Wednesday, July 09, 2008

Local Genius Bali

Lestari dan Kembangkan Local Genius Bali melalui Pemanfaatan IPTEK dan Sistem Informasi 
I Gede Suputra Widharma, ST, MT 

Dengan bergulirnya globalisasi dan menuju era informasi yang mengedepankan nilai-nilai universal telah merubah cara pandang sebagian masyarakatnya yang ingin menghendaki adanya perubahan terhadap Bali yang selama ini tetap konsisten menjunjung nilai-nilai luhur Bali yang tri hita karana yang merupakan local genius trendmark Bali. Cara pandang sebagian orang ini jelas tidak sepenuhnya benar mengingat beberapa kendala yang masih dihadapi Bali ke depan, seperti masih rendahnya tingkat pendidikan, masih kuatnya pengaruh pimpinan informal di dalam kehidupan bermasyarakat, serta kuatnya hukum adat yang berlaku. Dalam era globalisasi yang ditandai dahsyatnya pengaruh nilai, gaya dan budaya asing ke Bali tidak dapat dibendung lagi. Pengaruh asing tersebut baik yang bersifat positif maupun negatif sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pola pikir dan sikap yang akan berpengaruh terhadap jati diri Bali yang socioreligius. Oleh sebab itu, diperlukan usaha pemecahan permasalahan kemasyarakatan yang dapat merintangi dan mengganggu gerak maju masyarakat Bali. Hal ini membutuhkan kepedulian semua dalam upaya menangkal setiap ekses globalisasi yang dapat mempengaruhi integritas dan jati diri kita dengan selalu melestarikan dan mengembangkan local genius yang kita miliki. Derasnya arus informasi dan globalisasi yang melanda kehidupan manusia sebagai akibat perkembangan Iptek pada dewasa ini, mengakibatkan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapai. 

Di era globalisasi kehidupan masyarakat menjadi lebih trasparan dan lebih terbuka terhadap pengaruh luar akibat kemajuan di bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi mengakibatkan persaingan diberbagai bidang kehidupan semakin kuat, sehingga menumbuhkan kecepatan dalam menerima, menyerap, menganalisa serta mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Akibat perkembangan Iptek dan globalisasi tersebut tentunya menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan berdaya saing tinggi. Berbagai isu sosial budaya dan sosial politik dikedepankan untuk meraih kepentingan sosial ekonomi di mana kekuatan ekonomi juga dipakai untuk mamayungi manuver-manuver politik sehingga terjadi pemaksaan kehendak yang telah mengusik kesucian Pura yang sejak dulu merupakan panyengker yang membuat Bali indah untuk didiami. Globalisasi ini telah mengakibatkan perubahan pada masyarakat Bali yang menjadi transparan, terbuka, dan sulit dibedakan mana yang dikategorikan masalah ekonomi, sosial budaya, hingga mencampuri bishama. Seperti apa yang kita lihat sejak dahulu di Bali dalam kehidupan bermasyarakatnya, dengan budaya dan Agama Hindu sebagai dasar kehidupan yang lebih dikenal dengan local genius. Di mana dalam local genius atau kearifan local seperti menyama braya, seguluk segilik selulung sebayan taka, paras paros yang artinya bersatu padu dalam suka dan duka dalam menghadapi marabahaya, senasib sepenanggungan ini harus ditanamkan dalam sanubari setiap masyarakat (krama) Bali khususnya dan pendatang umumnya yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat Bali. Sebetulnya local genius ini sangat ampuh sekali apabila seluruh masyarakat memiliki kesadaran betapa pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam local genius tersebut dan dapat diimplimentasikan di dalam kehidupan sehari-hari serta protektif terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang akan dihadapi ke depan nanti. 

Pemanfaatan IPTEK dan sistem informasi yang terus maju digunakan seluas-luasnya untuk menyatukan visi misi/gerak langkah masyarakat Bali dalam menjalin komunikasi sesama dan menjaga rasa sehati, senasib, sepenanggungan, untuk menyelamatkan Bali dari hal-hal yang merugikan. Informasi yang baik antara Parisadha dengan umatnya, pemimpin dengan warganya, melalui pemanfaatan teknologi akan dapat membatasi, menghambat, mengurangi sampai dengan meniadakan penyebab timbulnya kekerasan, gejolak dan konflik social yang mengarah pada timbulnya gangguan keamanan dan keutuhan sosial yang jelas sekali merugikan image Bali yang memiliki banyak kearifan lokal yang dikagumi dunia internasional. Diupayakan agar semua pihak dapat berpikir dengan jernih, rasional, hati yang sabar, dan dapat menuju ke jalan kebaikan demi keutuhan bersama serta juga untuk memanfaatkan nilai-nilai budaya dan simpul-simpul kegiatan kemasyarakatan dalam hal ini desa pekraman sebagai wadah paling dasar menjaga keajegan Bali yang bersendikan pada local genius yang telah ada selama ini. 

Penulis, dosen Sistem Informasi JTE Politeknik Negeri Bali, warga Banjar Serongga Kelod, Gianyar 





No comments: