Tuesday, October 27, 2020

K3 Aman Bekerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

 

I Gede Suputra Widharma

1. Kebersihan

Kebersihan merupakan syarat utama bagi pegawai agar tetap sehat, dan pelaksanaannya tidak memerlukan banyak biaya. Untuk menjaga kesehatan, semua ruangan hendaknya tetap dalam keadaan bersih. 

2. Air Minum dan Kesehatan

Air minum yang bersih dari sumber yang sehat secara teratur hendaknya diperiksa dan harus disediakan secara cuma-cuma dekat tempat kerja. Hal ini penting karena di tempat persediaan air yang disangsikan kebersihannya, dan di tempat kerja terbuka, apabila tidak ada persediaan air bersih, pegawai akan cenderung menyegarkan diri dengan air kotor.

3. Urusan Rumah Tangga

Kerapihan dalam ruang kerja membantu pencapaian produktivitas dan mengurangi kemungkinan kecelakaan. Jika jalan sempit dan tidak bebas dari tumpukan bahan dan hambatan lain, maka waktu akan terbuang untuk menggeser hambatan tersebut sewaktu bahan dibawa ke dan dari tempat kerja atau mesin.

4. Ventilasi, Pemanas dan Pendingin

Ventilasi yang menyeluruh perlu untuk kesehatan dan rasa keserasian para pegawai, oleh karenanya merupakan faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja. Pengaruh udara panas dan akibatnya dapat menyebabkan banyak waktu hilang karena pegawai tiap kali harus pergi ke luar akibat “keadaan kerja yang tidak tertahan”.

5. Tempat Kerja, Ruang Kerja dan Tempat Duduk

Seorang pegawai tak mungkin bekerja jika baginya tidak tersedia cukup tempat untuk bergerak tanpa mendapat gangguan dari teman sekerjanya, gangguan dari mesin ataupun dari tumpukan bahan. Dalam keadaan tertentu kepadatan tempat kerja dapat berakibat buruk bagi kesehatan pegawai, tetapi pada umumnya kepadatan termaksud menyangkut masalah efisiensi kerja.

6. Pencegahan Kecelakaan

Pencegahan kecelakaan harus diusahakan dengan meniadakan penyebabnya, apakah sebab itu merupakan sebab teknis atau sebab yang datang dari manusia.

7. Pencegahan Kebakaran

Kebakaran yang tidak terduga, kemungkinan terjadi di daerah beriklim panas dan kering serta lingkungan industri tertentu. Pencegahan senantiasa lebih baik daripada memadamkan kebakaran, tetapi harus ditekankan pentingnya peralatan dan perlengkapan lainnya untuk pemadaman kebakaran, yang harus dipelihara dalam keadaan baik.

8. Gizi

Pembahasan lingkungan kerja tidak dapat lepas tanpa menyinggung tentang masalah jumlah dan nilai gizi makanan para pegawai. Di beberapa negara jumlah makanan pegawai tiap hari hanya sedikit melebihi yang diperlukan badannya, jadi hanya cukup untuk hidup dan sama sekali kurang untuk dapat mengimbangi pengeluaran tenaga selama menjalankan pekerjaan yang berat. Dalam keadaan yang demikian tidak dapat diharapkan bahwa pegawai akan sanggup menghasilkan keluaran yang memerlukan energi berat, yang biasanya dapat dihasilkan oleh pegawai yang sehat, cukup makan, lepas dari kesulitan akibat iklim yang harus dihadapi.

9. Penerangan/cahaya, warna, dan suara bising di tempat kerja

Pemanfaatan penerangan/cahaya dan warna di tempat kerja dengan setepat-tepatnya mempunyai arti penting dalam menunjang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Kebisingan di tempat kerja merupakan faktor yang perlu dicegah dan dihilangkan karena akan dapat mengakibatkan kerusakan.

 

AKTIVITAS KERJA

Aktivitas kerja adalah suatu kegiatan kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan.

Mengukur aktivitas kerja manusia adalah mengukur seberapa besar tenaga yang dibutuhkan oleh seorang pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya (Sedarmayanti, 2011:18).

Menurut Sedarmayanti (2011:19) secara umum kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia dibagi ke dalam dua kelas utama, yaitu:

1. Kriteria Fisiologis

Kriteria fisiologis dari aktivitas kerja manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya tenaga yang tepat berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain. Kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi tekanan psikologis, tekanan lingkungan atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga tekanan tersebut sama pengaruhnya. Apabila kecepatan denyut jantung meningkat, agak sulit ditentukan, apakah meningkatnya itu disebabkan akibat kerja, akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat rasa takut. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis dapat digunakan apabila faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi kerja ada dalam keadaan normal.

2. Kriteria Operasional

Kriteria operasional melibatkan teknik untuk mengukur atau menggambarkan hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota tubuh pada saat melaksanakan gerakan. Secara umum hasil gerakan yang bisa dilakukan oleh anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk:

rentang gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur aktivitas tersebut, dapat digunakan bermacam-macam alat ukur seperti: alat pengukur tegangan, dinamo meter dan lain-lain.

 

Keberhasilan Aktivitas Kerja

Menurut Sedarmayanti (2011:21) secara garis besar faktor yang mempengaruhi keberhasilan aktivitas kerja dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu:

1. Faktor Diri

Setiap pekerjaan memiliki ciri dari mana masing-masing timbul, sehingga dapat diperkirakan mengenai pegawai macam apa yang dibutuhkannya. Karena faktor diri pada dasarnya tidak dapat diubah, maka agar suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, terlebih dahulu harus dilakukan pemilihan calon pegawai yang meliputi pengukuran terhadap kemampuan diri disertai dengan penilaian kesesuaiannya dengan tuntutan pekerjaan. Kesesuaian antara pegawai dengan pekerjaannya merupakan syarat penting karena jika diabaikan hasil kerjanya akan menjadi rendah. Pada saat pegawai bersangkutan menyadari hal tersebut, apalagi jika pegawai kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dari kerjanya ini, maka hasil kerjanya akan semakin rendah. Hal ini jelas semakin tidak dikehendaki baik oleh pegawai maupun oleh pihak organisasi.

2. Faktor Sosial dan Keorganisasian

Tidak semua kebutuhan pegawai dapat dipenuhi dengan materi, bahkan kadang-kadang kebutuhan non materi dapat mengalahkan kehendak yang didasari oleh kebutuhan materi. Perlakuan sebagai manusia dibutuhkan oleh pegawai walaupun mereka merupakan salah satu alat produksi. Bicara tentang segi kemanusiaan dari seorang pegawai, tampak berbagai kebutuhan pegawai seperti rasa aman, rasa terjamin, ingin perlakuan yang adil, ingin prestasinya diketahui dan dihargai orang lain, ingin berteman, ingin diakui sebagai bagian masyarakat, bahkan ingin menonjol. Peranan organisasi sangat besar dalam menciptakan iklim kerja yang baik, menjalankan kepemimpinan yang baik, mengadakan hubungan terbuka baik formal maupun informal, menyelenggarakan sistem penggajian yang adil, sistem “penghargaan dan hukuman” yang tepat, pelatihan yang cukup, pembagian tugas dan tanggung jawab yang memadai dan sebagainya.

3. Faktor Fisik

Pekerjaan Hubungan antara manusia dengan mesin dan peralatannya serta lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik karena interaksi antara hal tersebut membentuk sistem kerja yang tidak sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Disuatu pabrik besar yang produksinya yang bersifat massa, jumlah mesin yang banyak dan seringkali sejenis atau terlampau bermacam jenis, dapat menimbulkan suatu ketegangan (stress) pada pegawai. Pembagian tugas yang sempit atau spesialisasi yang ketat menyebabkan pekerjaan bersifat terlampau berulang-ulang, kadang-kadang dengan siklus yang singkat, sangat rutin dan menjemukan. Begitu juga mesin yang berjalan cepat dan memerlukan pengawasan yang ketat. Pegawai akan merasa bahwa dirinya diawasi oleh mesin yang dapat memberi kesan merendahkan produksi, menghilangkan rasa berjasa dan menyebabkan kurangnya rasa tanggung jawab. Kurangnya rasa tanggung jawab akibat tidak pernah melihat hasil, akhirnya dapat terjadi. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan agar pada akhirnya dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Selain itu perlu diperhatikan pula keadaan faktor fisik lain seperti kemampuan kerja pegawai, pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap hasil kerja, perancangan mesin dan peralatan agar sesuai dengan pemakaian, dan cara menangani atau memakainya.

4. Faktor Perubahan

Semua yang termasuk ke dalam faktor diri, sosial keorganisasian dan fisik pekerjaan secara bersama-sama berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempengaruhi keberhasilan kerja. Tugas pimpinan adalah mengusahakan perpaduan faktor tersebut dengan baik sehingga secara keseluruhan menghasilkan sistem kerja yang efisien. Teknik tata cara kerja ditunjukkan untuk mendapat rancangan sistem kerja yang terbaik, dan dalam rangka ini salah satu hal yang penting adalah bahwa kegiatan mendapatkan rancangan terbaik dan merupakan kegiatan yang dinamis. Ini menunjukkan adanya perubahan yang terus menerus sesuai dengan perbaikan rancangan yang dinilai lebih menguntungkan. Hal yang sering merupakan penghambat terlaksananya perubahan (perbaikan) ini adalah ketidaksediaan pegawai menerimanya. Memang hal ini harus disadari karena hampir setiap usaha merubah merupakan sesuatu yang wajar. Tantangan ini tidak terbatas pada hal-hal yang dirasakan memberatkan saja, tetapi terdapat hal yang secara obyektif yang menguntungkan pun sering dihadapi oleh pegawai.

Penulis, dosen teknik elektro PNB dan dosen teknik industri UNMAR




Alat Pelindung Diri

 

Alat Pelindung Diri (APD)

I Gede Suputra Widharma


Pendahuluan

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 bahwa pengusaha wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja/buruh di tempat kerja.

Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja.

Alat pelindung diri sebaiknya memenuhi persyaratan berikut:

1. Alat pelindung diri yang efektif harus:

a. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi

b. Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut

c. Cocok bagi orang yang akan menggunakannya

d. Tidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugas

e. Memiliki konstruksi yang sangat kuat

f. Tidak mengganggu alat pelindung diri lain yang sedang dipakai secara bersamaan

g. Tidak meningkatkan risiko terhadap pemakainya.

 

2. Alat pelindung diri harus:

a. Disediakan secara gratis

b. Diberikan satu per orang atau jika tidak, harus dibersihkan setelah digunakan

c. Hanya digunakan sesuai peruntukannya

d. Dijaga dalam kondisi baik

e. Diperbaiki atau diganti jika mengalami kerusakan

f. Disimpan di tempat yang sesuai ketika tidak digunakan.

 

3. Operator-operator yang menggunakan alat pelindung diri harus memperoleh:

a. Informasi tentang bahaya yang dihadapi

b. Instruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil

c. Pelatihan tentang penggunaan peralatan dengan benar

d. Konsultasi dan diizinkan memilih alat pelindung diri yang tergantung pada kecocokannya

e. Pelatihan cara pemeliharaan dan menyimpan alat pelindung diri dengan rapi

f. Instruksi agar melapor setiap kecacatan atau kerusakan

 

Adapun jenis-jenis dari alat pelindung diri yang wajib disediakan oleh perusahaan yaitu sebagai berikut: 1. Pelindung Kepala

Pelindung kepala terbagi menjadi beberapa jenis seperti helm keras (hard hats), helm empuk (bump caps), topi, harnet, atau pemangkasan rambut.

Fungsi dari alat ini yaitu untuk melindungi kepala dari jatuhnya benda-benda keras, ruang yang sempit, dan rambut terjerat di tempat kerja.

2. Pelindung Telinga

Pelindung telinga terbagi menjadi dua jenis yaitu penutup telinga (ear muff) dan penyumbat telinga (ear plug).

Fungsi dari alat ini yaitu untuk melindungi telinga/pendengaran dari suara bising di tempat kerja.

3. Pelindung Mata

Pelindung telinga terbagi menjadi beberapa jenis yaitu kacamata pelindung (goggles), pelindung wajah, goggles khusus.

Fungsi alat ini yaitu untuk melindungi mata/penglihatan dari terkena debu, kersik, partikel-partikel berbahaya yang berterbangan, radiasi, laser, dan bunga api las di tempat kerja.

4. Pelindung Paru-Paru

Pelindung paru-paru terbagi menjadi beberapa jenis yaitu masker wajah, respirator dengan filter penyerap, dan alat bantu pernapasan lainnya.

Fungsi alat ini yaitu untuk melindungi paru-paru dari debu, asap, gas beracun, dan atmosfer miskin oksigen yang melewati hidung dan mulut pada saat sedang bekerja.

5. Pelindung Tangan

Pelindung tangan atau sarung tangan terbagi menjadi dua jenis yaitu sarung tangan tahan bahan kimia dan sarung tangan insulasi.

Alat ini berfungsi untuk melindungi tangan dari terkena tepi-tepi dan ujung yang tajam dari suatu benda, zat kimia korosif, dan tempertur tinggi/rendah pada saat sedang bekerja.

6. Pelindung Kaki

Pelindung kaki atau sepatu pengaman berfungsi untuk melindungi kaki dari terpeleset, menginjak benda tajam dilantai, tertimpa benda keras,  dan terkena percikan logam cair pada saat sedang bekerja.

7. Pelindung Kulit

Pelindung kulit atau krim pelindung berfungsi menjaga kelembaban kulit dan untuk melindungi kulit dari terkena bahan korosif ringan atau kuat, dan zat pelarut yang berbahaya pada saat sedang bekerja.

8. Pelindung Seluruh Tubuh

Pelindung seluruh tubuh terbagi menjadi beberapa jenis yaitu pakaian bertekanan udara (pressurized suits), tali-temali pelindung (harness), baju/rompi yang terlihat di kegelapan (high-visibility), baju pelindung khusus, baju tahan panas, dan baju untuk segala cuaca.

Alat ini berfungsi untuk melindungi seluruh tubuh dari atmosfer yang berbahaya (uap beracun dan debu radioaktif), terjatuh, kendaraan bergerak, gergaji rantai, temperature tinggi, dan cuaca ekstrim.




Sunday, October 25, 2020

PengeLOCOkan MISi MAKo

Kunjungi Yutub Channel "The Suputra"

PengeLOCOkan MISi MAKo 


And many more video in Yutub Channel "TheSuputra"
About Balinese, Culture, Sport, Music, Drama and Science



Belajar C++

 I Gede Suputra Widharma


 



MODUL I

BAB I
JUDUL PRAKTIKUM

PENGANTAR C++

BAB II
DASAR TEORI

1. Pengantar C++

            Dalam mata kuliah pemrograman komputer ini, mahasiswa menggunakan bahasa pemrograman C++, dan menggunakan aplikasi compiler yaitu aplikasi CodeBlock. Bahasa pemrograman C++ merupakan bahasa pemrograman yang bisa digunakan dengan banyak tujuan. Bahasa C++ juga mendukung OOP Object Oriented Programming yang memudahkan programmer memelihara program hasil karyanya. C++ dirancang untuk system programming, dengan batasan resources, pemrograman dengan skala besar dengan performance yang tinggi dan tingkat fleksibilitas yang tinggi juga.

Bahasa C++ ini termasuk compiled language, dimana source code dilakukan proses compiling sehingga dihasilkan suatu program binary dimana binary filenya adalah binary file sesuai dengan sistem operasi maupun platform tujuan. Binary file ini kemudian dijalankan dan menghasilkan aplikasi sesuai source yang telah kita buat. Bahasa C++ termasuk middle-level language yang merupakan kombinasi high-level dan low-level language. Makin low-level makin mendekati bahasa mesin. Sebelum mulai melakukan kode program, sebaiknya diingat bahwa  C++  bersifat  “case  sensitive”,  yang  artinya  huruf besar dan huruf kecil dibedakan.

2. Struktur Bahasa C++

// program pertamaku

#include <iostream.h>

int main ()

{

cout << "Selamat Belajar C++";

return 0;

}

 

Program   di   atas,   misalnya   dapat   disimpan   dengan   nama latih1.cpp. Cara untuk menyimpan dan mengkompile program berbeda-beda, tergantung kompiler yang dipakai.

Ketika  di-run,  maka  di  layar  akan  muncul  sebuah  tulisan “Selamat Belajar C++”.  Contoh di atas, adalah sebuah contoh program sederhana menggunakan C++. Namun, penggalan program  tersebut  telah  menyertakan  sintak-sintak  dasar bahasa C++. Sintak dasar tersebut, akan kita bahas satu per satu:

 

// program pertamaku

Merupakan sebuah baris komentar. Semua baris, yang ditandai dengan dua buah tanda slash (//), akan dianggap sebagai baris komentar dan tidak akan berpengaruh pada hasil.

Biasanya, baris komentar dipakai oleh programmer untuk memberikan penjelasan tentang program.

Baris komentar dalam C++, selain ditandai dengan (//) juga dapat ditandai dengan (/*….*/).

Perbedaan mendasar dari keduanya adalah :

// baris komentar

/* blok komentar */

 

#include <iostream.h>

Pernyataan yang diawali dengan tanda (#) merupakan pernyataan untuk menyertakan preprocessor. Pernyataan ini bukan untuk dieksekusi.  #include  <iostream.h>  berarti  memerintahkan kompiler untuk menyertakan file header iostream.h. Dalam file header ini, terdapat beberapa fungsi standar yang dipakai dalam proses input dan output. Seperti misalnya perintah cout yang dipakai dalam program utama.


int main ()

Baris  ini  menandai  dimulainya  kompiler  akan  mengeksekusi program.  Atau  dengan   kata  lain,  pernyataan   main  sebagai penanda program utama. Adalah suatu keharusan, dimana sebuah program yang ditulis dalam bahasa C++ memiliki sebuah main.

main diikuti oleh sebuah tanda kurung () karena main merupakan sebuah fungsi. Dalam bahasa C++ sebuah fungsi harus diikuti dengan tanda (), yang nantinya dapat berisi argumen. Dan sintak formalnya, sebuah fungsi dimulai dengan tanda {}, seperti dalam contoh program.

 

cout << "Selamat Belajar C++";

perintah ini merupakan hal yang akan dieksekusi oleh compiler dan merupakan perintah yang akan dikerjakan. cout termasuk dalam file iostream. cout merupakan perintah untuk menampilkan ke layer.

 

Perlu diingat, bahwa setiap pernyataan dalam C++ harus diakhiri dengan tanda semicolon (;) untuk memisahkan antara pernyataan satu dengan pernyataan lainnya.

 

return 0;

pernyataan return akan menyebabkan fungsi main() menghentikan program dan mengembalikan nilai kepada main. Dalam hal ini, yang dikembalikan adalah nilai 0. Mengenai pengembalian nilai, akan dijelaskan nanti mengenai Fungsi dalam C++.

 

Coba  tambahkan  sebaris  pernyataan  lagi,  sehingga  program contoh di atas akan menjadi seperti berikut:

// latihan keduaku

#include <iostream.h>

int main ()

{

cout << "Selamat Belajar C++";

cout << "di kampusku";

return 0;

 

Maka  perintah  cout  yang  kedua  akan  menampilkan  sebuah kalimat lagi di layar, dengan tulisan “di kampusku”.

 

 

 

MODUL II

 

BAB I
JUDUL PRAKTIKUM

VARIABEL, DATA DAN KONSTANTA

BAB II
DASAR TEORI

 

1.      TIPE DATA

Terdapat  5  tipe  data  bawaan  dari  bahasa  C,  yaitu  :  void, integer, float, double, dan char.

Type

Keterangan

 

void

diartikan sebagai tanpa tipe data dan tanpa

pengembalian nilai

Int

bilangan bulat (integer)

float

bilangan pecahan (floating point)

 

double

bilangan pecahan dengan jangkauan data yang lebih

luas

char

Karakter


Type

Keterangan

bool

isi bilangan Boolean (True dan False)

wchar_t

wide character




Sedangkan C++ sendiri menambahkan dua buah tipe data lagi, yakni : bool dan wchar_t.

 

Dengan jangkauannya adalah sebagai berikut :

Tipe

Ukuran

(bits)

Range

unsigned char

8

0 s/d 255

char

8

-128 s/d 127

short int

16

-32,768 s/d 32,767

unsigned int

32

0 s/d 4,294,967,295

Int

32

-2,147,483,648 s/d 2,147,483,647

unsigned long

32

0 s/d 4,294,697,295

long

32

-2,147,483,648 s/d 2,147,483,647

float

32

3.4 e-38 s/d 1.7 E +38

double

64

1.7 E-308 s/d 3.4 E + 308

long double

80

3.4 E-4932 s/d 1.1 E + 4932

 

4. VARIABEL

Berbeda dengan pendeklarasian variabel di bahasa pemrograman lain, dalam C++ sebelum mendeklarasikan variabel, hal pertama yang harus dideklarasikan adalah tipe data yang akan digunakan untuk menampung data.

Format penulisannya adalah :

Tipe_data pengenal = nilai ;

Sebagai contoh ;

int a;

float nomor;

Atau dapat juga pemberian nilai awal untuk variable dilakukan pada saat deklarasi,

contoh :

 int a=10; char s=’a’;

Jika hendak mendeklarasikan beberapa variabel sekaligus dengan tipe data yang sama, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

int a;

int b;

int c;

atau dapat disederhanakan dengan deklarasi :

int a,b,c;

 

// bekerja dengan variabel

#include <iostream.h>

int main ()

{

// inisialisasi variabel :

int a, b;

int hasil;

// proses :

a = 5;

b = 2;

a = a + 1;

hasil = a - b;

// cetak hasilnya :

cout << hasil;

// menghentikan program :

return 0;

}

 

5. KONSTANTA

Konstanta  mirip  dengan  variable,  namun  memiliki  nilai  tetap. Konstanta dapat berupa nilai Integer, Float, Karakter dan String.

Pendeklarasian konstanta dapat dilakukan dengan 2 cara :

1. Menggunakan (#define)

Deklarasi konstanta dengan cara ini, lebih gampang dilakukan karena akan menyertakan #define sebagai preprocessor directive.

Dan sintaknya diletakkan bersama – sama dengan pernyataan

#include (di atas main()).

Format penulisannya adalah :

#define pengenal nilai

Contoh penggunaan :

#define phi 3.14159265

#define Newline ‘\n’

#define lebar 100

Pendeklarasian  dengan  #define  tanpa  diperlukan  adanya tanda = untuk memasukkan nilai ke dalam pengenal dan juga tanpa diakhiri dengan tanda semicolon(;).

2. Menggunakan (const)

Sedangkan  dengan  kata  kunci  const,  pendeklarasian konstanta mirip dengan deklarasi variable yang ditambah kata depan const.

Contoh :

const int lebar = 100;

const char tab = ‘\t’;

const zip = 1212;

Untuk contoh terakhir, deklarasi variable zip yang tanpa tipe data, maka compiler akan secara otomatis memasukkannya ke dalam tipe int.

 

6. OPERATOR

Dalam  C++,  terdapat  berbagai  macam  operator  yang  dapat dimanfaatkan dalam aplikasi.

1. Operator Assign (=)

Operator (=), akan memberikan nilai ke dalam suatu variable.

 

Artinya memberikan nilai 5 ke dalam variable a. Sebelah kiri tanda = dalam pernyataan di atas, dikenal dengan lvalue (left value) dan di sebelah kanan tanda = dikenal dengan rvalue (right value). lvalue harus selalu berupa variable, sedangkan rvalue dapat berupa variable, nilai, konstanta, hasil operasi ataupun kombinasinya.

Operator

Keterangan

+

Penjumlahan

-

Pengurangan

*

Perkalian

/

Pembagian

%

Modulus

2. Operator Aritmatika ( +, -, *, /, %)

 

 

 

 

 

 

Untuk operator %, sama dengan modulus, yaitu untuk mengetahui sisa hasil bagi. Misalnya a = 11 % 3, maka variable a akan terisi nilai 2 karena sisa hasil bagi 11 dan 3 adalah 2.

Operator Majemuk ( +=, -=, *=, /=, %=, <<=, >>=, &=, |= )

Dalam     C++,    operasi    aritmatika    dapat    disederhanakan penulisannya dengan format penulisan operator majemuk.

 

 

 

Misalnya :

a += 5      sama artinya dengan menuliskan a = a+5

a *= 5   sama artinya dengan menuliskan a = a*5

a /= 5 sama artinya dengan menuliskan a = a/5

a %= 5    sama artinya dengan menuliskan a = a % 5

 

lvalue a = 5 rvalue

 

Operator Penaikan dan Penurunan (++ dan --)

Operator penaikan (++) akan menaikkan atau menambahkan

1 nilai variable. Sedangkan operator (--) akan menurunkan atau mengurangi 1 nilai variable.

 

Misalnya :

a++;

a+=1;

a=a+1;

 

Untuk ketiga pernyataan tersebut, memiliki arti yang sama yaitu menaikkan nilai variable 1. Karakteristik dari operator ini adalah dapat dipakai di awal (++a) atau diakhir (--a) variable. Untuk penggunaan biasa, mungkin tidak akan ditemui perbedaan hasil dari cara penulisannya. Namun untuk beberapa operasi nantinya harus diperhatikan cara peletakan operator ini, karena akan berpengaruh terhadap hasil.

Contoh 1 :                                                                                   Contoh 2:                  B=3;                                                                                                     B=3;                                 A=++B;                                                                                         A=B++;                                      // A= 4, B=4                                                                                    //hasil A=3, B=4

Dari contoh1, nilai B dinaikkan sebelum dikopi ke variable A. Sedangkan pada contoh2, nilai B dikopi terlebih dahulu ke variable A baru kemudian dinaikkan.

Operator Relasional (==, !=, >, <, >=, <=)

Yang dihasilkan dari operator ini bukan berupa sebuah nilai, namun berupa bilangan bool yaitu benar atau salah.

Operator

Keterangan

==

Sama dengan

!=

Tidak sama dengan

> 

Lebih besar dari

< 

Kurang dari

>=

Lebih besar dari atau sama dengan

<=

Kurang dari atau sama dengan

 

Contoh :

(7==5) hasilnya adalah false

(5>4) hasilnya adalah true

(5<5) hasilnya adalah false

 

Operator Logika ( !, &&, || )

Operator logika juga digunakan untuk memberikan nilai atau kondisi true dan false. Biasanya operator logika dipakai untuk membandingkan dua kondisi.

Misalnya:

((5==5) && (3>6)) mengembalikan nilai false, karena (true &&

false)

untuk logika NOT (!), contohnya !(5==5) akan mengembalikan nilai false, karena !(true).

 

Operator Kondisional ( ? )

Format penulisan operator kondisional adalah :

 

kondisi ? hasil1 : hasil2

 

Jika kondisi benar maka yang dijalankan adalah hasil1 dan jika kondisi salah, maka akan dijalankan hasil2.

 

Contoh :

7==5 ? 4 : 3          hasilnya  adalah  3,  karena  7  tidak  sama dengan 5

5>3 ? a : b            hasilnya adalah a, karena 5 lebih besar dari 3