ketiga pernyataan tersebut, memiliki arti yang sama yaitu menaikkan nilai variable 1. Karakteristik dari operator ini adalah dapat dipakai di awal (++a) atau diakhir (--a) variable. Untuk penggunaan biasa, mungkin tidak akan ditemui perbedaan hasil dari cara penulisannya. Namun untuk beberapa operasi nantinya harus diperhatikan cara peletakan operator ini, karena akan berpengaruh terhadap hasil.

Contoh 1 :                                                                                   Contoh 2:                  B=3;                                                                                                     B=3;                                 A=++B;                                                                                         A=B++;                                      // A= 4, B=4                                                                                    //hasil A=3, B=4

Dari contoh1, nilai B dinaikkan sebelum dikopi ke variable A. Sedangkan pada contoh2, nilai B dikopi terlebih dahulu ke variable A baru kemudian dinaikkan.

Operator Relasional (==, !=, >, <, >=, <=)

Yang dihasilkan dari operator ini bukan berupa sebuah nilai, namun berupa bilangan bool yaitu benar atau salah.

Operator

Keterangan

==

Sama dengan

!=

Tidak sama dengan

> 

Lebih besar dari

< 

Kurang dari

>=

Lebih besar dari atau sama dengan

<=

Kurang dari atau sama dengan

 

Contoh :

(7==5) hasilnya adalah false

(5>4) hasilnya adalah true

(5<5) hasilnya adalah false

 

Operator Logika ( !, &&, || )

Operator logika juga digunakan untuk memberikan nilai atau kondisi true dan false. Biasanya operator logika dipakai untuk membandingkan dua kondisi.

Misalnya:

((5==5) && (3>6)) mengembalikan nilai false, karena (true &&

false)

untuk logika NOT (!), contohnya !(5==5) akan mengembalikan nilai false, karena !(true).

 

Operator Kondisional ( ? )

Format penulisan operator kondisional adalah :

 

kondisi ? hasil1 : hasil2

 

Jika kondisi benar maka yang dijalankan adalah hasil1 dan jika kondisi salah, maka akan dijalankan hasil2.

 

Contoh :

7==5 ? 4 : 3          hasilnya  adalah  3,  karena  7  tidak  sama dengan 5

5>3 ? a : b            hasilnya adalah a, karena 5 lebih besar dari 3