Tuesday, October 27, 2020

K3 Aman Bekerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

 

I Gede Suputra Widharma

1. Kebersihan

Kebersihan merupakan syarat utama bagi pegawai agar tetap sehat, dan pelaksanaannya tidak memerlukan banyak biaya. Untuk menjaga kesehatan, semua ruangan hendaknya tetap dalam keadaan bersih. 

2. Air Minum dan Kesehatan

Air minum yang bersih dari sumber yang sehat secara teratur hendaknya diperiksa dan harus disediakan secara cuma-cuma dekat tempat kerja. Hal ini penting karena di tempat persediaan air yang disangsikan kebersihannya, dan di tempat kerja terbuka, apabila tidak ada persediaan air bersih, pegawai akan cenderung menyegarkan diri dengan air kotor.

3. Urusan Rumah Tangga

Kerapihan dalam ruang kerja membantu pencapaian produktivitas dan mengurangi kemungkinan kecelakaan. Jika jalan sempit dan tidak bebas dari tumpukan bahan dan hambatan lain, maka waktu akan terbuang untuk menggeser hambatan tersebut sewaktu bahan dibawa ke dan dari tempat kerja atau mesin.

4. Ventilasi, Pemanas dan Pendingin

Ventilasi yang menyeluruh perlu untuk kesehatan dan rasa keserasian para pegawai, oleh karenanya merupakan faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja. Pengaruh udara panas dan akibatnya dapat menyebabkan banyak waktu hilang karena pegawai tiap kali harus pergi ke luar akibat “keadaan kerja yang tidak tertahan”.

5. Tempat Kerja, Ruang Kerja dan Tempat Duduk

Seorang pegawai tak mungkin bekerja jika baginya tidak tersedia cukup tempat untuk bergerak tanpa mendapat gangguan dari teman sekerjanya, gangguan dari mesin ataupun dari tumpukan bahan. Dalam keadaan tertentu kepadatan tempat kerja dapat berakibat buruk bagi kesehatan pegawai, tetapi pada umumnya kepadatan termaksud menyangkut masalah efisiensi kerja.

6. Pencegahan Kecelakaan

Pencegahan kecelakaan harus diusahakan dengan meniadakan penyebabnya, apakah sebab itu merupakan sebab teknis atau sebab yang datang dari manusia.

7. Pencegahan Kebakaran

Kebakaran yang tidak terduga, kemungkinan terjadi di daerah beriklim panas dan kering serta lingkungan industri tertentu. Pencegahan senantiasa lebih baik daripada memadamkan kebakaran, tetapi harus ditekankan pentingnya peralatan dan perlengkapan lainnya untuk pemadaman kebakaran, yang harus dipelihara dalam keadaan baik.

8. Gizi

Pembahasan lingkungan kerja tidak dapat lepas tanpa menyinggung tentang masalah jumlah dan nilai gizi makanan para pegawai. Di beberapa negara jumlah makanan pegawai tiap hari hanya sedikit melebihi yang diperlukan badannya, jadi hanya cukup untuk hidup dan sama sekali kurang untuk dapat mengimbangi pengeluaran tenaga selama menjalankan pekerjaan yang berat. Dalam keadaan yang demikian tidak dapat diharapkan bahwa pegawai akan sanggup menghasilkan keluaran yang memerlukan energi berat, yang biasanya dapat dihasilkan oleh pegawai yang sehat, cukup makan, lepas dari kesulitan akibat iklim yang harus dihadapi.

9. Penerangan/cahaya, warna, dan suara bising di tempat kerja

Pemanfaatan penerangan/cahaya dan warna di tempat kerja dengan setepat-tepatnya mempunyai arti penting dalam menunjang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Kebisingan di tempat kerja merupakan faktor yang perlu dicegah dan dihilangkan karena akan dapat mengakibatkan kerusakan.

 

AKTIVITAS KERJA

Aktivitas kerja adalah suatu kegiatan kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan.

Mengukur aktivitas kerja manusia adalah mengukur seberapa besar tenaga yang dibutuhkan oleh seorang pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya (Sedarmayanti, 2011:18).

Menurut Sedarmayanti (2011:19) secara umum kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia dibagi ke dalam dua kelas utama, yaitu:

1. Kriteria Fisiologis

Kriteria fisiologis dari aktivitas kerja manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya tenaga yang tepat berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain. Kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi tekanan psikologis, tekanan lingkungan atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga tekanan tersebut sama pengaruhnya. Apabila kecepatan denyut jantung meningkat, agak sulit ditentukan, apakah meningkatnya itu disebabkan akibat kerja, akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat rasa takut. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis dapat digunakan apabila faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi kerja ada dalam keadaan normal.

2. Kriteria Operasional

Kriteria operasional melibatkan teknik untuk mengukur atau menggambarkan hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota tubuh pada saat melaksanakan gerakan. Secara umum hasil gerakan yang bisa dilakukan oleh anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk:

rentang gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur aktivitas tersebut, dapat digunakan bermacam-macam alat ukur seperti: alat pengukur tegangan, dinamo meter dan lain-lain.

 

Keberhasilan Aktivitas Kerja

Menurut Sedarmayanti (2011:21) secara garis besar faktor yang mempengaruhi keberhasilan aktivitas kerja dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu:

1. Faktor Diri

Setiap pekerjaan memiliki ciri dari mana masing-masing timbul, sehingga dapat diperkirakan mengenai pegawai macam apa yang dibutuhkannya. Karena faktor diri pada dasarnya tidak dapat diubah, maka agar suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, terlebih dahulu harus dilakukan pemilihan calon pegawai yang meliputi pengukuran terhadap kemampuan diri disertai dengan penilaian kesesuaiannya dengan tuntutan pekerjaan. Kesesuaian antara pegawai dengan pekerjaannya merupakan syarat penting karena jika diabaikan hasil kerjanya akan menjadi rendah. Pada saat pegawai bersangkutan menyadari hal tersebut, apalagi jika pegawai kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dari kerjanya ini, maka hasil kerjanya akan semakin rendah. Hal ini jelas semakin tidak dikehendaki baik oleh pegawai maupun oleh pihak organisasi.

2. Faktor Sosial dan Keorganisasian

Tidak semua kebutuhan pegawai dapat dipenuhi dengan materi, bahkan kadang-kadang kebutuhan non materi dapat mengalahkan kehendak yang didasari oleh kebutuhan materi. Perlakuan sebagai manusia dibutuhkan oleh pegawai walaupun mereka merupakan salah satu alat produksi. Bicara tentang segi kemanusiaan dari seorang pegawai, tampak berbagai kebutuhan pegawai seperti rasa aman, rasa terjamin, ingin perlakuan yang adil, ingin prestasinya diketahui dan dihargai orang lain, ingin berteman, ingin diakui sebagai bagian masyarakat, bahkan ingin menonjol. Peranan organisasi sangat besar dalam menciptakan iklim kerja yang baik, menjalankan kepemimpinan yang baik, mengadakan hubungan terbuka baik formal maupun informal, menyelenggarakan sistem penggajian yang adil, sistem “penghargaan dan hukuman” yang tepat, pelatihan yang cukup, pembagian tugas dan tanggung jawab yang memadai dan sebagainya.

3. Faktor Fisik

Pekerjaan Hubungan antara manusia dengan mesin dan peralatannya serta lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik karena interaksi antara hal tersebut membentuk sistem kerja yang tidak sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Disuatu pabrik besar yang produksinya yang bersifat massa, jumlah mesin yang banyak dan seringkali sejenis atau terlampau bermacam jenis, dapat menimbulkan suatu ketegangan (stress) pada pegawai. Pembagian tugas yang sempit atau spesialisasi yang ketat menyebabkan pekerjaan bersifat terlampau berulang-ulang, kadang-kadang dengan siklus yang singkat, sangat rutin dan menjemukan. Begitu juga mesin yang berjalan cepat dan memerlukan pengawasan yang ketat. Pegawai akan merasa bahwa dirinya diawasi oleh mesin yang dapat memberi kesan merendahkan produksi, menghilangkan rasa berjasa dan menyebabkan kurangnya rasa tanggung jawab. Kurangnya rasa tanggung jawab akibat tidak pernah melihat hasil, akhirnya dapat terjadi. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan agar pada akhirnya dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Selain itu perlu diperhatikan pula keadaan faktor fisik lain seperti kemampuan kerja pegawai, pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap hasil kerja, perancangan mesin dan peralatan agar sesuai dengan pemakaian, dan cara menangani atau memakainya.

4. Faktor Perubahan

Semua yang termasuk ke dalam faktor diri, sosial keorganisasian dan fisik pekerjaan secara bersama-sama berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempengaruhi keberhasilan kerja. Tugas pimpinan adalah mengusahakan perpaduan faktor tersebut dengan baik sehingga secara keseluruhan menghasilkan sistem kerja yang efisien. Teknik tata cara kerja ditunjukkan untuk mendapat rancangan sistem kerja yang terbaik, dan dalam rangka ini salah satu hal yang penting adalah bahwa kegiatan mendapatkan rancangan terbaik dan merupakan kegiatan yang dinamis. Ini menunjukkan adanya perubahan yang terus menerus sesuai dengan perbaikan rancangan yang dinilai lebih menguntungkan. Hal yang sering merupakan penghambat terlaksananya perubahan (perbaikan) ini adalah ketidaksediaan pegawai menerimanya. Memang hal ini harus disadari karena hampir setiap usaha merubah merupakan sesuatu yang wajar. Tantangan ini tidak terbatas pada hal-hal yang dirasakan memberatkan saja, tetapi terdapat hal yang secara obyektif yang menguntungkan pun sering dihadapi oleh pegawai.

Penulis, dosen teknik elektro PNB dan dosen teknik industri UNMAR




No comments: