Wednesday, July 09, 2008

Simakrama Bali

Simakrama Kandidat Ke Desa Pekraman 
MENGETAHUI KONDISI RIIL MASYARAKAT BALI 
I Gede Suputra Widharma, ST, MT 

Selama ini Gubernur Bali selalu memberikan bantuan kepada Desa Pekraman yang nilainya terus mengalami peningkatan. Bantuan semacam ini rutin dilaksanakan oleh Gubernur Bali sebagai perangsang kepada Desa Pakraman di Bali untuk pelaksanaan pembangunan. Bahkan bantuan untuk tahun ini yang berkisar pada nilai 50 juta rupiah meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 40 juta rupiah. Bantuan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bali tentang penetapan Desa Pakraman, Subak dan Subak Abian penerima bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Bali. Jadi bukan sesuatu yang baru bila Gubernur Bali memberikan bantuan yang jumlahnya terus meningkat bagi Desa Pekraman. Demikian pula dengan para kandidat, walaupun tidak berjanji untuk meningkatkan bantua pada Desa Pekraman, namun saat nanti menjadi Gubernur Bali pasti tetap akan memberikan bantuan bagi Desa Pekraman yang nilainya tentu akan lebih besar sesuai dengan peningkatan pendapatan daerah yang juga berasal dari sepak terjang Desa Pekraman dalam memajukan wilayahnya. 

Hubungan kekerabatan masyarakat Bali terbentuk dalam Desa adat dan desa dinas yang kemudian telah diperdakan berubah menjadi Desa Pekraman. Desa pekraman merupakan satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat dalam ikatan Kahyangan Tiga secara turun temurun. Desa Pekraman merupakan perkumpulan warga desa bercirikan sosio-religius dan komunal yang didasari dengan tata cara krama menjalankan adat istiadat dan agamanya. Desa adat merupakan benteng dalam mempertahankan adat dan budaya Bali, untuk itulah Desa Pekraman perlu mendapatkan bantuan. Bantuan yang diberikan hanya sekedar sebagai perangsang, bukan program yang direncanakan oleh Desa Pekraman. Oeh karena itu bantuan ini diharapkan untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya seperti perbaikan pura, ataupun dipergunakan pelatihan pesraman dan lain sebagainya. Bantuan yang diberikan kepada Desa Pakraman, sesuai dengan keinginan krama adat dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Oleh karena itu diharapkan kepada para Bendesa supaya dapat mempergunakan bantuan tersebut sebaik-baiknya, dan sebelum dipergunakan agar dimusyawarahkan terlebih dahulu untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Hal itulah merupakan inti dari bantuan Gubernur kepada Desa Pekraman. 

Hal ini juga berhubungan dengan tiga hal yang menyebabkan kesejahteraan pada masyarakat yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan Desa Pekraman, yaitu Tri Hita Karana, yaitu Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan. Bantuan yang diperoleh Desa Pekraman memang seharusnta untuk ketiga hal ini, yaitu untuk semakin meningkatkan rasa Sraddha dan Bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi melalui pemeliharaan Pura, Upacara dan Karya Adat lainnya, juga untuk menciptakan lingkungan hidup yang asri, bersih, dan berbudaya, serta membentuk kondisi kehidupan yang aman, tertib, dan damai. Sehingga dari semua itu akan menimbulkan rasa bahagia dalam berkarya dan berkreasi bagi masyarakat Desa Pekraman khususnya, serta juga bagi tamu-tamu baik,yang domestik maupun internasional yang mengunjungi Desa Pekramannya. Bila semua kondisi tersebut telah menjadi kenyataan, maka diharapkan masyarakat di Desa Pekraman khusunya dan Bali umumnya akan maju dan sejahtera. Melalui simakrama dari para kandidat Gubernur Bali yang membawa Visi dan Misi mereka ke Desa Pekraman, yang disisipi acara pemberian bantuan langsung serta janji peningkatan bantuan bila kelak menjadi Gubernur, merupakan salah satu jalan bagi para kandidat untuk melihat dan merasakan secara langsung kondisi riil masyarakat paling bawah di Propinsi ini, dalam hal ini Desa pekraman yang merupakan benteng bagi ajegnya Bali. Kegiatan ini juga merupakan ajang atau kesempatan bagi masyarakat yang selama ini hanya melihat kandidat lewat media elektronika atau media cetak dapat bertemu langsung dengan para kandidat. 

Melihat dari dekat sikap dan mendengar tutur katanya yang merupakan citra pertama yang ditangkap mereka. Kemudian menyampaikan permasalahan dan harapan mereka kepada para kandidat untuk menjadi program Pemerintah Propinsi Bali untuk masa bakti lima tahun ke depan, dalam rangka mensejahterakan masyarakat Bali, bila kelak terpilih menjadi Pemimpin Bali. 

Penulis, dosen Sistem Informasi JTE Politeknik Negeri Bali, UTI dan STITNA, warga Banjar Serongga Kelod Gianyar



No comments: